Lebanon tuding Iran & Suriah

andree_erlangga

New member
Perdana Menteri Lebanon Fouad Siniora telah menuduh Iran dan Suriah di belakang protes antipemerintah yang dilancarkan oleh Hizbullah dan kekuatan oposisi lainnya.
�Negara harus �membayar� keputusan yang dijatuhkan dari luar negara seperti Iran dan Suriah. Ketika Hizbullah berperang dengan Israel, mereka tidak meminta pendapat kami. Keputusan yang dibuat oleh oposisi di Lebanon tersebut merupakan keputusan yang pesanan dari luar seperti Iran dan Suriah,� kata PM Siniora kepada Kyodo, dalam wawancara di kantornya di Beirut.
Siniora menduga Iran bertujuan untuk mengalahkan Amerika Serikat di Lebanon mengenai perselisihan aktivitas nuklir Teheran.
�Kami tidak keberatan mereka berjuang tetapi lakukan di negara lain saja,� kata Siniora.
Sedangkan kepada Suriah, dia mengatakan Damaskus ingin menghentikan penerapan dari pengadilan internasional yang akan membuatnya tersangka dalam pembunuhan PM Lebanon sebelumnya Rafik Hariri. PM Hariri terbunuh dalam sebuah ledakan bom mobil di Beirut pada Februari 2005, yang diduga didalangi oleh Suriah.
Kekuatan oposisi termasuk Hizbullah melancarkan protes Selasa lalu, yang bertujuan merobohkan kabinet. Para pemrotes, meminta digelarnya Pemilu parlemen baru. Mereka memblokade gang dan jalan serta membakar ban dan mobil.

Dalam wawancara tersebut, Siniora mengumumkan, protes tersebut sebagai jalan tidak demokratis dalam mengekspresikan pendapat. �Jika mereka mengatakan memiliki mayoritas suara rakyat yang mendukung mereka, seharusnya mereka tak berusaha untuk mengadakan aksi seperti itu,� kata Siniora.
Tiga orang tewas dalam aksi demonstrasi tersebut, sedangkan 176 lainnya terluka. Sementara itu, Pemerintah Lebanon mengharapkan miliaran dolar AS dari luar negeri dalam konferensi bantuan di Paris. PM Fouad Siniora pergi ke Paris, satu hari setelah aksi protes menentang pemerintah dukungan Barat melumpuhkan sebagian besar Lebanon dan menyebabkan kerusuhan terburuk sejak perang sipil 1975-1990. Hizbullah dan sekutunya termasuk pemimpin Kristen Michel Aoun, menginginkan kekuatan veto di pemerintah dan Pemilu awal untuk menghilangkan apa yang mereka sebut sebagai aliansi AS di Lebanon.
Pihak oposisi, Selasa malam mencabut blokade jalan di seluruh negara namun mengancam akan melakukan langkah yang lebih efektif jika pemerintah menolak permintaan mereka. Duta besar Arab Saudi untuk Beirut yang mendukung Siniora, dan Iran, pendukung Hizbullah, melakukan kontak dengan sejumlah pemimpin politik Selasa untuk mencoba mengatasi krisis tersebut.
Sementara itu, Komisi Eropa, berjanji akan mengucurkan 400 juta Euro sebagai dana bantuan tambahan ke Lebanon, untuk membantu mereka dalam rekonstruksi pascaperang dan melakukan reformasi ekonomi dan politik.
 
Back
Top