Administrator
Administrator
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya”. Untaian kata-kata mutiara tersebut kerap terdengar di telinga kita, saat peringatan Han Pahlawan.
Tapi, agaknya kata-kata tersebut hanya sebatas untaian kata yang indah terdengar. Minimal ini yang dirasakan Rahmi Aziah, 60, putri tunggal pahlawan dan pencipta lagu nasional Ismail Marzuki. Sebagai keluarga pahlawan, kehidupan Rahmi dan keluarganya serba kekurangan.
Sampai sekarang, ibu empat anak ini masih tinggal di rumah kontrakan. Ironisnya lagi, untuk membayar uang kontrakan Rp 6 juta per tahun, Rahmi harus mencari pinjaman ke sana kemari. Uang bantuan Rp 1,5 juta per bulan yang diberikan pemerintah, tempat dia menggantungkan harapan tak tentu kapan dicairkan. Selama ini untuk menyambung hidupnya,Rahmi berjualan es lilin di SD Negeri Kedaung yang berada persis di depan rumah kontrakannya, Kompleks Bappenas Blok A 12, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Sawangan Depok.
Rumah kontrakan Rahmi terlihat asli meski tidak terlalu luas. Di depan rumah tipe 45 bercat hijau tersebut terdapat sejumlah tanaman mulai dan buah hingga lidah buaya. Selain itu, didepan teras terdapat sebuah kolam berisi beberapa ekor ikan koi.
Di teras depan terdapat sebuah lukisan berjudul “Cuba pa” karya Eddy Mulyanes. Di bagian atas lukisan terlihat tulisan “Wakil Indonesia Pameran Tingkat Asean Tahun 1980-an”.
Sementara di ruang tamu rumah terdapat sebuah sofa putih yang terlihat lusuh. Di samping sofa terdapat sebuah meja yang di atasnya terdapat patung Ismail Marzuki.
Jasa masa lalu begitu mudah lekang oleh waktu ya.
sumber : sindo
Tapi, agaknya kata-kata tersebut hanya sebatas untaian kata yang indah terdengar. Minimal ini yang dirasakan Rahmi Aziah, 60, putri tunggal pahlawan dan pencipta lagu nasional Ismail Marzuki. Sebagai keluarga pahlawan, kehidupan Rahmi dan keluarganya serba kekurangan.
Sampai sekarang, ibu empat anak ini masih tinggal di rumah kontrakan. Ironisnya lagi, untuk membayar uang kontrakan Rp 6 juta per tahun, Rahmi harus mencari pinjaman ke sana kemari. Uang bantuan Rp 1,5 juta per bulan yang diberikan pemerintah, tempat dia menggantungkan harapan tak tentu kapan dicairkan. Selama ini untuk menyambung hidupnya,Rahmi berjualan es lilin di SD Negeri Kedaung yang berada persis di depan rumah kontrakannya, Kompleks Bappenas Blok A 12, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Sawangan Depok.
Rumah kontrakan Rahmi terlihat asli meski tidak terlalu luas. Di depan rumah tipe 45 bercat hijau tersebut terdapat sejumlah tanaman mulai dan buah hingga lidah buaya. Selain itu, didepan teras terdapat sebuah kolam berisi beberapa ekor ikan koi.
Di teras depan terdapat sebuah lukisan berjudul “Cuba pa” karya Eddy Mulyanes. Di bagian atas lukisan terlihat tulisan “Wakil Indonesia Pameran Tingkat Asean Tahun 1980-an”.
Sementara di ruang tamu rumah terdapat sebuah sofa putih yang terlihat lusuh. Di samping sofa terdapat sebuah meja yang di atasnya terdapat patung Ismail Marzuki.
Jasa masa lalu begitu mudah lekang oleh waktu ya.
sumber : sindo