Rangkul Keluarga, Jauhi NAPZA

resi_dj

New member
Terlahir dari keluarga keturunan Arab Sumbawa yang mapan dengan wajah yang manis, terbuka, dan sedikit tomboy, Zaza (18) sangat jarang bertemu orangtua. Saat ini sang ayah memimpin perusahaan garmen, pun ibunya sibuk mengurusi anak cabang perusahaan nasional. Hal inilah yang menjadikan anak sulung dari tiga bersaudara ini mulai menghisap rokok dan menghabiskan malam di diskotik Marina, Senggigi. Memang tak sedikit anak seusianya yang mulai menghisap rokok, terjerumus kehidupan malam. Permasalahannya sepele, hubungan keluarga yang tidak harmonis. Hubungan yang tidak harmonis itu selalu diawali karena komunikasi yang terjalin antara anggota keluaga tidak membangun.

Penelitian yang dilakukan oleh Prof. DR. Dadang Hawari (1990) membuktikan bahwa, penyalahgunaan narkoba mengakibatkan rusaknya hubungan kekeluargaan, menurunkan kemampuan belajar, ketidakmampuan membedakan mana yang baik dan mana yang buru, perubahan perilaku menjadi anti sosial, memmpertinggi kecelakaan lalulintas, kriminalitas dan tindak kekerasanlainnya, baik kuantitatif maupun kualitatif.

Kedua, narkoba ternyata tidak hanya merugikan bagi pemakainya tetapi juga dapat membuat negara menjadi bangkrut. Harian Republika (22/5/01), melaporkan bahwa perputaran uang dalam bisnis narkoba di Indonesia diperkirakan mencapai 24 triliun rupiah per bulan. Ini didasari asumsi bahwa 4 juta pengguna narkoba di negeri ini setiap hari per orang mengeluarkan lebih dari 200.000 rupiah untuk membeli barang haram tersebut. Maka peredaran uang dalam transaksi narkoba ini setiap harinya mencapai 800 miliar rupiah.

NAPZA lebih dominan ‘menyerang’ anak-anak muda sebagai ladang konsumen dan distributor. Ini dikarenakan anak-anak muda baru dan memiliki jiwa penasaran dan pencarian jatidiri. Generasi muda sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor dominan terhadap kemajuan dan perkembangan bangsa. Berbagai cara dan upaya direkayasa untuk meningkatkan kualitas generasi muda, dan pula berbagai kendala dan hambatan diusahakan, dijauhkan, dan dihilangkan. Begitu pula bermacam-macam media dan sarana dikelola sedemikian rupa sehingga mampu memacu kualitas generasi penerus ini. Semua ini dilakukan dalam kerjasama dengan berbagai pihak –termasuk keluarga dan lingkungan terdekatnya- dan instansi yang mencakup berbagai bidang kehidupan yaitu bidang-bidang politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.

Keluarga Perangi NAPZA Untuk mencegah 'penularan penyakit' NAPZA ini yang paling utama adalah dari dalam diri (ketahanan) kita sendiri. Bila diri kita kurang kuat, maka kita membutuhkan dukungan dari keluarga. Keluarga adalah kekuatan utama dalam untuk membentengi dari NAPZA. Dan orang tua merupakan figur yang menjadi panutan serta teladan bagi anak-anaknya serta merupakan pendidik yang utama.

Untuk melindungi keluarga dari bahaya NAPZA, dapat dilakukan beberapa pendekatan ini, yaitu menciptakan suasana hangat, penuh kasih sayang, perhatian dan bersahabat di rumah; mengembangkan hubungan yang akrab dari komunikasi yang baik bagi anak-anak, bersikap terbuka dan jujur terhadap mereka; mengerti dan menerima setiap anak sebagaimana adanya; mendengarkan dan menghormati pendapat anak-anak, membimbing mereka agar mampu membuat keputusan yang bijaksana; memberikan pujian jika mereka berbuat baik/mencapai suatu prestasi meskipun sedemikian kecil nilainya; meluangkan waktu bersama anak-anak walaupun demikian sibuknya; memberikan tanggungjawab pada anak-anak sesuai dengan tingkatan usianya; menanamkan kepada anak-anak nilai-nilai budi pekerti, taat hukum, patuh pada agama sejak dini; memperhatikan nilai-nilai luhur, sosial, budaya keluarga, moral dan spiritual yang kuat sesuai dengan agama kepercayaan masing-masing; mengetahui dan memahami bahaya penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya; mengetahui ciri-ciri dari pada seorang anak yang mempunyai risiko besar untuk menyalahgunakan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya; meminta bantuan ahli jika terdapat suatu kasus/permasalahan yang tidak dapat diselesaikan sendiri.

