Kisah Pemuda Palestina Memaafkan Tentara Israel Yg Membunuh Kakaknya

alanlejac

New member
Salam Dalam kasih Tuhan Yesus...

Harapan saya semoga posting ini bermanfaat bagi kita semua dalam membangun perjalanan iman kita masing-masing..

Saya sangat meyakini bahwa setiap orang sebagai bagian dari umat manusia yang universal selalu merindukan perjumpaan dan pengalaman pribadi dengan YANG MAHA KUASA yang menyentuh sisi terdalam dari relung hatinya yang dapat memberikan suatu kesadaran baru yang mengubahkan atau membebaskan dirinya atas apa yang mengganggunya dam membuatnya tidak bahagia....

Banyak saya lihat baik dalam buku-buku atau majalah yang beredar mengenai perjumpaan seorang yang beragama Kristen, Katholik, Budha, Hindu atau Atheis dengan suatu pengalaman religius dan spiritual dari keyakinan Iman umat Muslim, yang membawanya dalam suatu kesadaran yang baru yang membawa rasa kedamaian, ketenangan dan kebahagian, dibandingkan dengan apa yang mereka yakini sebelumnya, sehingga dengan sukarela dan tanpa paksaan mereka meninggalkan keyakinan sebelumnya dan memilih untuk menjadi mualaf dan memeluk agama Islam..

Demikian juga saya melihat ada fenomena yang sama bagi mereka yang meninggalkan agamanya yang lama ketika mereka sebagai individu-individu mengalami perjumpaan Pribadi dengan Tuhan Yesus, yang bisa merubah mereka secara drastis, yang dahulu seorang pembenci menjadi seorang yang mengasihi, yang dahulu seorang yang sering memukuli istri dan anak-anaknya sekarang berbalik mengasihi...

Ini adalah fenomena yang biasa.. tetapi sayangnya setiap kelompok masing-masing agama melihat hal ini sebagai "kemenangan" dari agamanya atas agama yang lain atau untuk menunjukkan bahwa agamanya lebih "benar" dari yang lain dengan menyatakan lho lihat saja tuh si A yang dulunya begitu anti toh akhirnya menemukan kebenaran yang sejati dari ajaran agama saya.....
Sikap ini menunjukkan suatu sikap mentalitas "rendah diri dan kurang percaya diri" atas apa yang mereka yakini...

Saya pribadi selaku orang Kristen sering merasa sedih dan tidak bersimpati dengan berbagai macam kesaksian tentang seorang yang berpindah ke agama kristen dari agama sebelumnya, entah dari agama budha , hindu atau Islam ! Buat saya itu seperti menyaksikan panggung drama, film atau sinetron, dengan bintangnya mereka yang bersaksi, sutradara sang pendeta, produsernya gereja atau persekutuan doa, dan jemaat sebagai para penonton, sementara Tuhan hanya menjadi pemeran pembantu atau figuran... Bukan Tuhan yang dimulikan tetapi orang yang membawa kesaksian yang dimuliakan, bukan Tuhan yang ditinggikan tetapi pendeta atau mereka yang mengkristenkannya atau yang membimbingnya yang ditinggikan. bukan Alkitab yang dojormati tetapi "jalan atau kisah" pertobatan yang dihormati..,sementara nama Tuhan hanya disebut untuk menjadi pelengkap dengan mendukung skenario yang ada..sungguh ironis ... terutama buat gereja dan orang-orang kristen... [ Masihkah kita ingat dengan berita heboh beberapa tahun lau tentang bagaimana "Ki Gendeng Pamungkas " Bertobat.. tetapi look now what Ki Gendeng lakukan... still dukun toh ... ]

Bagi saya kalau dalam dunia politik ada istilah panggung politik, dalam agama inilah yang saya sebut sebagai " panggung agama "...

