Profauna Desak Penertiban Perdagangan Penyu

jainudin

New member
DENPASAR — Lembaga swadaya masyarakat ProFauna mendesak Gubernur Bali Made Mangku Pastikan agar menekan perdagangan penyu. “Kami juga menyampaikan petisi yang didukung 25 ribu orang secara internasional agar pemerintah segera menghentikan perdagangan penyu,” kata Jatmiko Wiwoho, koordinator ProFauna, saat berunjuk rasa di depan kantor Gubernur Bali, Renon, Denpasar, kemarin.
Petisi itu, kata Jatmiko, digalang oleh organisasi nonprofit peduli penyu SOS Sea Thrtles dan ProFauna melalui situs www.change.org sejak Maret lalu. Dan 25 ribu pendukung, terbanyak berasal dan negara-negara di Benua Amerika, Eropa, dan Australia. Bila petisi tidak ditanggapi, menurut dia, citra pariwisata Bali akan rusak kembali.
Jatmiko menjelaskan, seruan dan kalangan aktivis internasional untuk memboikot pariwisata Bali pada 2000 juga karena kasus perdagangan penyu. Saat itu, pemerintah bersikap keras dengan menangkap para pelaku dan menyeretnya ke pengadilan. Kejadian tersebut membuat kebiasaan mengkonsumsi penyu di Bali turun drastis.
Tapi kami, perdagangan penyu meningkat kembali. Dalam delapan bulan terakhir, kata Jatmiko, ada empat kasus upaya penyelundupan 83 ekor penyu hijau (dielbnia mydas).
Pada Mei lalu, ProFauna juga melaporkan penyelundupan cangkang penyu dan Bali ke Thrki ke Kepolisian Daerah Bali dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). “Fakta perdagangan karapas (eangkang) penyu itu membuktikan perdagangan penyu di Bali masih terjadi secara lebih tersembunyi,” ujannya.
Para aktivis ProFauna diterima Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali I Gede Nyoman Wmranatha. “Kami akan mengawasi secara ketat,”ujarWiranatha. Ta berjanji akan menindak lanjuti petisi itu dan berkoordinasi dengan BKSDA Bali. • ROVIQI NASAN


Sumber : republika/tangsel pos
 
Back
Top