Rahasia di Balik Matematika Shalat

Second_Sister

New member
sholat3.jpg

Berapa lamakah kita shalat dalam sehari semalam? Jika setiap rakaat kita perkirakan dua menit, maka dalam sehari-semalam jumlahnya ada 34 menit. Artinya? Dalam sehari hanya kita isi sebanyak 2,4 persen dari 1440 menit. Dalam satu minggu, berarti ada 238 menit atau 3,96 jam. Dalam satu bulan, lama shalat kita sebanyak 952 menit atau 15,86 jam. Dan setahun, ada 11.424 menit atau 190,4 jam, yang berarti setara dengan 7,93 hari.

Jika rata-rata usia hidup manusia selama 60 tahun, dan dikurangi dengan 10 tahun masa awal akil baligh (dewasa), maka hanya 50 tahun seseorang melaksanakan shalat dalam hidupnya. Itu berarti, sepanjang hidupnya ia melaksanakan shalat fardlu selama 571.200 menit atau sekitar 9.520 jam, atau 396,7 hari (1,1 tahun).

Bisa dibayangkan, selama hidup, kita hanya butuh waktu untuk shalat fardhu selama 1,1 tahun, atau dalam satu tahun hanya 7,93 hari, atau dalam satu hari hanya 34 menit. Dari sini terlihat betapa jauhnya perbandingan ketaatan kita kepada Allah SWT dengan nikmat yang diberikan-Nya kepada kita dengan nikmat usia.

Maka, sangat disayangkan apabila ada orang yang tidak melaksanakan shalat karena alasan tidak ada waktu atau sibuk. Padahal, jika kita jujur terhadap diri sendiri, kita mampu berlama-lama bertelepon, nongkrong di depan komputer, jalan-jalan, nonton TV, dan lain sebagainya.

Ingatlah, Abu Zubair menceritakan bahwa dia mendengar Jabir bin Abdullah berkata, ”Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran itu terdapat perbuatan meninggalkan shalat’.” (HR Muslim).

Oleh karena itu, jangan pernah merasa puas dan berbangga diri dengan ibadah yang telah kita laksanakan. Sebab, bisa jadi ibadah kita, terutama shalat, tidak akan berarti apa-apa bila hal itu kita kerjakan dengan tidak ikhlas. Apalagi berharap surga. Allah menyindir orang yang demikian dengan pendusta agama. (QS Al-Maun [107]: 1-7).

Jadi, jangan hanya mengandalkan masuk surga dengan selembar tiket shalat fardhu.

Silakan menjaring rahmat Allah dengan banyak beramal saleh. Berinfak, zakat, puasa, haji, akur dengan tetangga, menyambung silaturahim, mengurus keluarga, belajar, menyantuni anak yatim, tidak membuang sampah sembarangan, bahkan hanya tersenyum kepada teman pun termasuk amal shaleh. Wallahu a’lam.

Sumber
 
Kalau di-compare sama ini gimana?

Dikutip dari thread sebelah...
Mengutip firman Allah, "Peliharalah semua shalatmu dan shalat wustha.Berdirilah untuk Allah (dalam shalat) yang khusyu" (Qs.Al-Baqarah/2:238). Ini adalah penegasan dari Allah ttg kewajiban dan keharusan memelihara dan menjaga shalat, baik dzahir maupun batin.
Menurut Syaikh 'Abd Al-Qadir Al-Jailani, secara lahir shalat dilakukan dengan berdiri, membaca Al-Fatihah, sujud, duduk dan sebagainya yang melibatkan keseluruhan anggota badan. Inilah shalat jasmani dan fisik, karena semua gerakan badan berlaku dalam shalat dan dalam ayat tsb disebut shalawati yang berarti jamak. Dan ini disebut bagian lahiriyah shalat yang mencakup segala syarat sah dan rukun serta sunah2 yg harus ditunailkan.
Bagian kedua adalah tentang shalat wustha. Yang dimaksud secara sufistik adalah shalat hati yg bersifat spiritual. Wustha, dapat diartikan pertengahan atau tengah2. Karena hati terletak ditengah, maka dikatakan shalat wustha sebagai shalat hati.Tujuan shalat ini adalah untuk mendapatkan kedamaian dan ketrentaman hati. Hati terletak ditengah2 antara kiri dan kanan, antara depan dan belakang, atas dan bawah, baik dan jahat. Hati menjadi titik tengah poin pertimbangan. Hati juga diibaratkan berada diantara dua jari Allah, dimana Allah membolak-balik kemana saja yg ia kehendaki.
Shalat dan ibadah yg sebenarnya adalah shalat serta ibadahnya hati. Bila hati
lalai dan tidak khusyuk, maka jasmaniahnya akan berantakan. Kalau hati tidak khusyuk, maka hal itu idak bisa disebut shalat. Urgensi kekhusyukan ini berhubungan dengan inti shalat sebagai doa. Doa atau munajat, bukan sekadar permintaan hamba kepada Allah, akan tetapi juga sebagai arena pertemuan. Dan tempat pertemuan itu adalah hati.
Jika shalat dari sisi jasmaniah fisik memiliki keterbatasan dalam semua hal; tempat, waktu, kesucian badan, pakaian dsb, maka shalat dari sisi ruhaniah tidak terikat oleh ruang dan waktu. Shalat ini dilakukan terus menerus sejak di dunia hingga akhirat. Mesjid untuk shalat ruhani terketak dalam hati, jamaahnya terdiri dari anggota batin atau daya ruhaniah yg berdzikir dan membaca al-asma' al-husna dalam bahasa ruhaniah. Imam dalam shalat ruhani adalah kemauan dan keinginan (niat) yang kuat. Dan kiblatnya adalah Allah.
Demikian kami nukilkan sebagian kecil dari penjelasan Syaikh 'Abd Al-Qadir Al-Jailani.

