jainudin
New member
JAKARTA — Wartawan Republika Erik Purnama Putra meraih juara pertama lomba penulisan Apresiasi Jurnalis Jakarta 2013. Erik mernenangkan lomba yang dihelat A1iani Jumalis Independen (AJI) Jakarta untuk kategori media online lewat tulisannya berjudul “Kondisi Citarum di Hulu dan Hilir”.
Tulisan itu dipublikasikan Republika Online pada 2 Juni 2013. Selain kategori online, Apresiasi Jumalis Jakarta juga memberi penghargaan untuk kategori media cetak, radio, televisi, dan foto.
Terkait prestasi yang diraihnya, Erik mengaku bersyukur. “Tentu merupakan sebuah kehormatan mendapat apresiasi dari AJI Jakarta atas karya saya yang mengangkat soal pencemaran berat di sepanjang
Sungai Citarum,” ujar Erik.
Menurutnya, karya soal kondisi Sungai Citarum sejatinya dibuat
untuk mengingatkan masyarakat akan dampak kerusakan lingkungan yang semakin hari semakin parah di Indonesia. Dia berharap, reportase soal kondisi Sungai Citarum bisa menggugah seluruh pihak agar peduli pada salah satu sungai paling vital di Jawa Barat itu.
“Sebagai masyarakat kita tentu miris mendapati Sungai Citarum dilabeli sebagai sungai terkotor sedunia. Untuk itu, perlu peran dan pemerintah dari elemen masyarakat agar berpartisipasi aktif dalam memosisikan lagi air sebagai sumber kehidupan manusia,” ujarnya.
Penghargaan kepada Erik diberikan Ketua AJI Jakarta Umar Idris di Galeri Nasional, Jakarta, Ahad (23/6). Atas apresiasi tulisan itu, AJI Jakarta memberikan plakat
dan hadiah sebesar Rp 5 juta.
“Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi tulisan yang dikirim, yang memenuhi standar panitia,” kata Umar.
Dalam kesempatan itu, dewan juri memuji karya para pemenang. Menurut dewan juri yang terdiri atas tokoh dan praktisi jurnalistik nasional itu, karya yang disajikan di Apresiasi Jurnalis Jakarta umumnya mengambil tema laporan mendalam.
Penghargaan terhadap karya terbaik jurnalistik itu merupakan bagian dan rangkaian acara Pesta Media 2013 yang diselenggarakan AJI Jakarta pada akhir pekan ini.
Puncak acara Pesta Media 2013 juga diisi dengan pidato kebudayaan dan budayawan Seno Gumira Ajidarma yang dalam pidatonya banyak menyentil soal netralitas media dan profesi jurnalis di Indonesia. ed: abduLlah sammy
Sumber : republika / tangsel pos
Tulisan itu dipublikasikan Republika Online pada 2 Juni 2013. Selain kategori online, Apresiasi Jumalis Jakarta juga memberi penghargaan untuk kategori media cetak, radio, televisi, dan foto.
Terkait prestasi yang diraihnya, Erik mengaku bersyukur. “Tentu merupakan sebuah kehormatan mendapat apresiasi dari AJI Jakarta atas karya saya yang mengangkat soal pencemaran berat di sepanjang
Sungai Citarum,” ujar Erik.
Menurutnya, karya soal kondisi Sungai Citarum sejatinya dibuat
untuk mengingatkan masyarakat akan dampak kerusakan lingkungan yang semakin hari semakin parah di Indonesia. Dia berharap, reportase soal kondisi Sungai Citarum bisa menggugah seluruh pihak agar peduli pada salah satu sungai paling vital di Jawa Barat itu.
“Sebagai masyarakat kita tentu miris mendapati Sungai Citarum dilabeli sebagai sungai terkotor sedunia. Untuk itu, perlu peran dan pemerintah dari elemen masyarakat agar berpartisipasi aktif dalam memosisikan lagi air sebagai sumber kehidupan manusia,” ujarnya.
Penghargaan kepada Erik diberikan Ketua AJI Jakarta Umar Idris di Galeri Nasional, Jakarta, Ahad (23/6). Atas apresiasi tulisan itu, AJI Jakarta memberikan plakat
dan hadiah sebesar Rp 5 juta.
“Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi tulisan yang dikirim, yang memenuhi standar panitia,” kata Umar.
Dalam kesempatan itu, dewan juri memuji karya para pemenang. Menurut dewan juri yang terdiri atas tokoh dan praktisi jurnalistik nasional itu, karya yang disajikan di Apresiasi Jurnalis Jakarta umumnya mengambil tema laporan mendalam.
Penghargaan terhadap karya terbaik jurnalistik itu merupakan bagian dan rangkaian acara Pesta Media 2013 yang diselenggarakan AJI Jakarta pada akhir pekan ini.
Puncak acara Pesta Media 2013 juga diisi dengan pidato kebudayaan dan budayawan Seno Gumira Ajidarma yang dalam pidatonya banyak menyentil soal netralitas media dan profesi jurnalis di Indonesia. ed: abduLlah sammy
Sumber : republika / tangsel pos