Kalina
Moderator
Pidato Ahmadinejad dalam Peringatan Republik Islam Iran
TEHERAN - Iran tetap percaya diri meski ditentang habis-habisan oleh Barat lantaran program nuklirnya. Bahkan, dalam perayaan berdirinya Republik Islam Iran kemarin (11/2), Presiden Mahmoud Ahmadinejad mengumumkan keberhasilan pemerintahannya dalam membangun paket pertama fasilitas pengayaan uranium berkapasitas produksi super.
Ahmadinejad yang berbicara di depan ratusan ribu rakyatnya menyatakan bahwa saat ini Iran sudah menjadi negara nuklir. "Dua puluh persen bahan bakar pada paket (pengayaan) pertama diproduksi dan disediakan oleh para ilmuwan," ujarnya yang merujuk pada proses pengayaan pertama untuk meningkatkan cadangan uranium Iran seperti dikutip Associated Press.
Pengayaan uranium bisa digunakan sebagai bahan bakar fasilitas pembangkit tenaga nuklir. Namun, bisa juga digunakan sebagai material untuk membuat bom atom.
Selasa lalu (9/2) Iran mengumumkan telah memulai proses pengayaan cadangan uranium menjadi lebih besar. Sementara itu, komunitas internasional mengecam kebijakan tersebut dan mengancam memberlakukan sanksi baru PBB.
Dalam upaya mencari dukungan untuk memberlakukan sanksi terhadap Iran, Amerika Serikat (AS) mendapat penolakan dari Tiongkok. Negara komunis tersebut menolak menandatangani usul pemberlakuan sanksi baru atas program nuklir Iran tersebut. Sejumlah analis berpendapat, sikap Tiongkok itu merupakan buntut ketegangan diplomatik dengan AS pasca penjualan senjata kepada Taiwan.
Dalam pidatonya, Ahmadinejad menegaskan kembali posisi Iran bahwa kebijakan nuklirnya dilakukan untuk tujuan damai. "Ketika kami mengatakan tidak membuat bom, berarti itu benar. Kami juga tidak yakin bisa memproduksi bom. Jika akan membuat bom, kami akan mengumumkan kepada dunia,'' serunya.
Sementara itu, peringatan Revolusi Iran diwarnai dengan bentrokan dan penangkapan terhadap pendukung oposisi. Dua pemimpin oposisi -Mohammad Khatami dan Mehdi Karroubi- diserang orang tak dikenal di dalam mobilnya saat berdemonstrasi merayakan Revolusi Iran. Rahesabz, situs berita lokal, melaporkan bahwa adik mantan presiden Khatami, Mohammad Reza, beserta istrinya juga ditangkap oleh militer setempat.
kita pegang omongannya!!