Seorang teman saya, seorang Kristen yang dengan jabatan sebagai IT Manager dari bank yang dibekukan pada waktu krisis ekonomi 1998, di phk dengan pesangon yang besar, menghabiskan pesangon dengan judi bola, ditinggal cerai oleh istrinya yang sudah lelah dengan kelakuannya yang juga suka "main" perempuan dan menikah dengan pria lain, sementara yang kasihan adalah 3 orang anak mereka yang beranjak dewasa..
Dalam kesendirian dan kepahitan teman saya itu menemukan kedamaian dalam ajaran agama Islam dari wanita yang sekarang menjadi istrinya yang bisa menerima apa adanya. Dengan kondisi yang ada dengan sadar dia mengucapkan kalimat syahadat dan menjadi seorang mualaf, sampai disunat segala...
Ketika dia telah menjadi seorang muslim yang taat, datang berbagai ajakan dari berbagai organisasi yang memintanya " bersaksi" ( maaf saya tidak tahu kalau dalam agama Islam bersaksi yang saya kenal dalam kekristenan disebut apa ) , dia menolak dan mengatakan bahwa, " Perjalanan Iman seseorang bukan untuk dipertontonkan, tetapi untuk dihayati.. kalau mereka ingin mengetahui bagaimana saya bisa menemukan iman saya dalam Islam, lebih baik mereka datang secara pribadi ke rumah saya... "

Sebaliknya saya terkaget-kaget dengan salah serang teman sma saya ketika saya menghadiri kebaktian di suatu gereja, ternyata dia sedang berkhotbah ! saya amati warta gereja dan membacanya berkali-kali takut salah, memang benar namanya, dan saya tahu waktu di sma dulu dia sering kali mendebat kami atas berbagai iman kepercayaan kristen dari sisi Alquran yang di percayainya, karena dia adalah seorang Muslim yang fanatik, bahkan saat natal pun dia enggan memberikan selamat kepada saya sambil berkata, sori lan karena gua takut pahala gua berkurang " karena saya dia sama-sama sekolah di sma negeri di jakarta barat..

Diatas mimbar gereja, saya tidak mendengar satu kalimat atau kata yang menyerang agama yang dahulu diyakininya, berbeda dengan beberapa pendeta yang sering saya dengar yang saya tahu dahulu mereka seorang muslim, atau film youtube tentang seorang anggota FPI Surabaya yang bertobat [ yang mana juga fenomena yang sama terjadi dari mereka yang dahulu pendeta, doktor teologi atau biarawati yang kemudian memeluk islam baik melalui youtube atau buku-buku atau media lain terutama internet ] yang lebih sering merendahkan apa yang mereka percayai dulu...

Ketika setelah selesai kebaktian saya berusaha bertemu dengannya, sampai membuat istri saya bete karena memang cukup lami kami menunggunya sampai teman saya selesai menyalami semua jemaat dan berdoa dengan para majelis di ruang konsistori gereja...
ketika telah bertemu dan dia agak kaget karena sudah lama tidak bertemu dengan saya dah sudah tidak mengenali saya karena kondisi tubuh saya yang sudah sangat gemuk...kemudian kami meyempatkan diri untuk makan siang bersama, karena dia juga disertai dengan istrinya, dalam makan siang ini saya mengetahui bagaimana perjalanan imannya sampai kenal dengan Tuhan Yesus karena sikap kekritisannya dan ditantang oleh ibunya yang telah terlebih dahulu mengenal Tuhan Yesus...

Ketika saya tanya kepada teman saya apa dia pernah bersaksi atau diminta bersaksi untuk menceritakan perubahan imannya, lagi-lagi dia berkata yang sama dengan teman saya yang IT manager, " menolak tegas setiap keinginan untuk mengeksploitasi perubahan imannya, karena pengaruh yang ditimbulkan dari kesaksian yang seperti itu hanya memberikan kepuasaan emosi sesaat kepada yang mendengarkannya, walaupun kelihatannya baik untuk saling menguatkan. Kalau untuk menguatkan saya lebih suka kita bertemu face to face secara pribadi... "

Buat saya teman saya yang IT manager yang menjadi mualaf adalah seorang " muslim sejati " dan teman sma saya yang dahulu muslim kemudian menjadi pendeta adalah seorang "kristen sejati " Baik Teman saya yang IT Manager atau teman sma saya sama-sama memiliki pendapat dan sikap yang juga saya pegang bahwa setiap orang memiliki pengalaman iman yang berbeda-beda dalam perjumpaan pribadinya dengan Tuhan...dan pengalaman pribadi itu tidak bisa digeneralisir sama kepada orang lain atau sekelompok orang...
bagi kami bertiga, apapun itu entah kesaksian dalam Kekristenan atau apapun namanya dalam agama Islam yang "mempertontonkan" suatu pengalaman iman tidak lebih dari drama pertunjukkan untuk mengaduk-aduk emosi penonton dalam hal ini jemaat atau "jamaah"....dari agama tertentu...

