Yg namanya partai politik, apa pun namanya, tujuannya pasti cuma satu, pengin berkuasa. Itu saja. Nggak dimanapun di dunia ini begitulah adanya. Masalah hati nurani kek. keadilan sejahtera kek, demokrasi kek itu cuman sarana unt menarik hati rakyat agar memilih mereka.
Coba kita bikin partai namanya Partai Pengin Berkuasa, siapa yg mau pilih? Supaya laku maka dagangan harus dikemas rapi dan menggiurkan. Orang dagang tahu goreng juga paham itu, kalau tahunya ditaruh di pispot siapa yg mau beli.
Jadi jargon2 "kesejahteraan rakyat", "keadilan", "membela rakyat kecil" itu cuman sekedar sarana unt mencapai tujuannya, yaitu berkuasa tadi. Kalau tujuannya memang unt kepentingan rakyat, kenapa mesti bikin partai dan kampanye yg ngabisin puluhan bahkan milyardan rupiah. Kenapa dananya nggak dipakai buat kepentingan rakyat secara langsung, bikin klinik gratis kek, kasih bea siswa kek.
Setelah tujuan tercapai maka sarana itu sdh tdk diperlukan lagi dan boleh dicampakkan. Itu sudah jamak dan sangat wajar. Contohnya juga banyak kok.
Coba tanya ke rakyat Jakarta pada umumnya, setelah 2 thn lebih PKS menempatkan kader2nya di DPRD sbg pemenang suara terbanyak, apakah rakyat merasa diperlakukan lbh adil dan hidupnya lbh sejahtera? Coba tanya ke rakyat Depok, setelah Nur Mahmudi, yg notabene dari PKS, jadi walikota, apakah hidupnya lbh sejahtera? Ataukah ada tanda2 ke arah sana?
Maaf yg saya ambil contoh kebetulan dari PKS. Tapi yg dari partai lain juga sama saja kok. Coba tanya rakyat daerah yg dipimpin orang PDIP. misalnya, apakah kehidupan disana jadi lbh demokratis? Coba tanya rakyat di daerah yg dipimpin oleh orang Golkar, apakah lbh gampang cari kerja?
Yg ada malah semua DPRD rame2 menyambut baik terbitnya PP 37 yg mengatrol pendapatan mereka. Ada memang satu dua yg bersuara menolak, tapi mereka juga tahu bahwa akhirnya PP tsb juga diberlakukan dan yg untung juga mereka. Jadi mereka menolak hanya pemanis bibir saja. Kalau benar2 punya prinsip menolak dan tdk mau munafik, coba kita pengin lihat ada nggak anggota DPRD yg mengundurkan diri krn tak sudi menerima tambahan tunjangan tsb?
Sama persis spt waktu heboh kenaikan tunjangan DPR, banyak yg pura2 menolak dan bahkan ada yg pakai acara mengembalikan dana tersebut. He he he .. tapi yg dikembalikan cuman sekali sedang dia terimanya tiap bulan. "Duit kok ditolak, goblok banget", pikir mereka.
Jadi yg namanya partai politik, dimanapun, mereka berjuang unt mereka sendiri. Soal rakyat itu ya urusan rakyat sendiri, nggak ada hubungannya ama politik.