aljihad
New member
Masjid Agung Al-Jihad merupakan masjid tertua di Ciputat
Itulah hal yang sering aku terdengar, selalu tersedia tempat yang berbentuk seperti jaring yang disangkutkan pada dua buah drum yang ditujukan kepada siapapun yang ingin menyumbang untuk pembangunan Masjid Agung Al-Jihad. Pemandangan serupa adalah beberapa bapak-bapak yang sudah tua berdiri di pinggir jalan sembari mengulurkan tangan kepada orang-orang yang melintasi jalan dan angkutan-angkutan umum. Pemandangan seperti ini tidak baru saja terlihat, tetapi sudah sangat lama hampir kurang lebih 4 tahun lamanya.
Masjid Agung Al-Jihad adalah sebuah masjid yang masih tersisa di Ciputat sejak masa penjajahan Jepang. Ketika itu bentuknya tidaklah sekokoh bangunan masjid seperti sekarang ini, hanya dengan dinding bilik bambu dan kayu saja, langgar atau surau sebutanya yang berarti musholla, yang hanya cukup ditempati kurang lebih sepuluh orang saja. Masjid Agung Al-Jihad ini dibangun dari tanah wakaf yang kemudian menjadi sebuah yayasan, namun banyak warga dan pimpinan dan keanggotaan masjid sendiri yang menginginkan dan sangat mengharapkan masjid agung ini bisa berdiri sendiri tanpa dinaungi oleh yayasan.
Buya Hamka merupakan sosok yang memiliki peranan penting pada Masjid Agung Al-Jihad. Sewaktu ia masih hidup banyak kontribusi yang beliau berikan untuk Masjid Agung Al-Jihad. Pada masa itu pun Masjid Agung Al-Jihad dijadikan sebagai sorotan sebagai tempat peribadatan yang memiliki dakwah sangat kental dan religius, hal tersebut disebabkan karena mayoritas penduduk Ciputat dan sekitarya bahkan hingga menjadi Kabupaten Tangsel ini adalah kaum muslim. Bentuk atapnya yang menggunakan kubah kerucut menjadikan Masjid Agung Al-Jihad sebagai soroton tersendiri. Ketika itu TVRI sering kali menjadikan Masid Agung Al-Jihad sebagai masjid yang disorot untuk tayangan adzan maghrib di televisi tersebut.
Masjid Agung Al-Jihad memiliki cerita sejarah yang tidak akan terlupakan, sekedar mengingatkan kejadian tahun 1984, saat terbakarnya gudang peluru marinir di Cilandak. Dentuman peluru tersebut terdengar hingga berbagai wilayah, salah satunya Cipuat dan sekitarnya. Dari pemaparan beberapa orang yang telah tinggal lama di dekat Masjid Agung, salah satu dinding bagian tengah Masjid Agung Al-Jihad rusak terkena dentuman peluru yang meledak. Hal tersebut mengakibatkan para penduduk sekitar mengungsi ke wilayah Jombang, Ciputat Timur dan Parung, Bogor. Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Ir. Ramzi, ketua dewan pembangunan Masjid Agung Al-Jihad.
Meskipun sampai dengan saat ini perenovasian dan pembangunan lantai dua Masjid Agung Al-Jihad masih terus berjalan, tak lantas menjadikan Masjid Agung Al-Jihad meniadakan kegiatan-kegiatan yang berlangsung setiap harinya. Masjid yang berada dalam wilayah yang sangat strategis ini, yaitu dekat dengan Pasar Ciputat dan wilayah padat penduduk dan keramaian kota, selalu membuat masjid ini terlihat sangat ramai. Ketika waktu sudah menunjukan untuk shalat, berbondong-bondong orang yang berada disekitarnya, seperti para pedagang, penjaga toko, dan orang-orang yang sengaja berhenti dari perjalanannya untuk mampir dan beribadah di masjid ini.
Ciputat bahkan Tangerang Selatan adalah kota dengan penduduk Islam terbesar, setiap jengkal terdapat masjid dan mushala. Hal yang harus kita sadari adalah menjaga keutuhan dan mengembangkan nilai dakwah Islam agar kehadiran masjid dan mushala yang tersebar di setiap titik wilayah memiliki daya tarik tersendiri serta memiliki sejarah yang akan tetap diingat massa layaknya Masjid Agung
Other names
Panitia Pembangunan Masjid Agung Al Jihad Ciputat
Sumber : komunitasdjuanda.wordpress.com