andree_erlangga
New member
Mengaku sakit hati karena sering "dimarahi", Dedi Djunaedi, pembantu rumah tangga (PRT) Dinny Dinarsi, nekat membunuh majikannya, Dinny Dinarsi (65). Dedi akhirnya ditangkap tim gabungan Polwil Bogor dan Polres Cianjur dalam waktu 24 jam.
Berdasarkan informasi, Dinny Dinarsi (65), warga Jalan Agus Saleh, Gang Al-Ichsan No 548, RT 01/08 Kampung Bojongmeron, Kelurahan Solokpandan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, adalah kakak ipar Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Anton Bahrul Alam.
Kapolwil Bogor Kombes Sukrawadi Dahlan membenarkan pihaknya telah menangkap Dedi Djunaedi yang sebelumnya sempat dimintai keterangan oleh polisi.
Penangkapan terhadap tersangka pelaku didasarkan pada hasil analisis olah TKP (tempat kejadian perkara) serta pemeriksaan terhadap lima orang saksi, termasuk Dedi, yang dilakukan secara maraton oleh tim gabungan.
Menurut Kapolwil, semula Dedi tak mengaku bahwa dia pelakunya. Alibinya cukup kuat, apalagi didukung sidik jari di TKP (tempat kejadian perkara) sangat minim dan tak ada satu pun tampak sidik jari tersangka Dedi. Namun dua saksi lain dari kelima saksi itu, H dan I, mengatakan bahwa salah satu pembantu rumah tangga Dinny yang bernama Dedi itu adalah pelakunya, ungkap mantan Kapolrestro Jakarta Pusat.
Sementara itu, berdasarkan keterangan Dedy sendiri kepada penyidik Polres Cianjur, Dedy sudah lama memendam rasa kesal dan dendam terhadap korban, bahkan sejak bekerja sebagai pembantu rumah tangga korban. Selama bekerja satu tahun enam bulan, Dedi memang tinggal bersama keluarga korban.
suarakarya-online.com
Berdasarkan informasi, Dinny Dinarsi (65), warga Jalan Agus Saleh, Gang Al-Ichsan No 548, RT 01/08 Kampung Bojongmeron, Kelurahan Solokpandan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, adalah kakak ipar Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Anton Bahrul Alam.
Kapolwil Bogor Kombes Sukrawadi Dahlan membenarkan pihaknya telah menangkap Dedi Djunaedi yang sebelumnya sempat dimintai keterangan oleh polisi.
Penangkapan terhadap tersangka pelaku didasarkan pada hasil analisis olah TKP (tempat kejadian perkara) serta pemeriksaan terhadap lima orang saksi, termasuk Dedi, yang dilakukan secara maraton oleh tim gabungan.
Menurut Kapolwil, semula Dedi tak mengaku bahwa dia pelakunya. Alibinya cukup kuat, apalagi didukung sidik jari di TKP (tempat kejadian perkara) sangat minim dan tak ada satu pun tampak sidik jari tersangka Dedi. Namun dua saksi lain dari kelima saksi itu, H dan I, mengatakan bahwa salah satu pembantu rumah tangga Dinny yang bernama Dedi itu adalah pelakunya, ungkap mantan Kapolrestro Jakarta Pusat.
Sementara itu, berdasarkan keterangan Dedy sendiri kepada penyidik Polres Cianjur, Dedy sudah lama memendam rasa kesal dan dendam terhadap korban, bahkan sejak bekerja sebagai pembantu rumah tangga korban. Selama bekerja satu tahun enam bulan, Dedi memang tinggal bersama keluarga korban.
suarakarya-online.com