mozilla_solo1
New member
Miastenia Gravis
DEFINISI
Miastenia Gravis adalah suatu penyakit autoimun dimana persambungan otot dan saraf (neuromuscular junction) berfungsi secara tidak normal dan menyebabkan kelemahan otot menahun.
Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita dan biasanya mulai timbul pada usia 20-40 tahun.
KELAINAN NEUROMUSCULAR JUNCTION LAINNYA
Sindroma Eaton-Lambert merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan kelemahan.
Penyebabnya adalah pelepasan asetilkolin yang tidak adekuat.
Penyakit ini bisa timbul secara sporadis, tetapi biasanya merupakan efek samping dari kanker tertentu, terutama kanker paru-paru.
Botulisme merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena mencerna makanan yang mengandung bahan racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum. Bahan racun ini melumpuhkan otot-otot dengan cara menghambat pelepasan asetilkolin dari saraf.
Berbagai obat, insektisida tertentu (fosfat organik) dan gas saraf yang digunakan dalam peperangan kimia bisa menyerang neuromuscular junction.
Beberapa bahan tersebut mencegah pemecahan alami asetilkolin setelah impuls saraf diantarkan ke otot.
Dosis antibiotik yang sangat tinggi juga bisa menyebabkan kelemahan dengan cara yang sama.
PENYEBAB
Pada miastenia gravis, sistem kekebalan membentuk antibodi yang menyerang reseptor yang terdapat di sisi otot dari neuromuscular junction.
Reseptor yang dirusak terutama adalah reseptror yang menerima sinyal saraf dengan bantuan asetilkolin (bahan kimia yang mengantarkan impuls saraf melalui junction atau disebut juga neurotransmiter).
Apa yang menjadi penyebab tubuh menyerang asetilkolinnya sendiri, tidak diketahui.
Tetapi faktor genetik pada kelainan kekebalan tampaknya memegang peran yang penting.
Antibodi ini ikut dalam sirkulasi darah dan seorang ibu hamil yang menderita miastenia gravis bisa melalui plasenta dan sampai ke janin yang dikandungnya. Pemindahan antibodi ini bisa menyebabkan miastenia neonatus, dimana bayi memiliki kelemahan otot yang akan menghilang beberapa hari sampai beberapa minggu setelah dilahirkan.
GEJALA
Gejala yang paling sering ditemukan adalah:
- kelemahan pada kelopak mata (kelopak mata jatuh )
- kelemahan pada otot mata sehingga terjadi penglihatan ganda
- kelelahan otot yang berlebihan setelah melakukan olah raga.
Bisa terjadi kesulitan dalam berbicara dan menelan serta kelemahan pada lengan dan tungkai.
Kesulitan dalam menelan seringkali menyebabkan penderita tersedak.
Yang khas adalah otot menjadi semakin lemah.
Penderita mengalami kesulitan dalam menaiki tangga, mengangkat benda dan bisa terjadi kelumpuhan.
Sekitar 10% penderita mengalami kelemahan otot yang diperlukan untuk pernafasan (krisis miastenik).
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya, yaitu jika seseorang mengalami kelemahan umum, terutama jika melibatkan otot mata atau wajah, atau kelemahan yang meningkat jika otot yang terkena digunakan atau berkurang jika otot yang terkena diistirahatkan.
Obat yang dapat meningkatkan jumlah asetilkolin dipakai untuk melakukan pengujian guna memperkuat diagnosis.
Yang paling sering digunakan untuk pengujian adalah edrofonium. Jika obat ini disuntikkan intravena, maka untuk sementara waktu akan memperbaiki kekuatan otot pada penderita miastenia gravis.
Pemeriksaan diagnostik lainnya adalah penilaian fungsi otot dan saraf dengan elektromiogram dan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya antibodi terhadap asetilkolin.
Beberapa penderita memiliki tumor pada kelenjar timusnya (timoma), yang mungkin merupakan penyebab dari kelainan fungsi sistem kekebalannya.
CT scan dada dilakukan untuk menemukan adanya timoma.
PENGOBATAN
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya, yaitu jika seseorang mengalami kelemahan umum, terutama jika melibatkan otot mata atau wajah, atau kelemahan yang meningkat jika otot yang terkena digunakan atau berkurang jika otot yang terkena diistirahatkan.
Obat yang dapat meningkatkan jumlah asetilkolin dipakai untuk melakukan pengujian guna memperkuat diagnosis.
Yang paling sering digunakan untuk pengujian adalah edrofonium. Jika obat ini disuntikkan intravena, maka untuk sementara waktu akan memperbaiki kekuatan otot pada penderita miastenia gravis.
Pemeriksaan diagnostik lainnya adalah penilaian fungsi otot dan saraf dengan elektromiogram dan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya antibodi terhadap asetilkolin.
Beberapa penderita memiliki tumor pada kelenjar timusnya (timoma), yang mungkin merupakan penyebab dari kelainan fungsi sistem kekebalannya.
