Kematian Akibat Rokok Melonjak Pada 2020

nurcahyo

New member
Kematian Akibat Rokok Melonjak Pada 2020
Lihat Gambar

KapanLagi.com - Angka kematian akibat rokok di dunia diperkirakan akan berlipat ganda pada tahun 2020 namun para ilmuwan Jumat (17/02) mengatakan angka sesungguhnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi.

Proyeksi keadaan tersebut kemungkinan terlalu rendah karena menurut survei internasional dari remaja dengan kisaran umur 13-15 tahun ditemukan kenaikan yang tak terduga dikalangan remaja wanita, meningkatnya jumlah perokok dengan sendirinya meningkatkan jumlah perokok pasif dan meningkatnya jumlah penguna produk tembakau lainnya.

"Kaitan dampak penggunaan tembakau didunia dapat lebih jauh lebih besar dari yang diperkirakan," kata Dr.Charles Warren dari Pusat penanggulangan dan pencegahan Penyakit 9CDC) di Atlanta, Georgia.

"Kecuali kita melakukan sesuatu maka hal itu akan membawa kita kepada angka kematian yang jauh lebih tinggi," kata Dr.Warren kepada pers.

Penelitian akan penggunaan tembakau dikalangan remaja (Global Youth Tobacco Survey - GYTS) dari 131 negara dengan jumlah sekitar 750 ribu termasuk yang berada di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang dilakukan oleh Warren dan timnya memperlihatkan sebanyak 9% murid-murid usia remaja merokok dan 11% menggunakan produk lain tembakau antara lain, permen kunyah tembakau, cerutu dan menghisap tembakau lewat pipa.

Mengecilnya perbedaan

Hasil survei tersebut juga memperlihatkan mengecilnya perbedaan angka perokok wanita dan pria. Menurut penelitian sebelumnya jumlah perokok pria empat kali lipat dari jumlah perokok wanita.

Namun hasil perolehan jajak pendapat GYTS perbedaan tersebut memperlihatkan selisih diantara keduanya hanyalah jumlah perokok pria lebih besar 2,3 kali lebih besar dibeberapa negara bahkan tidak ada perbedaan diantara keduanya antara perokok remaja putra dengan yang putri.

"Angka yang tinggi dikalangan remaja putri adalah berita yang paling buruk yang kita peroleh. Hal itu menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan yang besar yang sangat berbeda dibandingkan dengan wanita usia dewasa," kata Warren.

Lebih dari 40% siswa yang ditanya mengatakan mereka menjadi perokok pasif di rumah dan 50% mengalaminya di tempat-tempat umum demikian laporan penelitian jurnal kedokteran Lancet.

Merokok adalah penyebab kematian yang paling besar jumlahnya namun sebenarnya dapat dicegah. Kebiasaan merokok meningkatkan risiko terkena penyakit jantung yang menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan pernafasan, paru-paru dan berbagai jenis kanker.

Warren mengatakan temuannya harus disertakan dalam proyeksi terhadap kematian akibat merokok. Ia juga menghimbau agar dilakukan upaya yang lebih bahkan dua kali lipat untuk mencegah para remaja putri memiliki kebiasaan merokok.

Dalam penelitian yang terpisah para peneliti dari University of Minnesota School of Public Health di Minneapolis yang memuat karyanya di jurnal Lancet mengingatkan India bahwa negara itu dapat menghadapi lonjakan perokok dikalangan usia anak-anak.

Setelah melakukan survei terhadap 11.642 murid-murid di 32 sekolah di India para ilmuwan tersebut menemukan murid-murid kelas enam, dua hingga empat kali lipat jumlahnya menggunakan tembakau dibandingkan kakak-kakak mereka yang kelas dua SMP.

"Hasil temuannya anak-anak kelas enam secara signifikan menggunakan lebih banyak tembakau dibandingkan dengan muri-murid kelas dua SMP menunjukkan adanya gelombang baru pengguna tembakau di kalangan urban India yang harus di segera ditangani dengan segera." (*/rit)
 
Back
Top