kakzepe
New member
Hii..... Saya adalah pencipta lagu anak-anak, dan pemilik dari blog yang berisi kumpulan lagu pendidikan anak-anak (berbahasa Inggris dan Indonesia) yang edukatif, inspiratif, dan motivatif, sehingga tidak hanya bermanfaat bagi anak-anak saja, melainkan juga semua pendidik anak bangsa (teaching and educating), termasuk orang tua (parenting). Juga Menyediakan artikel2 bertemakan pengajaran untuk siswa (education) dan anak (parenting). Yang pasti segala hal yang berhubungan dengan anak-amak!
Sebelum membaca, mari kita dengarkan dulu lagu2 anak ciptaan saya:
1. big big big
2. Aku bisa baca
3. Selamat Malam
A. Apakah lagu anak itu?
Saat saya sedang berjalan-jalan di sebuah komplek perumahan, saya mendengar ada sekelompok anak sedang asyik menyanyikan lagu sebuah kelompok grup band.
“o o… Kamu ketahuan, pacaran lagi. Dengan dirinya, teman baikku…. .” Saya terkejut mendengarnya, dan sejenak saya berpikir apakah mereka tahu bahwa lagu tersebut menceritakan tentang perselingkuhan. Saya bisa melihat ekspresi wajah mereka yang terlihat sangat gembira saat menyanyikan lagu tersebut. Saya tidak tahu, faktor apakah yang membuat anak-anak itu menyukai lagu tersebut. Lalu di dalam pikiran saya terlintas, “Mengapa anak-anak itu tidak menyanyikan lagu anak-anak, yang sesuai dengan usia mereka?” Lebih jauh lagi saya berpikir,”Adakah lagu anak-anak yang mereka gemari saat ini?”
Pikiran saya pun lalu tertuju pada lagu-lagu anak yang sering saya nyanyikan pada saat saya masih kecil. Dulu saya sering sekali menyanyikan lagu anak-anak, baik yang sering dinyanyikan di sekolah, seperti “Pelangi-pelangi” dan “Bintang Kecil” , maupun lagu anak-anak yang terbaru,misalnya “Semut-semut kecil” yang dibawakan oleh salah seorang penyanyi cilik,Enno Lerian. Saya tidak pernah mendengar ada penyanyi cilik dan lagu anak-anak yang nge-top pada zaman ini. Meski pun pada saat ini ada acara televisi yang menyuguhkan acara pencarian bakat penyanyi cilik, namun lagu-lagu yang dibawakan oleh anak-anak itu adalah lagu-lagu dewasa yang sudah nge-top. Tak ada lagi terdengar lagu anak-anak yang nge-top. Tidak seperti lagu-lagu dewasa yang terkenal datang silih berganti dan mengangkat nama penyanyi dan grup band yang menyanyikannya. Meski pun ada penyanyi cilik yang nge-top dengan lagu hits-nya, namun lagu yang dibawakan adalah lagu-lagu yang diperuntukkan bagi orang dewasa, misalnya Cinta Laura. Ada apa dengan lagu anak-anak?
B. Sejarah Lagu Anak
Mungkin anda masih teringat tentang lagu-lagu anak jaman dahulu, seperti “Bintang Kecil”, “Pelangi”, “Naik-naik Ke Puncak Gunung”, “Burung Kakak Tua”, dan lain-lain. Lagu anak-anak tersebut sangat sering kita nyanyikan pada saat kita masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Dan mungkin hingga saat ini, lagu-lagu tersebut masih sering di nyanyikan di sekolah-sekolah Taman Kanak-kanak dan yang setaraf dengan TK (Paud, Taman Bermain, dan lain-lain).
Padahal pada Era Tahun 1900an, banyak sekali beredar dan diluncurkan album lagu-lagu anak yang nge-top, dengan banyak sekali penyanyi cilik seperti Bondan Prakosa dengan albumnya “Lumba-lumba”, Enno Lerian dengan “Malas Bersih-bersih”, Trio Kwek-kwek dengan “Si Jago Mogok”, Laura Dacosta dengan “Anak Jalanan”, Kak Seto (Si Komo) dengan “Si Komo Lewat”, Joshua dengan “Diobok-obok”. Lagu-lagu tersebut sangat banyak dikenal dikalangan anak-anak TK dan SD, karena memang lagunya sangat bagus dan beberapa diantaranya (tidak semua) mengandung nilai pendidikan dan nilai moral. Dari sisi promosi pun, banyak perusahaan rekaman lagu anak-anak bersedia mengeluarkan biaya yang tidak kecil.
