gupy15
Mod
Pompa Rusak, Kolam GBK Jadi Cendol
/
Jumat, 1 Agustus 2008 | 17:59 WIB
JAKARTA, JUMAT - Pompa kolam renang latihan di stadion renang Gelora Bung Karno Senayan rusak dan tidak berfungsi. Akibatnya, air kolam berubah hijau seperti cendol.
Kerusakan sudah terjadi sejak pekan lalu. Akibatnya, sirkulasi dan kebersihan air menjadi terganggu. Pada awalnya, para penggemar renang mau pun atlet renang yang berlatih di sana masih bisa bertoleransi. Namun karena air semakin kotor dan tidak sehat, para atlet kemudian dialihkan utuk berenang di kolam tanding yang berada di sebelah kolam latihan.
Saat ini ada beberapa klub renang yang berlatih di kolam renang Gelora Bung Karno yaitu Elfira Swima Gemilang (ESG), Pari Sakti, Tirta Taruna 66 serta PR Cucut. Mereka berlatih Senin-Sabtu mulai pukul 04.30 pagi serta pukul 16.00.
Karena terbatasnya kolam, maka jadwal berlatih pun jadi berubah. Pada latihan pagi hari, atlet-atlet renang yang tengah mempersiapkan diri menghadapi Piala Gubernur 28-30 Agustus, harus berlatih berdesak-desakan. Masalah timbul apabila mereka tengah melatih gaya kupu-kupu.
Menurut seorang pelatih di Senayan, Palgunadi, perbaikan mesin kolam renang berlatih akan memakan waktu dua pekan hingga satu bulan. "Jadi kita diminta untuk menggunakan tiga kolam yang tersisa secara bergantian," kata pelatih klub ESG ini.
Dari tiga kolam yang tersisa, hanya satu yang berukuran standar atau ukuran olimpik, sejauh lima puluh meter. Sementara dua kolam lainnya tidak memenuhi standar untuk berlatih renang, yaitu kolam untuk loncat indah, mau pun kolam latihan kecil yang berukuran hanya 20 meter.
Pelatih klub Pari Sakti menyayangkan kondisi ini. Apalagi para perenang tengah menjalankan program persiapan menghadapi Piala Gubernur. "Latihan memang jadi tidak maksimal. Apalagi, para perenang sering berlatih dengan kondisi kolam tanpa penerangan dan gelap gulita."
Masalah penerangan di kolam renag GBK memang meruapakn masalah klasik. Para perenang yang berlatih subuh jarang mendapat fasilitas peneranganlampu, sehingga kerap harus berlatih dalam gelap.
Kondisi ini memang ironis, mengingat fasilitas seputar kolam renang GBk kerap digunakan untuk acara yang tidak berhubungan dengan olahraga renang. Seperti slalom test, atau digunakan sebagai lahan parkir apabila di area parkir Jakarta Convention Center (JCC) penuh sesak.
Mungkin suatu saat nanti, di olimpiade akan dipertandingkan cabang olahraga "renang dalam gelap." (Cay)
A. Tjahjo Sasongko www.kompas.com
/
Jumat, 1 Agustus 2008 | 17:59 WIB
JAKARTA, JUMAT - Pompa kolam renang latihan di stadion renang Gelora Bung Karno Senayan rusak dan tidak berfungsi. Akibatnya, air kolam berubah hijau seperti cendol.
Kerusakan sudah terjadi sejak pekan lalu. Akibatnya, sirkulasi dan kebersihan air menjadi terganggu. Pada awalnya, para penggemar renang mau pun atlet renang yang berlatih di sana masih bisa bertoleransi. Namun karena air semakin kotor dan tidak sehat, para atlet kemudian dialihkan utuk berenang di kolam tanding yang berada di sebelah kolam latihan.
Saat ini ada beberapa klub renang yang berlatih di kolam renang Gelora Bung Karno yaitu Elfira Swima Gemilang (ESG), Pari Sakti, Tirta Taruna 66 serta PR Cucut. Mereka berlatih Senin-Sabtu mulai pukul 04.30 pagi serta pukul 16.00.
Karena terbatasnya kolam, maka jadwal berlatih pun jadi berubah. Pada latihan pagi hari, atlet-atlet renang yang tengah mempersiapkan diri menghadapi Piala Gubernur 28-30 Agustus, harus berlatih berdesak-desakan. Masalah timbul apabila mereka tengah melatih gaya kupu-kupu.
Menurut seorang pelatih di Senayan, Palgunadi, perbaikan mesin kolam renang berlatih akan memakan waktu dua pekan hingga satu bulan. "Jadi kita diminta untuk menggunakan tiga kolam yang tersisa secara bergantian," kata pelatih klub ESG ini.
Dari tiga kolam yang tersisa, hanya satu yang berukuran standar atau ukuran olimpik, sejauh lima puluh meter. Sementara dua kolam lainnya tidak memenuhi standar untuk berlatih renang, yaitu kolam untuk loncat indah, mau pun kolam latihan kecil yang berukuran hanya 20 meter.
Pelatih klub Pari Sakti menyayangkan kondisi ini. Apalagi para perenang tengah menjalankan program persiapan menghadapi Piala Gubernur. "Latihan memang jadi tidak maksimal. Apalagi, para perenang sering berlatih dengan kondisi kolam tanpa penerangan dan gelap gulita."
Masalah penerangan di kolam renag GBK memang meruapakn masalah klasik. Para perenang yang berlatih subuh jarang mendapat fasilitas peneranganlampu, sehingga kerap harus berlatih dalam gelap.
Kondisi ini memang ironis, mengingat fasilitas seputar kolam renang GBk kerap digunakan untuk acara yang tidak berhubungan dengan olahraga renang. Seperti slalom test, atau digunakan sebagai lahan parkir apabila di area parkir Jakarta Convention Center (JCC) penuh sesak.
Mungkin suatu saat nanti, di olimpiade akan dipertandingkan cabang olahraga "renang dalam gelap." (Cay)
A. Tjahjo Sasongko www.kompas.com