jamil
New member
katanya, di UU MD3, kpk kudu izin dulu buat nangkep koruptor dari dpr/d (semacam itulah).
Iya kalo dikasih..
Kalo ga?
klo gk y hukum rimba...hehee
katanya, di UU MD3, kpk kudu izin dulu buat nangkep koruptor dari dpr/d (semacam itulah).
Iya kalo dikasih..
Kalo ga?
"Dengan demikian, partai politik hanya akan berani mencalonkan orang terbaik untuk menjadi kepala daerah,"
ingatkalo ga, enak dah tu koruptor berkeliaran sambil foya-foya dengan uang hasil kejahatannya non
Masyarakat dapat mengawasi dua hal secara bersamaan * anggota DPRD dan *Kepala Daerah.
jika anggota DPRD salah memilih kepala daerah, rakyat akan menghukum partai politik yang bersangkutan dalam Pemilu mendatang (tidak memilih partai tersebut). Sehingga partai politik akan bersungguh-sungguh dalam mencalonkan dan mengawasi kepala daerah.
apalagi klo di luarsana(Pilkada Langsung)??? demokratis tidak terselamatkan klo Pilkada Langsung,,,,kalo dprd yg milih, bagus ga bagus ya lanjut..
Tapi kalo rakyat yg milih, trus ga bagus ya bisa didemo, bahkan digulingkan..
Sesama partai kaga bakal nuntut soal sogok2an tsb. Soalnya bakal kena tuntut balik..
apalagi klo di luarsana(Pilkada Langsung)??? demokratis tidak terselamatkan klo Pilkada Langsung,,,,
*Syamsul Arifin, Gubernur Sumatera Utara, terpidana kasus korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kabupaten Langkat.Kalo DPR/D yang milih, namanya bukan demokrasi lagi.. Bisa balik kayak jaman Orde Baru.. (haha kalin masih sd kala itu, dikit2 inget)
Dibilang demokratis kan karena rakyat ikut memilih.
Kalo kemudian pilkada kembali ke tangan DPR/D, sama aja demokratis itu... RIP alias wafat..
Soalnya ya..
Perbandingan antara Mendahulukan Kepentingan Rakyat dan Mendahulukan Kepentingan Lain-Lain (misal Partai) itu kira-kira 25% : 75%
Sanksi bingit kalo mereka mau milih yang terbaik buat rakyat..
Nanti yang ada si duo sinting itu (ga usa sebut nama ya) bisa ngomong seenaknya, "Politik itu Dinamis" atau "Politik itu Cair".
KPK dan Kepolisian bisa memonitor setiap anggota DPRD.