Lebih Dekat dengan Laurat

nurcahyo

New member
Lebih Dekat dengan Laurat
Oleh trubus


Laurat, satu jenis asam lemak berantai sedang. Keampuhannya telah dibuktikan oleh banyak periset dunia. Peneliti di Pusat Kontrol Penyakit, Georgia, Amerika Serikat, mengungkap asam laurat efektif melawan 14 virus dan bakteri seperti influenza, rubella, coronavirus, herpes, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus agaltiae. ?Asam laurat bekerja dengan menghancurkan lapisan lemak mikroorganisme,? kata Prof Waluyo Soerjodibroto, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, yang juga meneliti minyak kelapa.

Michael Bergeron, peneliti Universit? Laval, Qu?bec, Kanada, pada 2003 menemukan laurat dalam bentuk sodium lauril sulfat. Pencampuran ketiga bahan itu?sodium, sulfat, dan asam laurat?melarutkan membran virus dan memaksanya keluar. Produk itu ampuh menghadang virus HIV masuk ke tubuh. Ia juga terbukti membunuh 90% virus herpes.

Dibutuhkan industri
Asam laurat dibutuhkan oleh banyak industri. ?Yang paling banyak pakai, pabrik makanan bayi dan industri farmasi,? kata Dr Mohamad Ahkam Subroto, periset Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI. Sebab, bayi membutuhkan laurat tinggi untuk pertumbuhan tubuh dan otak. Memang, asam laurat ditemukan pada air susu ibu tetapi jumlahnya hanya 3%.

Berbagai perusahaan farmasi menggunakannya sebagai obat antivirus dan bakteri. Asam lemak berbobot molekul 200,32 itu digunakan sebagai surfaktan atau pengikat di industri sabun mandi, detergen, dan parfum. Dalam satu sabun mandi minimal mengandung 15% asam laurat.

?Sifat antibakterinya itu yang bikin asam lemak makin banyak aplikasinya,? lanjut almunus University of New South Wales, Australia itu. Seiring dengan perkembangan, asam laurat juga digunakan pada industri insektisida, makanan, dan minuman.

Asam lemak laurat murni didapat dengan mengeksterifi kasi virgin coconut oil (VCO) atau teknologi fraksionasi alias pemisahan fraksi-fraksi. Kandungan VCO diuraikan melalui titik didih masing-masing komponen penyusun fraksi. Minyak kelapa murni dimasukkan ke tabung fraksionasi bertekanan 5 mmHg dan suhu pengumpan 45oC. Ketika suhu pengumpan dinaikkan menjadi 132oC, diperoleh asam laurat 81,3% dan asam miristat 18,9%. Pemanasan pada suhu itu tak merusak asam laurat VCO. Sebab, senyawa itu baru mengalami kerusakan ketika dipanaskan pada suhu 306oC.

Sumber laurat
Sumber asam laurat beragam. ?Asam laurat dari sumber mana pun sama fungsinya untuk antivirus,? kata Ahkam. VCO dengan kandungan 50% asam laurat merupakan sumber paling banyak dipakai. Itu lantaran minyak kelapa lebih banyak dan mudah dibuat dibandingkan sumber lain.

Asam laurat minyak biji kelapa sawit mirip VCO, tapi rendemennya hanya 2%. Sebagai gambaran, untuk menghasilkan seliter minyak diperlukan 50 kg atau 2.500 buah kelapa sawit. Oleh karena itu minyak biji kelapa sawit mahal. Bandingkan dengan seliter VCO yang diperoleh dari 10 buah kelapa.

Selain itu komoditas lain yang mengandung asam laurat adalah Cuphea calophylla dan C. viscosissima. Keduanya tanaman asli Amerika dan mengandung 85% asam laurat. Kendalanya saat panen mesti dipetik secara manual, sehingga tak mungkin menjadi bahan baku industri.

Kanola Brassica napus juga sumber asam laurat baru. Aslinya famili kubis-kubisan itu hanya mempunyai asam laurat 0,02%. Namun, oleh para peneliti, gen tanaman itu diubah dengan teknologi DNA rekombinan pada 1997. Agrobacterium tumefaciens ditransformasikan ke gen kanola. Selaput Agrobacterium memiliki kode gen untuk memproduksi asam laurat. Hasilnya, kanola kini mengandung 38% asam laurat.

Monsanto, perusahaan bioteknologi di Amerika Serikat yang membidani kanola baru, optimis mendongkrak asam laurat kanola hingga 60%. Jika impian itu terwujud, harapan memetik asam laurat tak selamanya disandarkan pada virgin coconut oil. Mungkin keamanan yang dipertanyakan oleh sebagian konsumen. Bukankah produk transgenik selama ini selalu mengundang pro dan kontra?
 
Back
Top