Kondisi Kesehatan Bisa Dilihat dari Durasi dan Aroma Kentut

spirit

Mod
945b7c92-b802-466e-a475-74ff1faafe58_169.jpeg

Kentut, terlepas dari aromanya kurang sedap, menjadi penanda kondisi kesehatan terkini. Bagi pasien usai operasi, kentut menjadi penanda sistem tubuh yang telah kembali seperti semula.

Buang angin atau kentut yang punya nama keren flatus terjadi 5-15 kali setiap hari. Sebagai bagian dari proses metabolisme tubuh, kentut bersifat khas pada tiap orang.

"Idealnya, kentut terjadi sebanyak 14 kali dalam sehari pada orang sehat. Tiap orang sebetulnya bisa mewaspadai kondisi kesehatannya dari kentut, bisa dari durasi atau aromanya," kata dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, konsultan saluran cerna RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), pada detikHealth, Sabtu (08/12/2018).

Menurut dr Ari, kentut yang tidak seperti biasanya menunjukkan adanya perubahan dalam pola makan. Asupan pangan yang kurang serat, vitamin, dan mineral berisiko menyebabkan orang tak bisa kentut hingga terasa kembung. Pola makan minim nutrisi juga bisa menyebabkan terlalu banyak kentut, akibat ketidakmampuan sistem pencernaan mengolah asupan. Akibatnya asupan diolah bakteri dalam usus besar yang mengeluarkan gas.

Terkait aroma kentut, dr Ari menyarankan segera waspada bila orang di sekitar mulai terganggu. Semakin busuk aroma kentut, makin besar kemungkinan adanya gangguan dalam sistem pencernaan. Kentut yang tersusun atas 59 persen nitrogen, 21 persen hidrogen, 9 persen karbon dioksida, 7 persen metana, dan 4 persen oksigen seharusnya tidak berbau. Aroma khas pada kentut berasal dari bakteri yang menghasilkan metana atau hidrogen sulfida, dan makanan yang tinggi serat atau mengandung sulfur.

Untuk suara, sebetulnya tidak terkait langsung dengan kesehatan. Menurut dr Ari, suara kentut sebetulnya bisa dikendalikan setiap orang. Suara kentut berasal dari getaran rektum atau anus. Kemampuan mengendalikan otot sfingter yang mengelilingi kanal anus bisa meredam getaran, yang menghasilkan suara tidak terlalu besar. Hal sebaliknya terjadi pada yang tidak mampu mengendalikan otot sfingter.



sumber
 
Back
Top