Lagu-lagu anak yang pernah muncul dikalangan anak-anak tersebut, memang sempat naik daun. Namun entah mengapa, pada tahun 2000an lagu-lagu anak seakan-anak lenyap dari peredaran dan lama kelamaan anak-anak cenderung lebih memilih lagu-lagu Pop Dewasa sebagai lagu favorit mereka. Anak-anak yang dulu dengan mudah hafal lagu-lagu anak, hingga saat ini lebih hafal lagu-lagu Pop Dewasa yang kebanyakan bertemakan “Cinta”.
Para pencipta lagu anak, yang pernah terkenal seperti Ibu Kasur, Papa T-Bob, dan lain-lain, seakan-akan menghilang dan tidak pernah muncul kembali. Selain itu, tidak ada lagi pencipta-pencipta lagu yang terkenal. Generasi penerus para pencipta lagu dan penyanyi cilik yang nge-top pun tidak ada lagi. Mungkin pada zaman ini, ada banyak pula muncul pencipta lagu-lagu anak, namun nama mereka tidak sebesar Ibu Kasur dan Papa T-Bob. Beberapa penyanyi cilik juga mulai bermunculan, namun eksistensi mereka kurang banyak mendapat tanggapan yang baik dari anak-anak. Soal selera terhadap lagu-lagu anak, anak-anak lebih cenderung memilih dan mengenal lagu anak dari luar negeri (berbahasa Inggris), seperti “Old Mac Donald” atau “Twinkle-twinkle Little Star”.
C. Kerancuan yang terjadi pada lagu-lagu anak pada Jaman Dahulu
Meski masih banyak diminati oleh anak-anak dan melegenda, namun tidak bisa dipungkiri bahwa lagu-lagu anak jaman dahulu beberapa lagu mengandung kesalahan-kesalahan yang mungkin tidak pernah kita sadari pada saat kita menyanyikan lagu-lagu anak tersebut. Beberapa lagu anak-anak jaman dahulu banyak menjadi bahan lawakan dan plesetan namun bernada mengkritisi.
1.”Balonku ada 5… rupa-rupa warnanya… merah, kuning, kelabu.. merah muda dan biru… meletus balon hijau, dorrrr!!!”
Di dalam lagu tersebut, ada warna merah, kuning, kelabu, merah muda, dan baru. Namun pada saat akhir lagu muncul warna baru, yaitu warna hijau. Dari mana muncul warna tersebut?
2. “Naik kereta api tut..tut..tut. . siapa hendak turut ke Bandung .. Surabaya .. bolehlah naik dengan naik percuma.. ayo kawanku lekas naik.. keretaku tak berhenti lama”
Di jaman sekarang, mana ada naik kereta yang gratis?? Yang ada juga penumpang gelap yang suka duduk di atap kereta api. Apalagi di jarak yang amat jauh. Ke Bandung (Jawa Barat) lalu ke Surabaya (Jawa Timur)/
3. “Bintang kecil di langit yg biru…”
Bintang muncul pada malam hari. Kenapa munculnya di langit yang biru?
Walaupun ini hanya sedikit kamuflase, namun apakah itu juga menjadi salah satu sebab lagu-lagu anak jaman dahulu menjadi kurang diminati pada zaman sekarang??
3. Kualitas dari lagu pendidikan anak-anak
Lagu anak adalah lagu yang pantas didengarkan dan dinyanyikan untuk anak-anak, dan selalin mengandung unsure hiburan, akan lebih baik jika mengandung unsur pendidikan juga.
Kualitas dari sebuah lagu anak-anak bisa dilihat dari segi:
1. Nada/bit :
Fun (menyenangkan dan lucu), tidak terlalu keras dan Bit yang terlalu cepat (seperti music rock, apalagi underground)
2. Lirik:
Mudah dipahami : Menggunakan kata-kata yang sederhana dan tidak terlalu panjang (Terutama lagu yang mengandung nilai pendidikan dan moral), boleh panjang asalkan mengandung sebuah cerita yang menarik dan mudah dipahami anak-anak, dan memiliki kata-kata yang berbobot .
