jainudin
New member
TANGERANG, TAPOS. Puluhan massa gabungan dan mahasiswa dan buruh, Kamis (7/3) menggelar aksi unjukrasa di depan Pusat Pemerintahan (Pusperm) Kota Tangerang. Dalam aksinya, para demonstran menuntut pemerintah untuk menuntaskan masalah pendidikan dan perindustrian yang menyusahkan masyarakat kecil.
Salah seorang perwakilan mahasiswa yang juga Ketua Cabang Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Kota Tangerang, Febi Mustika mengatakan, sistem pendidikan nasional hari ini telah diliberalisasikan, sehinggga berdampak pada mahalnya biaya pendidikan dan tidak dapat untuk dinikmati semua masyarakat, terutama mereka (masyarakat) kurang mampu.
Sistem pendidkan kita berpihak pada kaum kapitalis, mereka dibentuk jadi berwatak individual, bukan untuk membuka lapangan pekerjaan, tapi supaya jadi budak di perusahaan,” katanya.
Selain itu, biaya pendidikan sekarang sudah tinggi, terutama sekolah swasta. Meski Pemerintah Kota Tangerang telah menggratiskan biaya pendidikan sampai 12 tahun dan SD sampai SMA/SMK, menurut Febi hal itu masih belum cukup. “Sekarang pendidikan dasar anak itu dari TK bukan SD lagi. Dan supaya punya pekerjaan yang baik, minimal harus punya gelar dan perguruan tinggi. Jadi kalau gratisnya cuma SD sampai SMA, kami rasa kurang. Saya menuntut pendidikan gratis dari TK hingga perguruan tinggi ,“ tukasnya.
Sementara Koordinator Buruh Kokom Komalawati menyatakan, pada sektor perindustrian banyak regulasi-regulasi pemerintah yang semakin mengeksploitasi buruh seperti sistem outsourching, politik upah murah dan larangan pembentukan serikat pekerja. hal ini membuat perusahaan semakin mudah melakukan PHK.”Kita menuntut penghapusan sistem outsourching, upah murah, diberikan kebebasan berserikat, jaminan dan pekerjaan,” tandasnya.
Sumber :Tanggerang Pos(pramita/made/bnn)
Salah seorang perwakilan mahasiswa yang juga Ketua Cabang Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Kota Tangerang, Febi Mustika mengatakan, sistem pendidikan nasional hari ini telah diliberalisasikan, sehinggga berdampak pada mahalnya biaya pendidikan dan tidak dapat untuk dinikmati semua masyarakat, terutama mereka (masyarakat) kurang mampu.
Sistem pendidkan kita berpihak pada kaum kapitalis, mereka dibentuk jadi berwatak individual, bukan untuk membuka lapangan pekerjaan, tapi supaya jadi budak di perusahaan,” katanya.
Selain itu, biaya pendidikan sekarang sudah tinggi, terutama sekolah swasta. Meski Pemerintah Kota Tangerang telah menggratiskan biaya pendidikan sampai 12 tahun dan SD sampai SMA/SMK, menurut Febi hal itu masih belum cukup. “Sekarang pendidikan dasar anak itu dari TK bukan SD lagi. Dan supaya punya pekerjaan yang baik, minimal harus punya gelar dan perguruan tinggi. Jadi kalau gratisnya cuma SD sampai SMA, kami rasa kurang. Saya menuntut pendidikan gratis dari TK hingga perguruan tinggi ,“ tukasnya.
Sementara Koordinator Buruh Kokom Komalawati menyatakan, pada sektor perindustrian banyak regulasi-regulasi pemerintah yang semakin mengeksploitasi buruh seperti sistem outsourching, politik upah murah dan larangan pembentukan serikat pekerja. hal ini membuat perusahaan semakin mudah melakukan PHK.”Kita menuntut penghapusan sistem outsourching, upah murah, diberikan kebebasan berserikat, jaminan dan pekerjaan,” tandasnya.
Sumber :Tanggerang Pos(pramita/made/bnn)