gupy15
Mod
Minggu, 06 Jan 2008,
PAN Isyaratkan Usung Sultan Sebagai Capres 2009
GUNUNGKIDUL - Teka-teki di balik kedekatan Sultan HB X dengan Ketua Umum DPP PAN Soetrisno Bachir kini semakin transparan. Raja sekaligus gubernur DIJ itu dimungkinkan akan maju dalam bursa calon presiden (capres) 2009 bersama partai berlambang matahari terbit tersebut.
Isyarat itu muncul saat HB X bertemu Soetrisno Bachir dan mantan Ketua Umum PAN Amien Rais di Hutan Wanagama dalam Rakerwil II DPD PAN DIJ kemarin. Tampak pula Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Totok Daryanto.
Meski hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari DPP PAN terkait pencalonan Sultan HB X dalam Pilpres 2009, isyarat kedua pihak bakal bergandengan tangan dalam pilpres mendatang semakin menguat. Bahkan, Amien dan Soetrisno terkesan sengaja memberikan komentar yang mengarah kepada skenario itu.
"Wartawan sekarang ini malas membuat tafsir. Saya kira, kedekatan saya selaku ketua umum PAN dengan Sultan HB X dengan beberapa kali pertemuan dan kontinyu sudah memberikan gambaran yang jelas. Dari kenyataan tersebut kok masih ditanyakan," kata Soetrisno Bachir saat ditanya kemungkinan PAN mencalonkan Sultan dalam Pilpres 2009.
Setali tiga uang, Amien juga mengisyaratkan PAN bakal mengusung Sultan. Menurut dia, pemerintahan saat ini yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah harus berhenti pada 2009 dan tidak boleh dilanjutkan.
Amien menambahkan, dibutuhkan tokoh yang punya visi dan komitmen terhadap reformasi untuk memimpin bangsa ini. Ketika didesak siapa tokoh yang layak memimpin negara pasca-2009, Amien tampak melirik ke arah Sultan yang duduk di sebelah kirinya.
"Sebelah kiri saya (Sultan) ini layak menggantikan. Dia tokoh nasional dan juga tokoh reformasi yang punya komitmen terhadap rakyat," kata Amien.
Sinyalemen tersebut dikuatkan lagi oleh Soetrisno Bachir saat memberikan sambutan dalam acara rakerwil. Di depan kader dan simpatisan PAN, dia mengatakan bahwa Sultan layak dicalonkan sebagai presiden. Bahkan, selaku ketua umum PAN, dirinya memiliki kapasitas untuk menentukan pencalonan Sultan dari PAN.
"Sebagai ketua umum, saya bisa menentukan siapa capres yang akan diusung oleh PAN, baik itu Sultan ataupun Amien Rais. Jadi, yang perlu dilakukan selama 1,5 tahun sebelum pilpres ini adalah memberikan pembelajaran kepada masyarakat," kata Soetrisno.
Dalam acara tersebut, dia sempat memberikan sejumlah joke yang intinya juga semakin menguatkan sinyalemen pencalonan Sultan dari PAN. Kepada kader PAN DIJ, dia mengatakan bahwa yang perlu dihadapi bukanlah partai-partai kecil yang bermunculan, termasuk tokoh-tokoh PAN maupun Muhammadiyah yang kini mendirikan partai baru.
"Saat ini kita harus konsen. Yang perlu dilawan dan dikalahkan itu bukan partai kecil-kecil, tetapi Golkar yang saat ini menempati urutan pertama. Tetapi kalau di sana ada Sultan, itu urusan lain," kata Soetrisno disambut tepuk tangan hadirin.
Dalam acara tersebut, Soetrisno juga sempat "mengerjai" Sultan. Di ujung orasinya, dia meminta para kader menjawab yel "Hidup PAN" dengan mengepalkan tangan. Saat itulah Soetrisno terkesan sedikit memaksa agar Sultan mau ikut meneriakkan yel PAN sambil mengepalkan tangan. Setelah yel pertama diteriakkan, Soetrisno tampak kurang puas. Dia pun meminta seluruh hadirin berdiri dalam meneriakkan yel tersebut. "Kayaknya semua harus berdiri. Semoga Sultan juga mau ikut berdiri," katanya sambil melirik Sultan.