Oleh karena itu dalam lampiran postingan ini, saya berusaha untuk menampilkan orang-orang yang tidak terkenal, yang mana dalam perjumpaan mereka dengan Tuhan Yesus.. tidak ada kata-kata atau pernyataan yang merendahkan agama yang sebelumnya mereka percaya. yang ingin saya tampilkan adalah "PENGALAMAN IMAN" seperti yang dialami oleh Musa seorang Pemuda Palestina yang sangat membenci tentara dan Pemerintah Israel selain karena memang mengaggap Israel sebagai penjajah Palestina, terlebih lagi atas kenyataan bahwa peluru nyasar tentara israel telah menewaskan kakaknya, sementara kakaknya tidak pernah terlibat dengan kegiatan aksi "intifada".. Dalam kesaksian Muusa ini kita melihat bagaimana Tuhan Yesus bisa memberikan jalan untuk mengampuni musuh-musuhnya, tanpa menyinggung atau menjelek-jelekkan agama Islam yang dianutnya dalam masalah ini, kecuali sikap nasionalismenya sebagai seorang palestina yang merasa jijik besentuhan dengan orang yahudi sebelum dia diubahkan oleh Tuhan Yesus...

Semoga apa yang saya tulis yang merupakan pendapat pribadi dan juga lampiran ini bisa bermanfaat bagi kita semua dalam menggali pengalaman iman masing-masing...Dan terakhir saya minta maaf kalau ada kata-kata saya yang menyinggung perasaan saudara dan teman sekalian...

Semoga Tuhan Yesus memberkati...

Thanks & GBU...
 

Attachments

  • To The Jew First.pdf
    68.6 KB · Views: 421
Last edited:
Re: Kisah Pemuda Palestina Memaafkan Tentara Israel Yg Membunuh Kakakn

GAJEBO..Gak Jels Boo......ngelantur deh....
 
Re: Kisah Pemuda Palestina Memaafkan Tentara Israel Yg Membunuh Kakakn

Salam Dalam kasih Tuhan Yesus...
Saya pribadi selaku orang Kristen sering merasa sedih dan tidak bersimpati dengan berbagai macam kesaksian tentang seorang yang berpindah ke agama kristen dari agama sebelumnya, entah dari agama budha , hindu atau Islam ! Buat saya itu seperti menyaksikan panggung drama, film atau sinetron, dengan bintangnya mereka yang bersaksi, sutradara sang pendeta, produsernya gereja atau persekutuan doa, dan jemaat sebagai para penonton, sementara Tuhan hanya menjadi pemeran pembantu atau figuran... Bukan Tuhan yang dimulikan tetapi orang yang membawa kesaksian yang dimuliakan, bukan Tuhan yang ditinggikan tetapi pendeta atau mereka yang mengkristenkannya atau yang membimbingnya yang ditinggikan. bukan Alkitab yang dojormati tetapi "jalan atau kisah" pertobatan yang dihormati..,sementara nama Tuhan hanya disebut untuk menjadi pelengkap dengan mendukung skenario yang ada..sungguh ironis ... terutama buat gereja dan orang-orang kristen... [ Masihkah kita ingat dengan berita heboh beberapa tahun lau tentang bagaimana "Ki Gendeng Pamungkas " Bertobat.. tetapi look now what Ki Gendeng lakukan... still dukun toh ... ]

.

wah setuju bgt bro...
 
Bls: Kisah Pemuda Palestina Memaafkan Tentara Israel Yg Membunuh Kakaknya

Ketika saya tanya kepada teman saya apa dia pernah bersaksi atau diminta bersaksi untuk menceritakan perubahan imannya, lagi-lagi dia berkata yang sama dengan teman saya yang IT manager, " menolak tegas setiap keinginan untuk mengeksploitasi perubahan imannya, karena pengaruh yang ditimbulkan dari kesaksian yang seperti itu hanya memberikan kepuasaan emosi sesaat kepada yang mendengarkannya, walaupun kelihatannya baik untuk saling menguatkan. Kalau untuk menguatkan saya lebih suka kita bertemu face to face secara pribadi... "

-----------------------------------------------------------------

seppp Lahh
 
Back
Top