Memberi Kepercayaan kepada Anak

jainudin

New member
Awal duduk di kelas 5 tahun lalu,
Naufat (10 tahun), mendapat tugas sekolah membuat poster presentasi tentang profiL suatu negara. Informasinya meliputi geografi, demografi. bahasa, Lokasi, budaya, mata uang. perdagangan, Lambang negara, dan landmark khusus. Dia memilih Indonesia.
Saya bermaksud membantu menyelesaikan tugas itu. Saya minta dia banyak membaca. meminta informasi dari data penting, membuat rangkuman, lalu memindahkan ke kertas karton, Gambar dan referensi pendukung juga perlu disertakan.
Di tahap penyusunan layout, kami berdebat. Soya berpendapat ide saya Lebih bagus, tapi dia tak sepakat. Tiba-tiba dia berkata dengan bahasa Indonesia bercampur Inggris, ‘Bunda nggak trusta ku.’
Saya terhenyak dan berusaha menjeLaskan. Saya sampaikan. dengan susunan yang saya ajarkan, posternya akan lebih rapi.
Naufal tak bereaksi, telanjur murung.



Saya menyesaL dan meminta maaf. Akhirnya soya bebaskan dia untuk menyiisun layout sesuai idenya, soya akan memberi sentuhan akhirsebatas unluk merapikan. Naufal setuju.
Peristiwa itu membuat saya teringat seorang sepupu di Indonesia. DuLu, tante saya selalu ikut membantu menyetesaikan tugas sekoLahnya. Kebiasaan itu berLangsung dan SD hingga SMR Mana bisa dibiarkan? Nanti nggakselesai, kornentar tante.
PenjeLasan senada saya dengar dan seorang kawan tentang anaknya yang sudah ketas satu SD dan setaLu disuapi saat makan. ‘Dub, makannya lam bat. Nanti tertambat terus ke sekoLah,’ keLuhnya.
Begitu Naufal protes tadi, soya tersadar, anak-anak perlu diberikan kesempatan belajar mengerjakan sendiri tugas-tugasnya. Duo lerm berikutnya, NaufaL mendapat tugas merangkurn empat hataman dengan topik bebas yang berhubungan dersgan sejarah. Kami members saran tentang penemuan penting, seperti pesawat, kamera, mesin, dan Lainnya. Dengan santai, Naufal berkata, ‘Aku mau menuLis gladiator, Bunda.
Soya setuju karena ingin memberi kebebasan.
‘Bunda yakin Naufal sudah tahu dan



tugas sebeLumnya bagaimana cara mengerjakan. Kali ini Bunda tidak bantu. karena Bunda yakin NaufaL akan mengerjakan dengan baik. Bisa?”
“Insya Allah,” jawabnya.
Sore itu dia kumpulkan intormasi tentang gladiator dan buku-buku dari internet. Meskipun masih sebulan lagi, esoknya dia mulai menulis Introduction, sambil terus mencari informasi dan meLanjutkan bab berikut.
Tak sampai seminggu, tugas itu selesai. Saya hanya menemukan kesatahan minor di huruf kapitat dan pengejaan kata. Bahan presentasi dia siapkan sendiri dengan menggunakan power point.
Belum lama ini Naufal bercerita ia mendapat nilai 12/12 atau 100% untuk penilaian rangkuman dari presentasi oral. Alhamdulillah. Dari pengalaman itu pula asuh saya terkoreksi. Kepercayaan terhadap anak sering terhaLangi oleh kecemasan orang tua yang takyakin akan kemampuan anak. Akibatnya, kita sulit melepas anak melakukan sesuatu atas keinginannya. Saya yakin kepercayaan yang diberikan akan melatih anak bertanggung jawab pada pilihannya dan memotivasinya untuk menjalani piLihannya dengan baik. Insya Allah.


Sumber : republika, reinydwnanda
 
Back
Top