CT scan dada dilakukan untuk menemukan adanya timoma.
sumber : www.medicastore.com
DEFINISI
Miastenia Gravis adalah suatu penyakit autoimun dimana persambungan otot dan saraf (neuromuscular junction) berfungsi secara tidak normal dan menyebabkan kelemahan otot menahun.
Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita dan biasanya mulai timbul pada usia 20-40 tahun.
KELAINAN NEUROMUSCULAR JUNCTION LAINNYA
Sindroma Eaton-Lambert merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan kelemahan.
Penyebabnya adalah pelepasan asetilkolin yang tidak adekuat.
Penyakit ini bisa timbul secara sporadis, tetapi biasanya merupakan efek samping dari kanker tertentu, terutama kanker paru-paru.
Botulisme merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena mencerna makanan yang mengandung bahan racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum. Bahan racun ini melumpuhkan otot-otot dengan cara menghambat pelepasan asetilkolin dari saraf.
Berbagai obat, insektisida tertentu (fosfat organik) dan gas saraf yang digunakan dalam peperangan kimia bisa menyerang neuromuscular junction.
Beberapa bahan tersebut mencegah pemecahan alami asetilkolin setelah impuls saraf diantarkan ke otot.
Dosis antibiotik yang sangat tinggi juga bisa menyebabkan kelemahan dengan cara yang sama.
PENYEBAB
Pada miastenia gravis, sistem kekebalan membentuk antibodi yang menyerang reseptor yang terdapat di sisi otot dari neuromuscular junction.
Reseptor yang dirusak terutama adalah reseptror yang menerima sinyal saraf dengan bantuan asetilkolin (bahan kimia yang mengantarkan impuls saraf melalui junction atau disebut juga neurotransmiter).
Apa yang menjadi penyebab tubuh menyerang asetilkolinnya sendiri, tidak diketahui.
Tetapi faktor genetik pada kelainan kekebalan tampaknya memegang peran yang penting.
Antibodi ini ikut dalam sirkulasi darah dan seorang ibu hamil yang menderita miastenia gravis bisa melalui plasenta dan sampai ke janin yang dikandungnya. Pemindahan antibodi ini bisa menyebabkan miastenia neonatus, dimana bayi memiliki kelemahan otot yang akan menghilang beberapa hari sampai beberapa minggu setelah dilahirkan.
GEJALA
Gejala yang paling sering ditemukan adalah:
- kelemahan pada kelopak mata (kelopak mata jatuh )
- kelemahan pada otot mata sehingga terjadi penglihatan ganda
- kelelahan otot yang berlebihan setelah melakukan olah raga.
Bisa terjadi kesulitan dalam berbicara dan menelan serta kelemahan pada lengan dan tungkai.
Kesulitan dalam menelan seringkali menyebabkan penderita tersedak.
Yang khas adalah otot menjadi semakin lemah.
Penderita mengalami kesulitan dalam menaiki tangga, mengangkat benda dan bisa terjadi kelumpuhan.
Sekitar 10% penderita mengalami kelemahan otot yang diperlukan untuk pernafasan (krisis miastenik).
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya, yaitu jika seseorang mengalami kelemahan umum, terutama jika melibatkan otot mata atau wajah, atau kelemahan yang meningkat jika otot yang terkena digunakan atau berkurang jika otot yang terkena diistirahatkan.
Obat yang dapat meningkatkan jumlah asetilkolin dipakai untuk melakukan pengujian guna memperkuat diagnosis.
Yang paling sering digunakan untuk pengujian adalah edrofonium. Jika obat ini disuntikkan intravena, maka untuk sementara waktu akan memperbaiki kekuatan otot pada penderita miastenia gravis.
Pemeriksaan diagnostik lainnya adalah penilaian fungsi otot dan saraf dengan elektromiogram dan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya antibodi terhadap asetilkolin.
Beberapa penderita memiliki tumor pada kelenjar timusnya (timoma), yang mungkin merupakan penyebab dari kelainan fungsi sistem kekebalannya.
CT scan dada dilakukan untuk menemukan adanya timoma.
PENGOBATAN
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya, yaitu jika seseorang mengalami kelemahan umum, terutama jika melibatkan otot mata atau wajah, atau kelemahan yang meningkat jika otot yang terkena digunakan atau berkurang jika otot yang terkena diistirahatkan.
Obat yang dapat meningkatkan jumlah asetilkolin dipakai untuk melakukan pengujian guna memperkuat diagnosis.
Yang paling sering digunakan untuk pengujian adalah edrofonium. Jika obat ini disuntikkan intravena, maka untuk sementara waktu akan memperbaiki kekuatan otot pada penderita miastenia gravis.
Pemeriksaan diagnostik lainnya adalah penilaian fungsi otot dan saraf dengan elektromiogram dan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya antibodi terhadap asetilkolin.
Beberapa penderita memiliki tumor pada kelenjar timusnya (timoma), yang mungkin merupakan penyebab dari kelainan fungsi sistem kekebalannya.
CT scan dada dilakukan untuk menemukan adanya timoma.
sumber : www.medicastore.com