Megha
New member
Nah, buat yang eksis banget sama dunia musik pasti kenal dong sama tokoh-tokoh legendaris diatas? kalo di inget-inget kangen juga ya bos sama mareka.. ketika kita kangen-kengenan mengenang mereka, kita jadi inget kasus kematian & kesuksesan mereka ketika sudah berpulang. Tapi loe tau gak kenapa mereka bisa hidup cepat tapi mati muda?? Nah ini dia yang gw dapetin dari crew majalah hai, Enjoy dah!!
Dalam musik rock, mati muda kadang-kadang lebih menguntungkan. Nama tetap tenar, jualan CD bahkan bisa lebih laku ketimbang pada saat masih hidup.... Tapi tetep aja mati.
Mark Bellis dan John Ashton bukan rocker. Tetapi dua dokter dari Liverpool John Moores University, lnggris itu tertarik melakukan penelitian kasus kematian para rockstar. Tulisannya dalam Journal of Epidemiology and Community Health belum lama ini lumayan menarik. Salah satu kesimpulannya: para rockstar punya kasus lebih dan dua kali lipat untuk mati muda ketimbang kita, orang biasa.
Bellis dan Ashton melakukan riset atas 1.050 musisi dan penyanyi di Amrik dan Eropa, yang aktif dalam kurun waktu 1956 sampai 2005. Dalam catatannya, peluang hidup rata-rata musisi Amrik adalah 42 tahun. Sementara untuk musisi atau penyanyi Eropa, cuma 35 tahun Padahal usia harapan hidup orang Amrik atau Eropa ada di kisaran angka 70 tahun.
So, para rockstar memang berpeluang mati lebih muda. Cuma, masalahnya, kenapa mati muda? Ada banyak penyebab. Yang pertama adalah soal tekanan psikologis. Musisi atau penyanyi mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Dan nggak dikenal menjadi populer. Mereka tiba-tiba jadi pusat perhatian orang.
Apa pun tentang dirinya dikorek habis oleh media. Keadaan seperti itu menimbulkan stres, depresi, dan beberapa efek kejiwaan yang negatif. Sementara itu alkohol dan narkoba sangat mudah didapat. ?Semua faktor memberi sumbangan atas perilaku menghancurkan diri sendiri seperti itu,? terang Bellis.
Di Eropa, narkoba dan alkohol menjadi penyebab kematian cukup besar bagi kalangan musisi. Angkanya 28% dan seluruh kasus kematian. Sementara di Amrik, angkanya adalah 15 %.
Duo Liverpool itu juga menunjukkan masa paling rawan bagi seorang musisi adalah lima-enam tahun sejak namanya popufer. Jadi kalo seorang musisi mulai top pada usia 17-22 tahun, maka masa rawannya adalah antara 17-27 tahun. Setelah itu?
Riset menunjukkan ?popularitas? masih menjadi ancaman hingga 25 tahun berikutnya, meski nggak sehebat lima tahun yang pertama.
Jadi, pesan moral dan penelitian itu: para rockstar kudu siap mental.