Bls: Malaysia tidak menerima keputusan Unesco ttg Batik
Gag boleh ampe segitunya. . .Kalo menurut gw kronologisnya gini: jaman dulu, saat malaysia dan indonesia satu daratan, kita itu satu budaya! Satu ras! Satu kehidupan! Jadi malaysia mengaku saudara kita. Dan, memang kita sebenarnya bisa disebut "adek dari malaysia" karena kita negara ujung saat malaysia dan indonesia jadi satu daratan(jaman dulu, migrasi lebih dipilih jalan kaki. Terus, pernah dengar ada pepatah "nenek moyangku seorang pelaut?" apa mungkin jaman nenek moyang kita sudah bisa mengarungi samudra?). Jadi, wajarlah mereka ngaku itu budaya mereka karena mereka juga satu akar budaya sama kita.
perbedaannya ada disini. . .Saat kita berpisah daratan, malaysia tidak mau mengembangkannya (ingat kan? Jaman2 dulu, hampir diseluruh asia "demam" budaya barat. Contohnya di pilem last samurai). Nah karena indonesia terisolasi, terpecahbelah, kita jadi bisa dibilang "primitif". Kita mempertahankan mati2an apa milik kita seakan gag ada yang mutakhir selaen budaya yang telah dimiliki. Setelah itu, berkembanglah kebudayaan itu menjadi berciri khas diseluruh indonesia. Lalu datang pedagang cina dengan maksud berdagang saja. Nah, disitu terjadi akulturasi. Jadi, makin mantap budaya kita. Lalu datang penjajah, nah disini nih beda kita sama malaysia. Kita mempertahankan ke-primitif-an kita. Gak kayak malaysia atau singapura yang terlena budaya barat. Nah, orang barat mulai takjub dan mulai melihat kebudayaan negri melayu ini. Dari situ mulai terkabar ke anak cucu mereka tentang budaya kita.
Unesco sendiri memutuskan hal seperti itu, karena juga mendengar sejarah kita yang mempertahankan budaya ini. Apa yang mereka denger di malaysia? Sedikit aja. . .Jadi, memang seharusnya malaysia menerima keputusan ini.
Terus, yang perlu kita pikirkan selanjutnya apa pantas kita menghujat mereka? Jawabannya ada diatas. Gw jadi inget kisah israel dan palestina. Mirip nih. . .Di kisahkan saat nabi musa membawa orang israel ke tanah yang dijanjikan Tuhan. Saat sudah sampai di muka daratan, mereka kaget sudah ada orang yang menempati tempatnya, rakyat palestina. Saat itu, nabi musa menyuruh untuk memerangi orang palestina, namun mereka gak mau karena takut. Dan akhirnya, jadi sengketa ampe sekarang.
kemiripan dari kisah ini, seharusnya menjadi contoh kita.
Malaysia hanya telat sadar sama budayanya sendiri, namun saat ini, sebelum masalah ini muncul pertama kali, kita telat demam budaya barat(hayo ngaku yang udah menghujat lagu2 melayu atau dangdut siapa? Yang lebih doyan emo, british pop sapa?). Mau jadi seperti israel? Apa mau seperti palestina? Lebih baiknya, kita tidak keduanya
yang mencaci malaysia coba pikir2 lagi. Karena sekarang pandangan malaysia sama kita negatif. Kita disebut rasis! Banyak komentarnya di internet, lebih mudahnya, coba liat komentar di yutub. Terima gag? Kalo gag terima, coba lebih terbuka sama mereka. . .
sekian dongeng saya
oh iya, kebanyakan komentar mereka lebih dewasa. Sedang komentar dari Indonesia kebanyakan: anjingggg lo malingsia, dan kata2 lain yang lebih ke kanakan dan marah gag jelas.
Mau perang? Kita itu kalah bung persenjataannya. . .Coba cari artikel perbandingan senjata kita sama mereka di internet.