Pemerintah Berutang Rp 25 Triliun ke Pertamina

jainudin

New member
JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menyatakan pemerintah memiliki utang kepada PT Pertamina (Persero) sebesar Rp 25 triliun. Utang tersebut merupakan tagihan atas kewajiban pelayanan umum (PSO) pemerintah yang dilakukan Pertamina. “Angka itu akumulasi dari tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya di Jakarta kemarin.
Dahian mengaku khawatir akan besarnya nilai utang pemerintah ke Pertamina. Utang tersebut menyebabkan Pertamina kesulitan memenuhi pasokan minyak dalam negeri yang masih diimpor. “Enggak ada minyak nanti marah, tapi beli juga susah,” katanya.
Dia enggan merinci alasan pemerintah belum membayar utang ke Pertamina. “Tanyakan ke Kementerian Keuangan saja,” ujarnya. Kondisi itu, kata Ella, mengakibatkan Pertamina secara

korporasi kesulitan memperbesar nilai belanja modalnya.
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, per Desember 2012, total piutang kepada pemerintah US$ 2,84 miliar (Rp 28,2 triliun), naik dari 2011 sebesar US$ 1,47 miliar. Adapun piutang entitas anak usaha ke pemerintah sebesar US$ 140,8 juta (Rp 1,39 triliun).
“Secara konsolidasi, piutang Pertamina ke pemerintah pada 2012 sebesar US$ 2,99 triliun (Rp 29,6 triliun),” ujar Karen dalam keterangan tertulisnya di laporan keuangan perseroan 2012. Dan angka itu, piutang Pertamina ke pemerintah atas penggantian biaya subsidi jenis BBM tertentu pada 2012 sebesar US$ 2,08 niiliar (Rp 20,6 triliun).
Pada 2012, realisasi investasi Pertamina mencapai US$ 3,13 miliar
(Rp 31 triliun).

Perseroan menargetkan secara tahunan pendapatan tumbuh 9 persen pada 2012-2016 menjadi US$ 85,3 miliar Tahun lalu, Pertamina membukukan pendapatan usaha dan penjualan US$ 70,9 miliar (Rp 702,5 triliun). Laba bersih perseroan ditargetkan naik 16 persen, dan US$ 2,7 miliar (Rp 26,7 tniliun) pada 2012 menjadi US$ 4,9 miliar (US$ 48,5 tniliun) pada 2016.
Menurut Karen, hingga 2016, perseroan merencanakan investasi US$ 45,3 miliar (Rp 448,6 triliun). Sebanyak 79 persen akan digunakan untuk investasi sektor hulu dan akuisisi blok migas. Akuisisi blok migas itu baik pada tahap produksi maupun pengembangan. “Kami masih membutuhkan tambahan investasi untuk proyek-proyek seperti rekonfigurasi hilang Balikpapan, dan lainnya,” ujarnya.
• ANANDA PUTRI | ABDUL MALIK



Sumber : republika/tangsel pos
 
Back
Top