3. Tema lagu:
_ Mengandung pesan moral yang berguna bagi anak-anak (kebaikan, persahabatan, kerajinan, dll), dan tidak mengandung hal-hal yang hanya diperuntukkan untuk orang-orang dewasa (cinta, selingkuh, pertengkaran).
_Mengandung nilai pendidikan (sarana mempermudah anak-anak untuk belajar tentang sebuah materi mata pelajaran tertentu (misalnya, lagu balonku: tentang warna).
4. Atraktif:
Bisa mengajak anak-anak untuk bergerak (menari, olah raga, bertepuk tangan dan menggerakkan bagian tubuh mereka).
5. “Dewasa” tapi tidak cengeng.
Dewasa: Mengajarkan hal-hal yang baik, yang biasa diberikan orang dewasa kepada anak-anak.
Tidak Cengeng: karena bisa membuat anak-anak kehilangan semangat di masa kecilnya dan melemahkan mental anak-anak. Karena dunia anak-anak adalah dunia yang seharusnya penuh keceriaan.
6. Tidak menimbulkan kerancuan saat diinterpretasi.
Seperti yang pernah terjadi pada lagu anak-anak jaman dahulu. Kadang mengandung kerancuan makna.
7. Disukai anak-anak (nada, lirik, gerakan, penyanyi, dll)
4. Dampak Negatif Lagu Dewasa bagi anak-anak
1. Anak-anak menjadi lebih cepat “dewasa”.
Bisa kita bayangkan apa yang ada didalam pikiran anak-anak, bila setiap hari mereka mendengarkan dan melihat lagu-lagu dewasa di TV. Setiap hari pula mereka akan menyanyikan lagu-lagu dewasa dan membeli kaset atau CD lagu-lagu dewasa yang bertemakan cinta-cintaan.
Suatu saat di dalam pikiran anak-anak pasti akan muncul pertanyaan, “Apakah itu cinta? Apa itu selingkuh?” Dan bila kurangnya perhatian dari orang tua, maka anak-anak akan lebih mudah mendapatkan informasi tersebut lewat internet, buku, majalah, dan media-media lain yang kurang mendidik.
2. Dampak negatif musik rock.
Bisa kita lihat di acara-acara yang menyuguhkan music “rock” yang keras dan cadas. Para penggemar music rock pasti akan menari seperti orang kesetanan. Mereka meluapkan emosi mereka dengan bernyanyi, berteriak, dan menggerakkan tubuh mereka secara tidak beraturan. Bisa kita bayangkan bila buah hati kita yang masih kecil menirukan gaya-gaya tersebut. Secara emosi, music rock juga tidak baik bila didengarkan oleh anak-anak. Karena music akan sangat mempengaruhi kejiawaan setiap orang yang mendengarkannya.
3. Mengikuti lifestyle para artis.
Pada jaman sekarang, banyak para artis yang tidak bisa menjadi panutan. Beberapa diantara para artis jatuh ke dalam pergaulan bebas, narkoba, perselingkuhan, dan lain-lain. Bila buah kita mengidolakan salah satu dari artis-artis tersebut, maka buah hati kita pun bisa ikut terbawa ke dalam kehidupan para artis tersebut. Selain itu, beberapa artis baik dalam dan luar negri yang masih berusia remaja namun berani berpakaian dan menari erotis.
5.Kencenderungan anak-anak Suka Lagu Dewasa
1. Lagu-lagu dewasa lebih menarik bagi anak-anak (pengaruh trend).
2. Semakin jarangnya acara-acara TV (terutama musik) yang diperuntukkan bagi anak-anak. Meskipun ada, banyak diantaranya yang menyuguhkan adegan-adegan dewasa.
3. Acara-acara musik anak (misalnya idola cilik) lebih sering menggunakan lagu-lagu dewasa (meskipun liriknya sudah disensor).
4. Acara-acara TV anak-anak (misalnya sinetron anak-anak), sering mengandung hal-hal yang bersifat dewasa (balas dendam, cinta, dll).
