Peran Butog Perlu Dimaksimalkan

jainudin

New member
PALMERAH — Peran Bulog sebagai instrumen pemerintah dalam mengendalikan pasar harus kembali dimaksimalkan. Karena, Bulog adalah satu-satunya alat pemerintah untuk mengintervensi komoditas pasar sehingga harga bisa dikendalikan.“Dulu zaman Orde Baru harga
cenderung stabil karena peran Bulog,” kata Ketua DPR Marzuki
Ali, Jumat (2 1/6) saat mengunjungi
Pasar Palmerah, Jakarta Barat.
Menurutnya, ketidak stabilan harga di pasaran ditentukan oleh perantara komoditas yang mengambil keuntungan sehingga harga akan lebih tinggi ketika sampai ke pedagang kecil. Peran Bulog, tambahnya, adalah menyalurkan langsung kepada pedagang tanpa adanya perantara. “Selama Bulog ini profesional dan transparan, tidak untuk mencari uang, gejolak harga pangan akan bisa pemerintah atur,” kata dia.
Selain itu, peran Kementerian Perdagangan pun sangat signifikan

dalam melakukan pengawasan pasar. Mereka, kata Marzuki, yang bertugas memanggil para pedagang besar dan mengendalikannya.
Tak akan mengimbau pemerintah untuk memanggil pengusaha-pengusaha besar di bidang kebutuhan pangan. Marzuki yang dibalut dengan setelan olahraga ini menilai pemerintah harus bisa mengatur para penyedia kebutuhan agar tidak merugikan banyak pihak, terutama pedagang kecil.
Selain itu, ia menilai seharusnya pengusaha-pengusaha besar ini ada rasa empati, prihatin, dan jangan mengambil keuntungan besar untuk kepentingan kelompoknya di saat-saat susah. “Pemerintah juga sedang susah mau menaikkan harga BBM, pengusaha besar jangan ambil untung,” kata dia. Marzuki menilai, sudah Seharusnya pemerintah menerapkan sanksi kepada pengusaha yang tidak sehat. Selain itu, peran pemerintah juga untuk meregulasi aturan tentang batas keuntungan

pengusaha besar ketika kondisi sedang tidak stabil.
Harga beberapa bahan pangan di Pasar Palmerah memang mulai merangkak naik. Pedagang mengatakan, harga dan agen sudah cukup tinggi sehingga mereka pun terpaksa menaikkan harga.
Budi, salah satu pedagang telur, mengatakan ada kenaikan harga telur seak seminggu lalu. “Sekarang sudah Rp 20 ribu dan Rp 17 ribu,” kata dia.
Selain harga telur, harga gas elpiji pun merangkak naik. Beberapa pedagang mengkhawatirkan akan ada kenaikan bahan pokok lain seiring isu kenaikan harga BBM dan menjelang bulan Ramadhan.
Seorang pedagang ayam bernama Ani, mengeluhkan soal harga bahan pangan yang dibelinya dari agen. “Kata agen, dari sananya sudah tinggi, dan sananya itu katanya dari agen lagi,” kata Ani ketika berbincang dengan Marzuki.
• c70 ed: muhammad hafiL




Sumber : republika/tangsel pos
 
Back
Top