Kalina
Moderator
Bls: Real Story.. KETIKA AKU DALAM PENJARA SUCI
Sejak saat itu, kami gak ketemu kedua kakak lagi. Aku dan Ari juga bingung. Kami berdua didenda tiga buah kipas angin besar, yang biasanya ditempel di internit.
Aku takut untuk bilang ke Mama.
Aku dan Ari putus asa. Akhirnya mencoba bunuh diri. Dengan minum obat sakit kepala. Aku habis 9 butir. Sedangkan Ari, gak terhitung.. dia bolak balik pingsan. Dan aku.. kenapa waktu itu gak mati, ya? Cuma pusing.
Karena bunuh diri gak berhasil, aku dan Ari berencana kabur dari pesantren.
Hari itu, aku dan Ari udah izin mau pergi keluar untuk membeli sesuatu. Aku juga udah mengambil uang tabungan sebesar 140 ribu rupiah. Kami memakai seragam khusus untuk keluar. Dan membawa tas isinya baju biasa.
Sampailah kami di luar pesantren. Jauh di tengah kota Jombang. Mau ke mana?
Di tengah jalan, kami bertemu seorang teman. Aku gak tau namanya. Tapi, dia membantu kami! Kami harus ganti pakaian. Aku menyarankan, tidak ganti pakaian di masjid. Karena pasti mengenali seragam kami.
Sejak saat itu, kami gak ketemu kedua kakak lagi. Aku dan Ari juga bingung. Kami berdua didenda tiga buah kipas angin besar, yang biasanya ditempel di internit.
Aku takut untuk bilang ke Mama.
Aku dan Ari putus asa. Akhirnya mencoba bunuh diri. Dengan minum obat sakit kepala. Aku habis 9 butir. Sedangkan Ari, gak terhitung.. dia bolak balik pingsan. Dan aku.. kenapa waktu itu gak mati, ya? Cuma pusing.
Karena bunuh diri gak berhasil, aku dan Ari berencana kabur dari pesantren.
Hari itu, aku dan Ari udah izin mau pergi keluar untuk membeli sesuatu. Aku juga udah mengambil uang tabungan sebesar 140 ribu rupiah. Kami memakai seragam khusus untuk keluar. Dan membawa tas isinya baju biasa.
Sampailah kami di luar pesantren. Jauh di tengah kota Jombang. Mau ke mana?
Di tengah jalan, kami bertemu seorang teman. Aku gak tau namanya. Tapi, dia membantu kami! Kami harus ganti pakaian. Aku menyarankan, tidak ganti pakaian di masjid. Karena pasti mengenali seragam kami.