5. Anak-anak lebih menyukai life-style artis-artis dewasa.
6. Tidak adanya penyanyi cilik atau pencipta lagu yang menjadi idola.
7. Banyak anak-anak jaman sekarang dituntut untuk menjadi dewasa lebih cepat oleh orang tuanya.
Ditulis Oleh: Kak Zepe, Pencipta LAgu Anak
Sebelum membaca, mari kita dengarkan dulu lagu2 anak ciptaan saya:
1. big big big
2. Aku bisa baca
3. Selamat Malam
A. Apakah lagu anak itu?
Saat saya sedang berjalan-jalan di sebuah komplek perumahan, saya mendengar ada sekelompok anak sedang asyik menyanyikan lagu sebuah kelompok grup band.
“o o… Kamu ketahuan, pacaran lagi. Dengan dirinya, teman baikku…. .” Saya terkejut mendengarnya, dan sejenak saya berpikir apakah mereka tahu bahwa lagu tersebut menceritakan tentang perselingkuhan. Saya bisa melihat ekspresi wajah mereka yang terlihat sangat gembira saat menyanyikan lagu tersebut. Saya tidak tahu, faktor apakah yang membuat anak-anak itu menyukai lagu tersebut. Lalu di dalam pikiran saya terlintas, “Mengapa anak-anak itu tidak menyanyikan lagu anak-anak, yang sesuai dengan usia mereka?” Lebih jauh lagi saya berpikir,”Adakah lagu anak-anak yang mereka gemari saat ini?”
Pikiran saya pun lalu tertuju pada lagu-lagu anak yang sering saya nyanyikan pada saat saya masih kecil. Dulu saya sering sekali menyanyikan lagu anak-anak, baik yang sering dinyanyikan di sekolah, seperti “Pelangi-pelangi” dan “Bintang Kecil” , maupun lagu anak-anak yang terbaru,misalnya “Semut-semut kecil” yang dibawakan oleh salah seorang penyanyi cilik,Enno Lerian. Saya tidak pernah mendengar ada penyanyi cilik dan lagu anak-anak yang nge-top pada zaman ini. Meski pun pada saat ini ada acara televisi yang menyuguhkan acara pencarian bakat penyanyi cilik, namun lagu-lagu yang dibawakan oleh anak-anak itu adalah lagu-lagu dewasa yang sudah nge-top. Tak ada lagi terdengar lagu anak-anak yang nge-top. Tidak seperti lagu-lagu dewasa yang terkenal datang silih berganti dan mengangkat nama penyanyi dan grup band yang menyanyikannya. Meski pun ada penyanyi cilik yang nge-top dengan lagu hits-nya, namun lagu yang dibawakan adalah lagu-lagu yang diperuntukkan bagi orang dewasa, misalnya Cinta Laura. Ada apa dengan lagu anak-anak?
B. Sejarah Lagu Anak
Mungkin anda masih teringat tentang lagu-lagu anak jaman dahulu, seperti “Bintang Kecil”, “Pelangi”, “Naik-naik Ke Puncak Gunung”, “Burung Kakak Tua”, dan lain-lain. Lagu anak-anak tersebut sangat sering kita nyanyikan pada saat kita masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Dan mungkin hingga saat ini, lagu-lagu tersebut masih sering di nyanyikan di sekolah-sekolah Taman Kanak-kanak dan yang setaraf dengan TK (Paud, Taman Bermain, dan lain-lain).
Padahal pada Era Tahun 1900an, banyak sekali beredar dan diluncurkan album lagu-lagu anak yang nge-top, dengan banyak sekali penyanyi cilik seperti Bondan Prakosa dengan albumnya “Lumba-lumba”, Enno Lerian dengan “Malas Bersih-bersih”, Trio Kwek-kwek dengan “Si Jago Mogok”, Laura Dacosta dengan “Anak Jalanan”, Kak Seto (Si Komo) dengan “Si Komo Lewat”, Joshua dengan “Diobok-obok”. Lagu-lagu tersebut sangat banyak dikenal dikalangan anak-anak TK dan SD, karena memang lagunya sangat bagus dan beberapa diantaranya (tidak semua) mengandung nilai pendidikan dan nilai moral. Dari sisi promosi pun, banyak perusahaan rekaman lagu anak-anak bersedia mengeluarkan biaya yang tidak kecil.
