Hmmm...ikutan posting deh akhirnya...
)
Kalo menurutku begini.. Betul nggak ada yang salah dengan pernyataan Pak Tifatul, dan betul juga jika kalo bukan pak Tifatul yang membuat pernyataan tidak akan jadi heboh. Yang perlu diingat juga adalah, posisi beliau ini sebagai Menkominfo dan setidaknya apa yang dia sampaikan adalah bentuk sebuah informasi, dan nggak semua orang yang membaca pernyataan itu akan dengan mudah memahami hal yang sebenernya.
ODHA itu selain berjuang melawan penyakitnya juga berjuang melawan hal yang lebih menyakitkan yaitu sebuah stigma. Memang, dengan penyataan yang terkesan nggak serius dan cuma hal kecil itu nggak akan menjadikan stigma yang diterima oleh ODHA akan semakin buruk, tapi sekali lagi alangkah lebih bijaknya kalo pernyataan itu nggak keluar dari seorang yang menyandang jabatan sebagai menteri KOMUNIKASI dan INFORMASI. Terlihat kan ada orang yang belum paham soal seluk beluk HIV/AIDS tapi seperti sudah men-stigma, seperti postingan2 ini..
lhahhh... kok pada sewotttt.. wkwkwkwk.. guyonan yg kereeeen pakkkk..
@ pngidap aids.. met mampusss.. wkwkwkwk
syukurin yang suka jajan sembarangan
Dan saya yakin masih banyak orang yang akan mengeluarkan pendapat seperti hal di atas. Karena nggak semua orang tahu (atau nggak mau tahu), bahwa sebenarnya ODHA akibat hubungan seks itu "cuma" 30% dari semua faktor penyebab. Tapi apa yang terjadi ketika pernyataan pak Tif keluar? Sebuah generalisasi buta dari orang lain. Yang memang tidak banyak memperburuk stigma, tapi juga tidak menjadikannya lebih baik.
AFAIK, dikalangan ODHA sebuah stigma adalah hal yang sensitif dan diperjuangkan habis2an karena nggak semua ODHA itu adalah pendosa.
Kalo masih ada yang menganggap dan menggeneralisasi ODHA adalah pendosa, sayang sekali kalo saya harus mengatakan...
SHAME ON YOU!! (
-dipi-