Pesta Perkawinan Pangeran Banten

Dewa

New member
PANGGUNG berhias yang diduduki oleh orang sebanyak itu diangkat oleh sekltar lirxia ratus orang Jawa dan dibawa dan alun-alun melalul jembatan yang dibangun menyeberangi sungal sampal tiba di depan kedlaman
mempelai pria.
Bayangkant Bila memang Nicolaus de Graaff dengan betul menggambarkan penganiatannya, berarti 500 orang hamba kesultanan—Nicolaus menyebutnya kerajaan—itu terpaksa mengusung sekltar 10 sainpai 15 orang yang duduk di panggung berhias dan satu tempat ke tempat lain, melaluijembatan pula! Bukan
main!
Arak-anakan mengusung panggung itu diramaikan oleh ledakan penghormatan yang ditembakkan daji Keraton Kesultanan Bariten, benteng kesultanan, dan armada kapal di perairan dekat keraton itu. Tiga kali terdengar ledakan tembakan musket para prajurit Belanda dan Jawa. Sepanjang malam orang memasang dan membakar kembang api sehingga langit gelap di atas Banten seolah tak mau kalah oleh lantal di hadapan mahligai pengantin yang penuh dengan tebaran kelopak bunga tujuh rupa tadi slang.
Para tetamu agung dan rakyat Banten dthibur oleh berbagal pennainan dan pertunjukan tan dan musik. Suara gong, tambur, dan terompet begitu bising mera‘nialkan suasana meriah itu. Banyak orang berdecak kagum melihat kelthaian dan kelenturan tubuh penari dan pesfiat Jawa yang mempertunjukkan kemahiran
mereka, kepandaian pesulap-pesulap merigecoh mata, serta kegagahan pasukan berkuda kerajaan. Tepuk tangan dan sorak kekaguman meledak di antara
lthalayak yang menyaksikan ketangkasan prajunit
• prajurit itu.
Tiba saatnya, kapal kanil membentangkan layar. Sultan Banten dan anaknya, Pangeran Ratu; beberapa orang bangsawan tinggi; serta Than Jan Martljn dan kedua utusan dan Jawa, naik ke kapal sebagai tamu kehormatan kami. Gelas-gelas berisi anggur dan minuman enak sudah tersedia untuk semua tamu itu. Setlap orang mengangkat gelas untuk mendoakañ kebahagiaan pasangan yang baru saja menikah. Lalu,
semua gelas diangkat sekali lagi untuk mengucapkan selamatjalan kepada Than Jan Martijn dan para utusan yang mendampinginya.
Dengan resmi kami minta din kepada Sang Sultan dan Pangeran Ratu. Dengan berwibawa kedua orang itu dan pendamping seth pengiring mereka pindahke kapal-kapal armada Kerajaan Eanten. Saub diangkat.
flgit.berUup kencang memenuhi layar kapal yang terbentang. Dan, kapal pun bergerak perlahan menuju Batavia. (frieda.arnian, anggota Asoslasi Antropologl Indonesia/habis)
 
Back
Top