Lagu-lagu anak yang pernah muncul dikalangan anak-anak tersebut, memang sempat naik daun. Namun entah mengapa, pada tahun 2000an lagu-lagu anak seakan-anak lenyap dari peredaran dan lama kelamaan anak-anak cenderung lebih memilih lagu-lagu Pop Dewasa sebagai lagu favorit mereka. Anak-anak yang dulu dengan mudah hafal lagu-lagu anak, hingga saat ini lebih hafal lagu-lagu Pop Dewasa yang kebanyakan bertemakan “Cinta”.
Para pencipta lagu anak, yang pernah terkenal seperti Ibu Kasur, Papa T-Bob, dan lain-lain, seakan-akan menghilang dan tidak pernah muncul kembali. Selain itu, tidak ada lagi pencipta-pencipta lagu yang terkenal. Generasi penerus para pencipta lagu dan penyanyi cilik yang nge-top pun tidak ada lagi. Mungkin pada zaman ini, ada banyak pula muncul pencipta lagu-lagu anak, namun nama mereka tidak sebesar Ibu Kasur dan Papa T-Bob. Beberapa penyanyi cilik juga mulai bermunculan, namun eksistensi mereka kurang banyak mendapat tanggapan yang baik dari anak-anak. Soal selera terhadap lagu-lagu anak, anak-anak lebih cenderung memilih dan mengenal lagu anak dari luar negeri (berbahasa Inggris), seperti “Old Mac Donald” atau “Twinkle-twinkle Little Star”.
C. Kerancuan yang terjadi pada lagu-lagu anak pada Jaman Dahulu
Meski masih banyak diminati oleh anak-anak dan melegenda, namun tidak bisa dipungkiri bahwa lagu-lagu anak jaman dahulu beberapa lagu mengandung kesalahan-kesalahan yang mungkin tidak pernah kita sadari pada saat kita menyanyikan lagu-lagu anak tersebut. Beberapa lagu anak-anak jaman dahulu banyak menjadi bahan lawakan dan plesetan namun bernada mengkritisi.
1.”Balonku ada 5… rupa-rupa warnanya… merah, kuning, kelabu.. merah muda dan biru… meletus balon hijau, dorrrr!!!”
Di dalam lagu tersebut, ada warna merah, kuning, kelabu, merah muda, dan baru. Namun pada saat akhir lagu muncul warna baru, yaitu warna hijau. Dari mana muncul warna tersebut?
2. “Naik kereta api tut..tut..tut. . siapa hendak turut ke Bandung .. Surabaya .. bolehlah naik dengan naik percuma.. ayo kawanku lekas naik.. keretaku tak berhenti lama”
Di jaman sekarang, mana ada naik kereta yang gratis?? Yang ada juga penumpang gelap yang suka duduk di atap kereta api. Apalagi di jarak yang amat jauh. Ke Bandung (Jawa Barat) lalu ke Surabaya (Jawa Timur)/
3. “Bintang kecil di langit yg biru…”
Bintang muncul pada malam hari. Kenapa munculnya di langit yang biru?
Walaupun ini hanya sedikit kamuflase, namun apakah itu juga menjadi salah satu sebab lagu-lagu anak jaman dahulu menjadi kurang diminati pada zaman sekarang??
3. Kualitas dari lagu pendidikan anak-anak
Lagu anak adalah lagu yang pantas didengarkan dan dinyanyikan untuk anak-anak, dan selalin mengandung unsure hiburan, akan lebih baik jika mengandung unsur pendidikan juga.
Kualitas dari sebuah lagu anak-anak bisa dilihat dari segi:
1. Nada/bit :
Fun (menyenangkan dan lucu), tidak terlalu keras dan Bit yang terlalu cepat (seperti music rock, apalagi underground)
2. Lirik:
Mudah dipahami : Menggunakan kata-kata yang sederhana dan tidak terlalu panjang (Terutama lagu yang mengandung nilai pendidikan dan moral), boleh panjang asalkan mengandung sebuah cerita yang menarik dan mudah dipahami anak-anak, dan memiliki kata-kata yang berbobot .
