Kalina
Moderator
MENJALANI hidup pasca-bercerai jelas tidak mudah. Mereka yang telah mengalaminya tahu betapa sulit menyelamatkan pernikahan dari perceraian.
Namun, satu hal yang Anda perlu tahu bahwa setiap peristiwa terjadi membawa pelajaran berharga dalam hidup, termasuk perceraian. Untuk itu, mari simak beberapa pelajaran berarti dari sebuah perceraian.
Cintai pasangan terlebih dahulu, baru anak
Anak adalah buah hati Anda. Apa pun yang terjadi mereka tetap anak Anda. Sering kali Anda mendengar orangtua berkata, “Aku lebih mencintai anak ketimbang pasanganku.” Seharusnya yang mereka katakan adalah “Sayang, aku mencintaimu lebih dari kau tahu, tapi cintaku kepada ayahmu sangat besar.” Jadikan kalimat itu invetasi bagi anak-anak kelak, agar mereka mengerti kekuatan pernikahan hanyalah dari pasangan bukan anak.
‘Cerai’ tidak masuk dalam kosakata pernikahan
Menikah adalah menikah. Bukan hubungan seperti anak remaja, di mana ketika mereka bosan dan bermasalah kemudian berpisah sementara, lalu kembali lagi. Ketika Anda menikah apa pun masalah yang dihadapi jangan pernah berpikir cerai. Jauhkan kata cerai dari pikiran Anda.
Ketidaknyamanan bukan alasan perceraian
Tidak dapat dipungkiri bahwa fisik menjadi ketertarikan awal Anda terhadap pasangan. Setelah menikah mungkin banyak hal berubah. Tentang bagaimana penampilan pasangan yang sudah tak sedap di pandang mata. Tapi lagi-lagi, tak peduli seberapa besar Anda sudah tak menyukai fisik pasangan, hargai usahanya ketika membuat Anda jatuh cinta dulu. Jangan pergi meninggalkannya. Demikian dilansir Familyshare, Rabu (24/2/2016).
okezone
Namun, satu hal yang Anda perlu tahu bahwa setiap peristiwa terjadi membawa pelajaran berharga dalam hidup, termasuk perceraian. Untuk itu, mari simak beberapa pelajaran berarti dari sebuah perceraian.
Cintai pasangan terlebih dahulu, baru anak
Anak adalah buah hati Anda. Apa pun yang terjadi mereka tetap anak Anda. Sering kali Anda mendengar orangtua berkata, “Aku lebih mencintai anak ketimbang pasanganku.” Seharusnya yang mereka katakan adalah “Sayang, aku mencintaimu lebih dari kau tahu, tapi cintaku kepada ayahmu sangat besar.” Jadikan kalimat itu invetasi bagi anak-anak kelak, agar mereka mengerti kekuatan pernikahan hanyalah dari pasangan bukan anak.
‘Cerai’ tidak masuk dalam kosakata pernikahan
Menikah adalah menikah. Bukan hubungan seperti anak remaja, di mana ketika mereka bosan dan bermasalah kemudian berpisah sementara, lalu kembali lagi. Ketika Anda menikah apa pun masalah yang dihadapi jangan pernah berpikir cerai. Jauhkan kata cerai dari pikiran Anda.
Ketidaknyamanan bukan alasan perceraian
Tidak dapat dipungkiri bahwa fisik menjadi ketertarikan awal Anda terhadap pasangan. Setelah menikah mungkin banyak hal berubah. Tentang bagaimana penampilan pasangan yang sudah tak sedap di pandang mata. Tapi lagi-lagi, tak peduli seberapa besar Anda sudah tak menyukai fisik pasangan, hargai usahanya ketika membuat Anda jatuh cinta dulu. Jangan pergi meninggalkannya. Demikian dilansir Familyshare, Rabu (24/2/2016).
okezone