Kemujuran dalam hidup manusia

Mrs_Sumart1

New member
Jikalau mereka mendengar dan takluk, maka mereka hidup mujur sampai akhir hari-hari mereka dan senang sampai akhir tahun-tahun mereka. Tetapi jikalau mereka tidak mendengar, maka mereka akan mati oleh lembing, dan binasa dalam kebebalan. (Ayub 36:11-12) Hidup mujur atau hidup dalam keberuntungan adalah dambaan setiap manusia, yang kadang bersifat kebetulan atau bagi orang percaya adalah sesuai dengan rencana Tuhan.

Hal kemujuran ini, kita bisa baca dalam kisah kehidupan Musa, yang mujur ditemukan dan diangkat anak oleh Putri Firaun, sehingga Musa dapat memperoleh fasilitas pendidikan yang terbaik sebagai keluarga kerajaan.Namun kalau direnungkan lebih jauh, bahwa ini semua terjadi karena campur tangan Tuhan yang mempunyai rencana kepada Musa untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, menuju tanah perjanjian.

Akan tetapi Musa juga mengalami ketidakmujuran karena tidak menghormati kekudusan Tuhan di tengah ?tengah orang Israel.(Ul. 32: 51b). Sehingga Musa tidak diperkenankan Tuhan untuk masuk ke tanah perjanjian, selain hanya diperbolehkan memandang dari atas gunung Nebo. Musa mendengar perintah Tuhan, namun tidak takluk atau tidak taat oleh karena jengkel kepada bangsa Israel yang bersungut-sungut.

Ketidaktaatan dan ketidak percayaan merupakan sumber ketidak mujuran dalam hidup seseorang.Akibatnya adalah tidak sampai di tempat perhentian Tuhan atau tanah perjanjian.Kisah perjalanan bangsa Israel ini, menjadi pelajaran yang baik bagi umat Allah. Mereka telah keluar dari Mesir, namun masih ada perjalanan untuk menguji ketaatan, agar dapat sampai di tanah perjanjian.

Yang dapat masuk ke tanah perjanjian , diantara bangsa Israel, hanyalah Yosua dan Kaleb, dimana mereka tetap taat dan percaya kepada Tuhan sampai saat akhir perjalanan bangsa Israel.Demikian juga kita umat Tuhan agar tetap taat dan percaya kepada Firman Tuhan, agar kita dapat masuk ke tempat perhentian Tuhan. Kita sudah dibebaskan Tuhan dari hukum dosa , namun untuk masuk ke dalam perhentian Tuhan, masih perlu menunjukkan kepada Tuhan , tentang ketaatan dan kepercayan pada firman-Nya. Hanya yang setia sampai akhir, itulah yang berhak masuk ke dalam kerajaan Allah.

Banyak hal yang harus dilakukan untuk menunjukkan ketaatan kepada Tuhan, misalnya : jangan menjadi penyembah-penyembah berhala, jangan melakukan percabulan, jangan mencobai Tuhan, jangan bersungut-sungut (1Kor.10:7-10). Kita harus selalu mengucap syukur dalam segala hal, apakah senang atau tidak senang, enak atau tidak enak, tetap setia pada Tuhan, karena rencana Tuhan indah bagi kita yaitu rencana keselamatan.

Dalam Mazmur 103: 7 dikatakan bahwa Tuhan telah memperkenalkan jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel, namun masih tidak takluk dan tidak percaya pada pemeliharaan Tuhan dalam hidup mereka, sehingga mereka binasa dalam perjalanan dan tidak sampai di tanah perjanjian yaitu tanah Kanaan.

Bila kita renungkan lebih jauh tentang peran Musa dalam memimpin bangsa Israel, tidak lebih sebagai perantara, antara Tuhan dan orang Israel. Menyampaikan firman Allah dan memberi nasehat-nasehat, namun tidak memberi perintah atau teguran kepada bangsa Israel, sehingga akibatnya menjadi manja dan kurang ajar.

Lain halnya kepemimpinan Yosua pada bangsa Israel, dimana ia menegur dan memerintah, mengajar dan mendidik. Hal ini jelas ditulis dalam Amsal 27: 5, dikatakan lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. Oleh sebab itu menjadi pelajaran bagi hamba Tuhan, untuk tidak segan menegur dan memerintah bila ada bisikan Roh kudus untuk disampaikan kepada seseorang yang perlu dituntun ke jalan Tuhan.

Kalau kita menurut dan mau mendengar, kita tidak melawan dan memberontak kepada firman Tuhan, maka kita akan hidup penuh kemujuran. Berkat Tuhan berlimpah-limpah dan jalan kita berkenan kepada Tuhan, kita penuh berkemenangan. Amin.
 
Back
Top