langit_byru
New member
Soal MoU Microsoft - RI
Menristek Pasang Badan Bela IGOShttp://www.detikinet.com/index.php/.../tgl/21/time/173021/idnews/722981/idkanal/399
Achmad Rouzni Noor II - detikInet
Kusmayanto Kadiman (rou/inet)
Jakarta, Meskipun tidak bisa menolak nota kesepahaman (MoU) yang telah diteken pemerintah dan Microsoft, Menristek Kusmayanto Kadiman menyatakan akan membela IGOS sekuat tenaga. Karena menurutnya, MoU tersebut masih bisa gagal.
"Mou masih bisa gagal, ini kan baru 'tunangan', jadi belum 'nikah'," ujar Kusmayanto seusai pengumuman pemenang Samsung Digital Hope 2006 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (21/12/2006).
Menteri menilai, sebelum pemerintah melaksanakan pembayaran 35.496 lisensi Microsoft Windows dan 177.480 lisensi Microsoft Office, ada baiknya mengingat kembali deklarasi IGOS yang disepakati lima kementerian termasuk Kementrian Ristek dan Depkominfo --dulu Kementerian Kominfo-- pada 2004 lalu. "Menkominfo juga deklarator IGOS saat itu," kata Kusmayanto.
IGOS atau Indonesia Goes Open Source merupakan inisiatif yang dilakukan untuk mengurangi tingkat penggunaan software aplikasi bajakan dengan menggunaan software legal berbasis open source.
"Memang, saat itu pendahulu saya Hatta Radjasa (Menristek saat itu -red) yang menandatangani, tetapi buat saya itu merupakan amanah dan saya akan perjuangkan terus," ujar Kusmayanto.
Ia pun menilai, keputusan pemerintah mengabaikan IGOS dan memilih produk raksasa software asal AS tersebut, dikarenakan kurangnya rasa percaya diri pada karya sumber daya manusia (SDM) dalam negeri. "Itu bagian dari gak PD (percaya diri -red) saja. Masa gak percaya dengan kemampuan kita sendiri sih," ujar Kusmayanto.
"Saya yakin kok dengan kemampuan anak Indonesia, yang kurang cuma kemampuan
mengkoordinasi. Itu saja yang kurang," tambahnya.
Sebagai menteri yang mengurusi masalah riset dan teknologi, yang bisa ia lakukan untuk memperjuangkan IGOS hanya sebatas mencontohkan penggunaannya di lingkup 'kekuasaannya' saja.
"Kita kasih contoh, dong. Di kantor saya, semua wajib pakai (IGOS). Alhamdulillah bisa, kok. Tapi, untuk saya agar bisa mewakili pemerintah, harus punya otoritas dari presiden."
"Yang bisa saya lakukan hanya mewakili Kementerian Ristek beserta tujuh LPND-nya. Kalau sikap saya, IGOS jalan terus dan saya akan sekuat tenaga bela IGOS. Karena bukan hanya duit, tapi kreativitas anak bangsa," tegasnya. (rou)
Kami dukung perjuanganmu PAK!!
Hidup IGOS!!
Orang mo pinter ko dibuat tambah bodoh, gimana Indonesia mo maju!!!
Menristek Pasang Badan Bela IGOShttp://www.detikinet.com/index.php/.../tgl/21/time/173021/idnews/722981/idkanal/399
Achmad Rouzni Noor II - detikInet
Kusmayanto Kadiman (rou/inet)
Jakarta, Meskipun tidak bisa menolak nota kesepahaman (MoU) yang telah diteken pemerintah dan Microsoft, Menristek Kusmayanto Kadiman menyatakan akan membela IGOS sekuat tenaga. Karena menurutnya, MoU tersebut masih bisa gagal.
"Mou masih bisa gagal, ini kan baru 'tunangan', jadi belum 'nikah'," ujar Kusmayanto seusai pengumuman pemenang Samsung Digital Hope 2006 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (21/12/2006).
Menteri menilai, sebelum pemerintah melaksanakan pembayaran 35.496 lisensi Microsoft Windows dan 177.480 lisensi Microsoft Office, ada baiknya mengingat kembali deklarasi IGOS yang disepakati lima kementerian termasuk Kementrian Ristek dan Depkominfo --dulu Kementerian Kominfo-- pada 2004 lalu. "Menkominfo juga deklarator IGOS saat itu," kata Kusmayanto.
IGOS atau Indonesia Goes Open Source merupakan inisiatif yang dilakukan untuk mengurangi tingkat penggunaan software aplikasi bajakan dengan menggunaan software legal berbasis open source.
"Memang, saat itu pendahulu saya Hatta Radjasa (Menristek saat itu -red) yang menandatangani, tetapi buat saya itu merupakan amanah dan saya akan perjuangkan terus," ujar Kusmayanto.
Ia pun menilai, keputusan pemerintah mengabaikan IGOS dan memilih produk raksasa software asal AS tersebut, dikarenakan kurangnya rasa percaya diri pada karya sumber daya manusia (SDM) dalam negeri. "Itu bagian dari gak PD (percaya diri -red) saja. Masa gak percaya dengan kemampuan kita sendiri sih," ujar Kusmayanto.
"Saya yakin kok dengan kemampuan anak Indonesia, yang kurang cuma kemampuan
mengkoordinasi. Itu saja yang kurang," tambahnya.
Sebagai menteri yang mengurusi masalah riset dan teknologi, yang bisa ia lakukan untuk memperjuangkan IGOS hanya sebatas mencontohkan penggunaannya di lingkup 'kekuasaannya' saja.
"Kita kasih contoh, dong. Di kantor saya, semua wajib pakai (IGOS). Alhamdulillah bisa, kok. Tapi, untuk saya agar bisa mewakili pemerintah, harus punya otoritas dari presiden."
"Yang bisa saya lakukan hanya mewakili Kementerian Ristek beserta tujuh LPND-nya. Kalau sikap saya, IGOS jalan terus dan saya akan sekuat tenaga bela IGOS. Karena bukan hanya duit, tapi kreativitas anak bangsa," tegasnya. (rou)
Kami dukung perjuanganmu PAK!!
Hidup IGOS!!
Orang mo pinter ko dibuat tambah bodoh, gimana Indonesia mo maju!!!