Administrator
Administrator
Sesungguhnya bukan sekali ini Nabi Muhammad SAW dihina. Setelah karikatur Nabi Muhammad SAW yang mengundang protes,kini sebuah lomba menggambar sketsa Nabi Muhammad SAW digelar. Berita fenomenal kali ini datang dari situs jejaring sosial Facebook, Muncul sebuah grup Facebook Lomba Menggambar Sketsa Nabi Muhammad SAW Grup Facebook itu bernama “Everybody Draw Mohammed Day”. Dalam grup tersebut menginformasikan lomba akan digelar pada 20 Mei 2010.
“May 20th 2010 is draw Mohammed day! Help spread knowledge about this important day - invite your friends!” demikian informasi yang tertulis di laman tersebut.
Bukan sekali ini Nabi Muhammad SAW dihina. Saat kecil dulu, setiap menjelang tidur ibu saya sering bercerita tentang sejarah hidup Nabi Muhammad SAW.Ada satu kisah yang tidak mungkin saya lupakan. Ibu saya bercerita, Nabi Muhammad SAW sejak menyeru manusia untuk hanya menyembah Allah SWT sudah sering dihina. Tidak hanya sekali, bahkan berkali-kali.
Bahkan, menurut cerita ibu saya, yang bersumber dari cerita para ulama, ada seorang wanita tua yang berani mencerca Nabi SAW. Setiap kali Nabi SAW melintas muka rumahnya, kala itu pula si wanita meludahkan air liurnya.
Peristiwa penghinaan itu berulang kali terjadi, bahkan hampir setiap hari.
Suatu kali ketika Nabi SAW lewat di depan rumahnya, si wanita tua itu tidak tampak dan tidak meludahinya. Nabi SAW pun menjadi bertanya-tanya, ke- napa wanita itu tidak tampak hari itu. Seolah Nabi Muhammad SAW “kangen” akan air ludah si wanita tadi, Karena penasaran, Nabi SAW lantas bertanya kepada seseorang, “Wahai Fulan, tahukah engkau, di manakah
wanita pemilik rumah ini? Bagaimana keadaannya?”
Orang yang ditanya menjadi heran, kenapa Nabi SAW justru begitu perhatian kepada wanita itu. Orang itu menjawab, “Apakah engkau tidak tahu
wahai Muhammad bahwa si wanita yang biasa meludahimu sudah beberapa hari terbaring sakit?” Mendengar jawaban itu, Nabi SAW mengangguk-angguk.
Maka Nabi SAW mampir menjenguk wanita peludah itu. Ketika tahu bahwa Nabi SAW, orang yang tiap hari dia ludahi, justru menjenguknya, si wanita menangis dalam hati. “Duhai betapa luhur budi manusia ini. Kendati tiap hari aku ludahi, justru dialah orang pertama yang menjenguk kemari.”
Dengan menitikan air mata, si wanita bertanya, “Wahai Muhammad, kenapa engkau menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu?”
Nabi SAW menjawab, “Aku yakin, engkau meludahiku karena engkau belum tahu tentang kebenaranku. Jika engkau mengetahuinya, aku yakin engkau tak akan lagi melakukannya.”
Mendengar ucapan bijak dari manusia utusan Allah SWT ini, si wanita menangis dalam hati. Dadanya sesak, tenggorokannya serasa tersekat.
Lantas, setelah mengatur napas akhirnya ia dapat bicara lepas, “Wahai Muhammad mulai saat ini aku bersaksi untuk mengikuti agamamu.” Lantas si wanita mengikrarkan dua kalimat syahadat.
Ketika Nabi Muhammad SAW diludahi dan dicaci, bukan amarah yang beliau tunjukkan, tapi rasa kasih sayang dan cinta. Beliau sangat memahami bahwa yang menghina dan menistakannya karena belum mengetahui kebenaran yang beliau bawa. Dengan kasih sayang dan cinta, kebenaran ajaran yang beliau bawa lebih mudah diterima oleh siapa saja, termasuk wanita tua yang awalnya begitu membencinya.
Mereka yang membuat provokasi dengan mengadakan Lomba Melukis Sketsa Nabi Muhammad SAW itu adalah orang-orang yang tidak mengerti, alias masih jahil. Tujuan mereka “meludahi” Nabi Muhammad SAW itu agar kita membalas meludahi mereka dengan lebih sengit. Dan kita pun jadi ikut jahil seperti mereka.
Ya, bagi umat Islam, membela Nabinya adalah kewajiban. Tetapi, ini bukan medan pertempuran yang mengharuskan kita menghantam dengan palu godam. Ini adalah pertempuran opini meraih simpati dan kepercayaan masyarakat internasional.