Saat itulah Sultan tampak tersenyum sambil ikut berdiri. Sementara di saat yang lain mengangkat tangan dengan sepenuh hati, Sultan tampak hanya memajukan tangan kanannya. Apakah dia ikut menerikkan yel "Hidup PAN"? Yang tampak hanya gerakan bibirnya, sementara suaranya larut bersama suara ratusan kader PAN yang memadati Aula Wanagama.
Sementara itu, hingga saat ini Sultan juga belum secara pasti mengakui kesediannya maju sebagai capres dari PAN. Saat ditanya kehadirannya dalam acara rakerwil, Sultan hanya menjawab bahwa dirinya diundang dalam kapasitas sebagai gubernur.
Namun, jawaban tersebut bertolak belakang dengan apa yang disampaikan Sultan saat diberi kesempatan memberikan sambutan. Dalam kesempatan itu, pernyataan Sultan lebih mengarah ke orasi politik dibandingkan sambutan seorang gubernur.
Sultan dalam kesempatan tersebut berbicara mengenai kepemimpinan nasional dan suksesi. "Saya kira regenerasi kepemimpinan nasional perlu dilakukan. Sedangkan PAN masih sangat relevan untuk dijadikan motor reformasi," kata Sultan.
Terkait dengan pencalonan dirinya, Sultan terkesan memberikan jawaban mengambang. Misalnya, ketika ditanya apakah dirinya benar-benar dicalonkan PAN, Sultan mengelak menjawab. Dia justru meminta wartawan menanyakan hal itu langsung kepada pengurus DPP PAN.
"Silakan tanya langsung kepada PAN dong. Jangan tanya ke saya," katanya. Saat ditanya mengenai kesanggupan dan kesiapannya maju dalam bursa pilpres mendatang, Sultan pun memberikan jawaban diplomatis. "Pilpres bukan soal siap dan tidak siap. Tetapi, sampai saat ini saya masih menjabat gubernur (DIJ) sehingga belum bisa memberikan jawaban. Kalau saya menjawab sekarang, nanti saya dikira gubernur yang tidak tahu etika. Setelah tidak menjabat gubernur, ya lihat saja nanti," paparnya. (ufi/sam/oni)
http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=320364
PAN Isyaratkan Usung Sultan Sebagai Capres 2009
GUNUNGKIDUL - Teka-teki di balik kedekatan Sultan HB X dengan Ketua Umum DPP PAN Soetrisno Bachir kini semakin transparan. Raja sekaligus gubernur DIJ itu dimungkinkan akan maju dalam bursa calon presiden (capres) 2009 bersama partai berlambang matahari terbit tersebut.
Isyarat itu muncul saat HB X bertemu Soetrisno Bachir dan mantan Ketua Umum PAN Amien Rais di Hutan Wanagama dalam Rakerwil II DPD PAN DIJ kemarin. Tampak pula Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Totok Daryanto.
Meski hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari DPP PAN terkait pencalonan Sultan HB X dalam Pilpres 2009, isyarat kedua pihak bakal bergandengan tangan dalam pilpres mendatang semakin menguat. Bahkan, Amien dan Soetrisno terkesan sengaja memberikan komentar yang mengarah kepada skenario itu.
"Wartawan sekarang ini malas membuat tafsir. Saya kira, kedekatan saya selaku ketua umum PAN dengan Sultan HB X dengan beberapa kali pertemuan dan kontinyu sudah memberikan gambaran yang jelas. Dari kenyataan tersebut kok masih ditanyakan," kata Soetrisno Bachir saat ditanya kemungkinan PAN mencalonkan Sultan dalam Pilpres 2009.
Setali tiga uang, Amien juga mengisyaratkan PAN bakal mengusung Sultan. Menurut dia, pemerintahan saat ini yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah harus berhenti pada 2009 dan tidak boleh dilanjutkan.
Amien menambahkan, dibutuhkan tokoh yang punya visi dan komitmen terhadap reformasi untuk memimpin bangsa ini. Ketika didesak siapa tokoh yang layak memimpin negara pasca-2009, Amien tampak melirik ke arah Sultan yang duduk di sebelah kirinya.
"Sebelah kiri saya (Sultan) ini layak menggantikan. Dia tokoh nasional dan juga tokoh reformasi yang punya komitmen terhadap rakyat," kata Amien.
