nurcahyo
New member
Mercedes-Benz Lebih Melirik Turbocharger
Selamat tinggal Kompressor. Mercedes-Benz memutuskan untuk tidak lagi menggunakan mesin bensin supercharged alias Kompressor dan lebih memilih menggunakan turbocharger.
A-Class yang akan diluncurkan di Eropa musim semi ini sudah menggunakan mesin 2.0 liter turbocharged. Turbocharger lebih murah dari supercharger untuk mesin bensin.
Pada umumnya turbo juga lebih irit bensin, yang pada gilirannya mereduksi emisi karbon dioksida. Bila dipasangkan dengan mesin bensin kecil, tentu akan membantu produsen mobil memenuhi regulasi emisi Eropa yang makin ketat.
Turbocharger juga unggul dalam sisi noise dan power, seperti yang diungkapkan Juergen Frey, kepala pengembangan mesin A-Class.
Turbocharger dan supercharger sama-sama memompa campuran udara dan bahan bakar ke silinder mesin untuk mendongkrak tenaga. Keduanya menggunakan bilah/kipas yang berfungsi mendorong campuran udara dan bahan bakar.
Bedanya, penggerak kipas, dimana pada supercharger digerakkan secara mekanis lewat belt yang dihubungkan ke crankshaft, sementara pada turbocharger digerakkan oleh tekanan udara pada exhaust engine.
Turbo pada mesin bensin pernah popular pada era 80-an. Pamornya pudar karena konsumsi bahan bakarnya tinggi, mesin kurang responsif dan masalah-masalah reliability. Mesin turbo modern sudah tidak seperti leluhurnya itu, termasuk tertundanya respon throttle yang sering dikeluhkan.
Selamat tinggal Kompressor. Mercedes-Benz memutuskan untuk tidak lagi menggunakan mesin bensin supercharged alias Kompressor dan lebih memilih menggunakan turbocharger.
A-Class yang akan diluncurkan di Eropa musim semi ini sudah menggunakan mesin 2.0 liter turbocharged. Turbocharger lebih murah dari supercharger untuk mesin bensin.
Pada umumnya turbo juga lebih irit bensin, yang pada gilirannya mereduksi emisi karbon dioksida. Bila dipasangkan dengan mesin bensin kecil, tentu akan membantu produsen mobil memenuhi regulasi emisi Eropa yang makin ketat.
Turbocharger juga unggul dalam sisi noise dan power, seperti yang diungkapkan Juergen Frey, kepala pengembangan mesin A-Class.
Turbocharger dan supercharger sama-sama memompa campuran udara dan bahan bakar ke silinder mesin untuk mendongkrak tenaga. Keduanya menggunakan bilah/kipas yang berfungsi mendorong campuran udara dan bahan bakar.
Bedanya, penggerak kipas, dimana pada supercharger digerakkan secara mekanis lewat belt yang dihubungkan ke crankshaft, sementara pada turbocharger digerakkan oleh tekanan udara pada exhaust engine.
Turbo pada mesin bensin pernah popular pada era 80-an. Pamornya pudar karena konsumsi bahan bakarnya tinggi, mesin kurang responsif dan masalah-masalah reliability. Mesin turbo modern sudah tidak seperti leluhurnya itu, termasuk tertundanya respon throttle yang sering dikeluhkan.