resi_dj
New member
Pernah kah anda disakiti padahal anda tak punya salah apa-apa?
Saya pernah. Dan sakit sekali rasanya.
Lalu apakah anda memafkannya?
Apa Memaafkan sudah ada dalam kamus hidup anda sejak dulu? Mendoakan? Apa lagi! Berbuat baik pada yang berbuat buruk pada kita? Apakah Anda sudah kepikiran atau belum sama sekali? Maka anda punya dua pilihan. Pasrah atau balas. Maka pilihan kedua lah yang banyak akan dipilih : BALAS. Dan rasanya enak sekali. Balas dendam itu melegakan.
Belakangan saya belajar banyak mengenai ini. Suatu kepedihan – karena apapun atau siapapun – akan menjadi beban bila dipendam. Seseorang yang disakiti pada hakikatnya diberikan energi negatif. Maka bila energy negative itu tak dilepaskan, maka ia akan terus ada. Membebani. Terus menyakiti. Merusak. Bahkan bisa bertambah besar.
Karena itu, sangat penting melepaskan energi kepedihan itu.
Salah satu cara melepas energi kepedihan itu adalah dengan membalas pada orang yang telah melepaskan energy itu pada kita. Nah, dalam konteks ini, kita punya dua pilihan.
Pertama, membalas sama buruknya. Pilihan ini bisa melepas energy kepedihan itu. Tapi resikonya besar juga. Orang yang terkena energi pembalasan yang buruk ini, bisa membalas lagi pada kita. Pembalasan yang buruk pula. Maka dimulai lah sebuah siklus balas dendam tiada akhir yang sangat buruk. Pada pilihan ini, hinaan dibalas hinaan. Kecurangan dibalas kecurangan. Kemarahan dibalas kemaharan.
Kedua, membalas dengan energy baik / manis (sweet revenge). Pilihan in membuat kita membangkitkan energy baik yang bisa mengatasi dan mendorong keluar energy kepedihan yang ada di diri kita. Membalas jenis ini bisa mengakhiri kepedihan.
Saya pernah. Dan sakit sekali rasanya.
Lalu apakah anda memafkannya?
Apa Memaafkan sudah ada dalam kamus hidup anda sejak dulu? Mendoakan? Apa lagi! Berbuat baik pada yang berbuat buruk pada kita? Apakah Anda sudah kepikiran atau belum sama sekali? Maka anda punya dua pilihan. Pasrah atau balas. Maka pilihan kedua lah yang banyak akan dipilih : BALAS. Dan rasanya enak sekali. Balas dendam itu melegakan.
- /+
Belakangan saya belajar banyak mengenai ini. Suatu kepedihan – karena apapun atau siapapun – akan menjadi beban bila dipendam. Seseorang yang disakiti pada hakikatnya diberikan energi negatif. Maka bila energy negative itu tak dilepaskan, maka ia akan terus ada. Membebani. Terus menyakiti. Merusak. Bahkan bisa bertambah besar.
Karena itu, sangat penting melepaskan energi kepedihan itu.
Salah satu cara melepas energi kepedihan itu adalah dengan membalas pada orang yang telah melepaskan energy itu pada kita. Nah, dalam konteks ini, kita punya dua pilihan.
Pertama, membalas sama buruknya. Pilihan ini bisa melepas energy kepedihan itu. Tapi resikonya besar juga. Orang yang terkena energi pembalasan yang buruk ini, bisa membalas lagi pada kita. Pembalasan yang buruk pula. Maka dimulai lah sebuah siklus balas dendam tiada akhir yang sangat buruk. Pada pilihan ini, hinaan dibalas hinaan. Kecurangan dibalas kecurangan. Kemarahan dibalas kemaharan.
Kedua, membalas dengan energy baik / manis (sweet revenge). Pilihan in membuat kita membangkitkan energy baik yang bisa mengatasi dan mendorong keluar energy kepedihan yang ada di diri kita. Membalas jenis ini bisa mengakhiri kepedihan.
Anda karyawan berkualitas emas tapi diperlakukan seperti besi oleh bos anda. Anda terlalu sering dimarahi atas prestasi anda. Anda dihina melewati batas atas kesalahan anda. Kreativitas anda disepelekan. Usul anda dibuang ke tong sampah. Maka balaslah dengan manis. Keluar dari pekerjaan anda. Jadilah lebih berprestasi. Jadilah lebih kaya. Jadilah lebih berkuasa. Dan dengan kekuasaan anda, genggamlah mantan bos anda itu. Buat lah dia mengkerut di depan anda. Dan rasakanlah… betapa manisnya pembalasan itu. Katakan pada banyak orang bahwa prestasi anda yang sekarang adalah juga karena mantan bos anda itu. Cukuplah sampai segitu. Jangan diteruskan balas dendamnya. Karena bila diteruskan, anda mungkin yang akan menyakiti dia dengan energy negative anda.
Anda istri setia yang dikhianati suami anda. Balas kepedihan itu dengan manis. Jadilah istri yang diinginkan bahkan digila-gilai oleh suami anda. Jadilah lebih cantik dan menawan. Jadilah pribadi yang kuat. Hapus air mata kesedihan anda. Keraskan rahang anda. Jadilah lebih berkuasa atasnya. Buat suami anda berlutut di depan anda. Memohon maaf dari anda. Menghiba belas kasihan anda. Dan rasakanlah kenikmatan itu. Rasakan melenyapnya kepedihan anda yang digantikan perasaan berkuasa yang enak luar biasa. Anda kuat. Anda bebas memilih untuk menerima dia kembali atau berpisah darinya. Pilihannya benar-benar berada di tangan anda. Lepas dan jauh dari ketakutan atau kekhawatiran akan apapun. Anda benar-benar berkuasa atas diri anda.
--- HereCinta anda ditolak karena anda miskin. Jangan menangis. Jangan meratapi diri. Jangan menyalahkan Tuhan atau orang tua anda. Jangan merasa menjadi orang termiskin di dunia. Tapi jadilah kaya raya. Jadilah lebih kaya dari dia yang menolak anda itu. Buatlah diri anda berada pada posisi yang sama atau lebih kuat darinya. Buat dia jadi menginginkan anda. Buat dia menyesal atas penolakan yang telah dia lakukan. Pada saat itu, anda berkuasa untuk menerima atau menolak dia. Apakah anda menerima atau menolak dia, lakukan dengan penuh gaya dan kharisma. Jangan bersikap buruk padanya. Toh, beban kepedihan anda telah anda lepaskan. Anda telah terbebas dari segala beban.