Sinyalemen tersebut dikuatkan lagi oleh Soetrisno Bachir saat memberikan sambutan dalam acara rakerwil. Di depan kader dan simpatisan PAN, dia mengatakan bahwa Sultan layak dicalonkan sebagai presiden. Bahkan, selaku ketua umum PAN, dirinya memiliki kapasitas untuk menentukan pencalonan Sultan dari PAN.
"Sebagai ketua umum, saya bisa menentukan siapa capres yang akan diusung oleh PAN, baik itu Sultan ataupun Amien Rais. Jadi, yang perlu dilakukan selama 1,5 tahun sebelum pilpres ini adalah memberikan pembelajaran kepada masyarakat," kata Soetrisno.
Dalam acara tersebut, dia sempat memberikan sejumlah joke yang intinya juga semakin menguatkan sinyalemen pencalonan Sultan dari PAN. Kepada kader PAN DIJ, dia mengatakan bahwa yang perlu dihadapi bukanlah partai-partai kecil yang bermunculan, termasuk tokoh-tokoh PAN maupun Muhammadiyah yang kini mendirikan partai baru.
"Saat ini kita harus konsen. Yang perlu dilawan dan dikalahkan itu bukan partai kecil-kecil, tetapi Golkar yang saat ini menempati urutan pertama. Tetapi kalau di sana ada Sultan, itu urusan lain," kata Soetrisno disambut tepuk tangan hadirin.
Dalam acara tersebut, Soetrisno juga sempat "mengerjai" Sultan. Di ujung orasinya, dia meminta para kader menjawab yel "Hidup PAN" dengan mengepalkan tangan. Saat itulah Soetrisno terkesan sedikit memaksa agar Sultan mau ikut meneriakkan yel PAN sambil mengepalkan tangan. Setelah yel pertama diteriakkan, Soetrisno tampak kurang puas. Dia pun meminta seluruh hadirin berdiri dalam meneriakkan yel tersebut. "Kayaknya semua harus berdiri. Semoga Sultan juga mau ikut berdiri," katanya sambil melirik Sultan.
Saat itulah Sultan tampak tersenyum sambil ikut berdiri. Sementara di saat yang lain mengangkat tangan dengan sepenuh hati, Sultan tampak hanya memajukan tangan kanannya. Apakah dia ikut menerikkan yel "Hidup PAN"? Yang tampak hanya gerakan bibirnya, sementara suaranya larut bersama suara ratusan kader PAN yang memadati Aula Wanagama.
Sementara itu, hingga saat ini Sultan juga belum secara pasti mengakui kesediannya maju sebagai capres dari PAN. Saat ditanya kehadirannya dalam acara rakerwil, Sultan hanya menjawab bahwa dirinya diundang dalam kapasitas sebagai gubernur.
Namun, jawaban tersebut bertolak belakang dengan apa yang disampaikan Sultan saat diberi kesempatan memberikan sambutan. Dalam kesempatan itu, pernyataan Sultan lebih mengarah ke orasi politik dibandingkan sambutan seorang gubernur.
Sultan dalam kesempatan tersebut berbicara mengenai kepemimpinan nasional dan suksesi. "Saya kira regenerasi kepemimpinan nasional perlu dilakukan. Sedangkan PAN masih sangat relevan untuk dijadikan motor reformasi," kata Sultan.
Terkait dengan pencalonan dirinya, Sultan terkesan memberikan jawaban mengambang. Misalnya, ketika ditanya apakah dirinya benar-benar dicalonkan PAN, Sultan mengelak menjawab. Dia justru meminta wartawan menanyakan hal itu langsung kepada pengurus DPP PAN.
"Silakan tanya langsung kepada PAN dong. Jangan tanya ke saya," katanya. Saat ditanya mengenai kesanggupan dan kesiapannya maju dalam bursa pilpres mendatang, Sultan pun memberikan jawaban diplomatis. "Pilpres bukan soal siap dan tidak siap. Tetapi, sampai saat ini saya masih menjabat gubernur (DIJ) sehingga belum bisa memberikan jawaban. Kalau saya menjawab sekarang, nanti saya dikira gubernur yang tidak tahu etika. Setelah tidak menjabat gubernur, ya lihat saja nanti," paparnya. (ufi/sam/oni)
http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=320364