Selain itu, untuk melindungi keluarga dari bahaya penyalahgunaan NAPZA dapat dengan cara:

1. Menjadi orang tua sekaligus sahabat

Jadilah teman diskusi dan pendengar yang baik terhadap masalah yang dihadapi anak. Ajak anak untuk berdialog secara terbuka dan mendalam, tentunya di saat yang tepat. Perhatikan ekspresi wajah dan tingkah lakunya, jagalah kerahasiaan anak serta emosi anda. Mulailah dipercaya untuk menjadi tempat bertanya, mengikuti perkembangan anak dan permasalahannya, sehingga dapat memberikan penjelasan bila anak bertanya, termasuk masalah narkoba, selain itu kenali dan berkomunikasilah dengan teman-teman anak anda. Bila putra-putri anda teman ke rumah, bergabunglah dengan mereka, walau sejenak, tanpa mempermalukan anak di depan teman-temannya.

Pembiasaan ini akan membuat anak maupun teman-temannya menjadi akrab dengan orang tua dan menganggap orang tua sebagai bagian dari kelompok mereka. Ketika komunikasi berlangsung, tumbuhkan kesadaran dan beritahukan akibat negatif jika menyalahgunakan narkoba. Di antaranya: tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat, mengakibatkan putus sekolah, terlibat tindak kekerasan dan mengganggu ketertiban umum,terkena berbagai macam penyakit, kurang dihargai dan dipercayai orang, dikucilkan dari lingkungan, yang pada akhirnya tidak bisa men manusia. Kontrol kegiatan anak untuk menunjukkan bahwa anda punya perhatian khusus kepada anak tanpa bertindak semaunya, senantiasa berdialog dan mempertimbang keberatan-keberatan yang disampaikan anak.

2. Setiap peraturan berlaku bagi setiap anggota keluarga.
Bila tidak ingin menghendaki anak merokok, maka kitapun jangan merokok. Selain itu, jujur dan akui kelemahan-kelemahan anda kepada anak tanpa harus merasa takut kehilangan wibawa. Dan buat aturan secara konsisten, kontinyu, dan konsekuen.

Pertimbangankan pendapat anggota keluarga secara umum. Aturan yang telah ditetapkan, harus dilaksanakan seluruh anggota keluarga, tidak terkecuali anda sendiri sebagai orang tua.

3. Mengarahkan tanpa menggurui anak.
Mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai religius hingga menjadi budaya keluarga adalah utama. Misalnya, makan malam bersama, melaksanakan ibadah bersama, mengerjakan peekerjaan rumah bersama pada hari libur, rekreasi, sampai pada budaya mengaku kesalahan dan meminta maaf, baik anak kepada orang tua ataupun orang tua kepada anak. Ketahui dan gali potensi anak untuk dikembangkan melalui berbagai kegiatan dengan membimbing, membantu, dan mengembangkan, serta mengatasi tekanan dan pengaruh negatif teman sebayanya. Melalui prestasinya maka akan tumbuh rasa percaya diri, harga diri yang positif, dan akhirnya memiliki jati diri yang stabil. Libatkan anak untuk mewujudkan cita-cita keluarga. Untuk harus memiliki komitmen yang kuat dalam membiasakan anak sejak dini untuk terlibat mewujudkan keutuhan dan keharmonisan keluarga, misalnya diskusi tentang masalah keluarga, mengomentari berita di televisi, dan lain-lain.

Merujuk pada bahaya NAPZA dan kemungkinan anak remaja memakainya, maka selain lingkungan rumah sekitar, dibutuhkan peran aktif orang tua dalam melindungi anak-anaknya agar terhindar dari NAPZA. Dengan perlindungan dan pemahaman mengenai NAPZA oleh anak, maka anak sebagai anggota rumah tangga diharapkan mampu membentengi diri dan memerangi NAPZA secara maksimal. Dengan tidak mengkonsumsi dan melaporkan setiap ada penyelewengan terhadap obat-obatan tersebut. Mari rangkul keluarga kita dan perangi NAPZA.-kabarindonesia-

@-->semoga bermanfaat@-->
 
Bls: Rangkul Keluarga, Jauhi NAPZA

oh terima kasih ini bermanfaat sekali
sekali lagi thanks ya atas infonya
 
Back
Top