andree_erlangga
New member
Polda Metro Jaya dan Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan DKI Jakarta melaksanakan operasi daging oplosan di sejumlah pasar tradisional. Daging oplosan yang sangat dikhaw atirkan masyarakat itu adalah daging celeng (babi hutan--Red) dan daging sapi glogongan.
Operasi ini merupakan jawaban atas kegelisahan masyarakat terhadap perbuatan menyimpang yang kemungkinan dilakukan oknum-oknum pemasok dan pedagang daging di sejumlah pasar tradisional. Kepala Satuan Sumber Daya Lingkungan (Kasat Sundaling) Polda Metro Jaya, Tomsi Tohir, mengatakan, setelah dilakukan operasi secara bersama-sama, diharapkan kegelisahan masyarakat bisa diatasi. "Sangat wajar kalau masyarakat merasa was-was terhadap masuknya daging celeng dan daging sapi glogongan. Sebab, selain berbahaya bagi kesehatan, juga sangat merugikan para konsumen," kata Tomsi.
Tim operasi gabungan itu sendiri hingga kini terus melakukan penelusuran dan pengawasan terhadap semua pedagang daging di pasar-pasar tradisional. Kendati belum menemukan bukti adanya pelanggaran itu, operasi akan terus dilakukan sampai adanya keyakinan daging-daging sapi yang menjadi momok masyarakat itu tidak dijual para pedagang.
Pada operasi daging yang dilakukan di Pasar Tradisional Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. sejumlah pedagang mengatakan menolak keras kehadiran daging oplosan. "Kami menolak daging celeng dan daging glogongan. Kami juga tidak mau merugikan konsumen," kata salah seorang pedagang di pasar itu.
Dalam operasi gabungan tersebut Polda Metro Jaya mengerahkan 60 orang personil dan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta menurunkan 50 personil. Petugas gabungan itu disebar di sejumlah pasar tradisional di lima wilayah DKI Jakarta.
Di Jakarta Selatan, fokus operasi dilakukan di Pasar Minggu dan Pasar Kebayoran Lama. Di Jakarta Utara di Pasar Koja dan Pasar Rawa Badak. Di Jakarta Barat dilakukan di Pasar Grogol dan Pasar Tomang Barat. Dan di Jakarta Pusat dilakukan di Pasar Cempaka Putih dan Pasar Senen.
suarakarya-online.com
Operasi ini merupakan jawaban atas kegelisahan masyarakat terhadap perbuatan menyimpang yang kemungkinan dilakukan oknum-oknum pemasok dan pedagang daging di sejumlah pasar tradisional. Kepala Satuan Sumber Daya Lingkungan (Kasat Sundaling) Polda Metro Jaya, Tomsi Tohir, mengatakan, setelah dilakukan operasi secara bersama-sama, diharapkan kegelisahan masyarakat bisa diatasi. "Sangat wajar kalau masyarakat merasa was-was terhadap masuknya daging celeng dan daging sapi glogongan. Sebab, selain berbahaya bagi kesehatan, juga sangat merugikan para konsumen," kata Tomsi.
Tim operasi gabungan itu sendiri hingga kini terus melakukan penelusuran dan pengawasan terhadap semua pedagang daging di pasar-pasar tradisional. Kendati belum menemukan bukti adanya pelanggaran itu, operasi akan terus dilakukan sampai adanya keyakinan daging-daging sapi yang menjadi momok masyarakat itu tidak dijual para pedagang.
Pada operasi daging yang dilakukan di Pasar Tradisional Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. sejumlah pedagang mengatakan menolak keras kehadiran daging oplosan. "Kami menolak daging celeng dan daging glogongan. Kami juga tidak mau merugikan konsumen," kata salah seorang pedagang di pasar itu.
Dalam operasi gabungan tersebut Polda Metro Jaya mengerahkan 60 orang personil dan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta menurunkan 50 personil. Petugas gabungan itu disebar di sejumlah pasar tradisional di lima wilayah DKI Jakarta.
Di Jakarta Selatan, fokus operasi dilakukan di Pasar Minggu dan Pasar Kebayoran Lama. Di Jakarta Utara di Pasar Koja dan Pasar Rawa Badak. Di Jakarta Barat dilakukan di Pasar Grogol dan Pasar Tomang Barat. Dan di Jakarta Pusat dilakukan di Pasar Cempaka Putih dan Pasar Senen.
suarakarya-online.com