Dari kalimat yg dibold warna merah, berarti ada shalat yg 24 jam non-stop. >8|
 
Dari kalimat yg dibold warna merah, berarti ada shalat yg 24 jam non-stop. >8|

tapi itu yang dimaksud bukan shalat 5 waktu, maksudnya shalat dalam arti bahasa yaitu "berdoa"

Mesjid untuk shalat ruhani terketak dalam hati, jamaahnya terdiri dari anggota batin atau daya ruhaniah yg berdzikir dan membaca al-asma' al-husna dalam bahasa ruhaniah. Imam dalam shalat ruhani adalah kemauan dan keinginan (niat) yang kuat. Dan kiblatnya adalah Allah.
 
Kalau di-compare sama ini gimana?

Dikutip dari thread sebelah...


Dari kalimat yg dibold warna merah, berarti ada shalat yg 24 jam non-stop. >8|



itu sholatnya bukan buat orang awam bro...
itu ada derajat khusus,yang nglakonin itu, dalil itu mengungkapkan, bahwa ada sholat yang dawam (berkekalan), dan ada pelakunya.
 
klo nunggu kesungguhan hati, niat, dll.. bisa2 ketinggalan waktu shalat tuh bro.. wkwkwkwkwk
 
sungguh suatu hal yang sebenarnya terlupakan oleh kita yang masih diberi kesempatan...

So.. let's do it friend..!
 
tambahan:

rahasia dibalik angka 17 dalam perintah shalat

  • jumlah rekaat jika ditambahkan dari shubuh sampai isya = 17 rekaat
  • kata kerja perintah mendirikan shalat (aqim/aqimu) yang diiringi kata shalat didalam alquran terdapat 17 kali (sumber)
  • kata "faradha" (wajib/kewajiban) disebutkan sebanyak 17 kali didalam alquran (sumber)
  • surat ke 17 didalam alquran adalah surat al-isra (perjalanan malam), yaitu tentang peristiwa isra mi'raj nabi, awal diwajibkannya shalat 5 waktu
 
Sewaktu pertama kali allah memerintahkan shalat jumlahnya ada 45 raka'at dalam satu hari - satu malam.. Setelah itu nabi muhamad kembali menghadap allah dan meminta pengurangan waktu shalat.. hingga akhirnya menetapkan 17 raka'at.. :D
 
Sewaktu pertama kali allah memerintahkan shalat jumlahnya ada 45 raka'at dalam satu hari - satu malam.. Setelah itu nabi muhamad kembali menghadap allah dan meminta pengurangan waktu shalat.. hingga akhirnya menetapkan 17 raka'at.. :D
yg saya sering baca sih bukan 45 rakaat, melainkan sholat 50 waktu - 40 waktu - 30 waktu - 20 waktu - 10 waktu - dan akhirnya menjadi 5 waktu.
 
Shalat 5 waktu dengan 17 raka'at saja, saat ini banyak umat muslim yang melalaikannya, bagaimana bila lebih dari itu...???
 
Back
Top