Kisah hidup Nabi Muhammad SAW cukuplah bagi kita inenjadi inspirasi untuk menyikapi penghinaan itu. Marilah kita tunjukkan bahwa kita bukan termasuk golongan orang-orang jahil.
Oleh Habiburrahman El Shirazy]
Budayawan Muda, Penulis Novel Ketika Cinta Bertasbih
sindo
“May 20th 2010 is draw Mohammed day! Help spread knowledge about this important day - invite your friends!” demikian informasi yang tertulis di laman tersebut.
Bukan sekali ini Nabi Muhammad SAW dihina. Saat kecil dulu, setiap menjelang tidur ibu saya sering bercerita tentang sejarah hidup Nabi Muhammad SAW.Ada satu kisah yang tidak mungkin saya lupakan. Ibu saya bercerita, Nabi Muhammad SAW sejak menyeru manusia untuk hanya menyembah Allah SWT sudah sering dihina. Tidak hanya sekali, bahkan berkali-kali.
Bahkan, menurut cerita ibu saya, yang bersumber dari cerita para ulama, ada seorang wanita tua yang berani mencerca Nabi SAW. Setiap kali Nabi SAW melintas muka rumahnya, kala itu pula si wanita meludahkan air liurnya.
Peristiwa penghinaan itu berulang kali terjadi, bahkan hampir setiap hari.
Suatu kali ketika Nabi SAW lewat di depan rumahnya, si wanita tua itu tidak tampak dan tidak meludahinya. Nabi SAW pun menjadi bertanya-tanya, ke- napa wanita itu tidak tampak hari itu. Seolah Nabi Muhammad SAW “kangen” akan air ludah si wanita tadi, Karena penasaran, Nabi SAW lantas bertanya kepada seseorang, “Wahai Fulan, tahukah engkau, di manakah
wanita pemilik rumah ini? Bagaimana keadaannya?”
Orang yang ditanya menjadi heran, kenapa Nabi SAW justru begitu perhatian kepada wanita itu. Orang itu menjawab, “Apakah engkau tidak tahu
wahai Muhammad bahwa si wanita yang biasa meludahimu sudah beberapa hari terbaring sakit?” Mendengar jawaban itu, Nabi SAW mengangguk-angguk.
Maka Nabi SAW mampir menjenguk wanita peludah itu. Ketika tahu bahwa Nabi SAW, orang yang tiap hari dia ludahi, justru menjenguknya, si wanita menangis dalam hati. “Duhai betapa luhur budi manusia ini. Kendati tiap hari aku ludahi, justru dialah orang pertama yang menjenguk kemari.”
Dengan menitikan air mata, si wanita bertanya, “Wahai Muhammad, kenapa engkau menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu?”
Nabi SAW menjawab, “Aku yakin, engkau meludahiku karena engkau belum tahu tentang kebenaranku. Jika engkau mengetahuinya, aku yakin engkau tak akan lagi melakukannya.”
Mendengar ucapan bijak dari manusia utusan Allah SWT ini, si wanita menangis dalam hati. Dadanya sesak, tenggorokannya serasa tersekat.
Lantas, setelah mengatur napas akhirnya ia dapat bicara lepas, “Wahai Muhammad mulai saat ini aku bersaksi untuk mengikuti agamamu.” Lantas si wanita mengikrarkan dua kalimat syahadat.
Ketika Nabi Muhammad SAW diludahi dan dicaci, bukan amarah yang beliau tunjukkan, tapi rasa kasih sayang dan cinta. Beliau sangat memahami bahwa yang menghina dan menistakannya karena belum mengetahui kebenaran yang beliau bawa. Dengan kasih sayang dan cinta, kebenaran ajaran yang beliau bawa lebih mudah diterima oleh siapa saja, termasuk wanita tua yang awalnya begitu membencinya.
Mereka yang membuat provokasi dengan mengadakan Lomba Melukis Sketsa Nabi Muhammad SAW itu adalah orang-orang yang tidak mengerti, alias masih jahil. Tujuan mereka “meludahi” Nabi Muhammad SAW itu agar kita membalas meludahi mereka dengan lebih sengit. Dan kita pun jadi ikut jahil seperti mereka.
Ya, bagi umat Islam, membela Nabinya adalah kewajiban. Tetapi, ini bukan medan pertempuran yang mengharuskan kita menghantam dengan palu godam. Ini adalah pertempuran opini meraih simpati dan kepercayaan masyarakat internasional.
Kisah hidup Nabi Muhammad SAW cukuplah bagi kita inenjadi inspirasi untuk menyikapi penghinaan itu. Marilah kita tunjukkan bahwa kita bukan termasuk golongan orang-orang jahil.
Oleh Habiburrahman El Shirazy]
Budayawan Muda, Penulis Novel Ketika Cinta Bertasbih
sindo