3. Tema lagu:
_ Mengandung pesan moral yang berguna bagi anak-anak (kebaikan, persahabatan, kerajinan, dll), dan tidak mengandung hal-hal yang hanya diperuntukkan untuk orang-orang dewasa (cinta, selingkuh, pertengkaran).
_Mengandung nilai pendidikan (sarana mempermudah anak-anak untuk belajar tentang sebuah materi mata pelajaran tertentu (misalnya, lagu balonku: tentang warna).
4. Atraktif:
Bisa mengajak anak-anak untuk bergerak (menari, olah raga, bertepuk tangan dan menggerakkan bagian tubuh mereka).
5. “Dewasa” tapi tidak cengeng.
Dewasa: Mengajarkan hal-hal yang baik, yang biasa diberikan orang dewasa kepada anak-anak.
Tidak Cengeng: karena bisa membuat anak-anak kehilangan semangat di masa kecilnya dan melemahkan mental anak-anak. Karena dunia anak-anak adalah dunia yang seharusnya penuh keceriaan.
6. Tidak menimbulkan kerancuan saat diinterpretasi.
Seperti yang pernah terjadi pada lagu anak-anak jaman dahulu. Kadang mengandung kerancuan makna.
7. Disukai anak-anak (nada, lirik, gerakan, penyanyi, dll)
4. Dampak Negatif Lagu Dewasa bagi anak-anak
1. Anak-anak menjadi lebih cepat “dewasa”.
Bisa kita bayangkan apa yang ada didalam pikiran anak-anak, bila setiap hari mereka mendengarkan dan melihat lagu-lagu dewasa di TV. Setiap hari pula mereka akan menyanyikan lagu-lagu dewasa dan membeli kaset atau CD lagu-lagu dewasa yang bertemakan cinta-cintaan.
Suatu saat di dalam pikiran anak-anak pasti akan muncul pertanyaan, “Apakah itu cinta? Apa itu selingkuh?” Dan bila kurangnya perhatian dari orang tua, maka anak-anak akan lebih mudah mendapatkan informasi tersebut lewat internet, buku, majalah, dan media-media lain yang kurang mendidik.
2. Dampak negatif musik rock.
Bisa kita lihat di acara-acara yang menyuguhkan music “rock” yang keras dan cadas. Para penggemar music rock pasti akan menari seperti orang kesetanan. Mereka meluapkan emosi mereka dengan bernyanyi, berteriak, dan menggerakkan tubuh mereka secara tidak beraturan. Bisa kita bayangkan bila buah hati kita yang masih kecil menirukan gaya-gaya tersebut. Secara emosi, music rock juga tidak baik bila didengarkan oleh anak-anak. Karena music akan sangat mempengaruhi kejiawaan setiap orang yang mendengarkannya.
3. Mengikuti lifestyle para artis.
Pada jaman sekarang, banyak para artis yang tidak bisa menjadi panutan. Beberapa diantara para artis jatuh ke dalam pergaulan bebas, narkoba, perselingkuhan, dan lain-lain. Bila buah kita mengidolakan salah satu dari artis-artis tersebut, maka buah hati kita pun bisa ikut terbawa ke dalam kehidupan para artis tersebut. Selain itu, beberapa artis baik dalam dan luar negri yang masih berusia remaja namun berani berpakaian dan menari erotis.
5.Kencenderungan anak-anak Suka Lagu Dewasa
1. Lagu-lagu dewasa lebih menarik bagi anak-anak (pengaruh trend).
2. Semakin jarangnya acara-acara TV (terutama musik) yang diperuntukkan bagi anak-anak. Meskipun ada, banyak diantaranya yang menyuguhkan adegan-adegan dewasa.
3. Acara-acara musik anak (misalnya idola cilik) lebih sering menggunakan lagu-lagu dewasa (meskipun liriknya sudah disensor).
4. Acara-acara TV anak-anak (misalnya sinetron anak-anak), sering mengandung hal-hal yang bersifat dewasa (balas dendam, cinta, dll).
5. Anak-anak lebih menyukai life-style artis-artis dewasa.
6. Tidak adanya penyanyi cilik atau pencipta lagu yang menjadi idola.
7. Banyak anak-anak jaman sekarang dituntut untuk menjadi dewasa lebih cepat oleh orang tuanya.
Ditulis Oleh: Kak Zepe, Pencipta LAgu Anak