Sebarkan Ke Yang Lain

Status
Not open for further replies.
Bls: Sebarkan Ke Yang Lain

oh itu, aku pernah baca tentang pembuktian kemukjizatan alquran melalui "perhitungan nilai aksara arab",
yang aku masih bingung, apa hubungannya perhitungan nilai aksara/huruf arab dengan khasiat menentukan jumlah bacaan asmaul husna? (karena setahu saya abajadun cuma menghitung nilai huruf secara matematik)

AS SALAAMU Ertinya Sejahtera daripada kekurangan

KHASIATNYA: Apabila dibacakan kepada orang yang sakit kepala sebanyak 121 kali atau 136 kali dengan suara yang sekiranya dapat didengar oleh orang yang sakit dan dengan mengangkat kedua belah tangan, Insyaallah akan disembuhkan dengan khalimatNya selama tidak datang ajalnya atau dikurangkan daripada sakitmya.
bagaimana jika saya cuma membaca 120 atau 122 (atau 135), apakah asmaul husnanya tidak berkhasiat lagi?

Ada satu hal lagi yang perlu dipertimbangkan. Apakah ini bukan bid'ah?
Oke, please...pelajari dengan matang dulu apa itu bid'ah, macam2 serta hukumnya...jangan dikit2 "jangan, itu bid'ah, HANCURKAN, MUSNAHKAN".
makanya kita disini berdiskusi dengan baik, kita urai permasalahannya dimana yang membuat perselisihan paham itu...

yang penting dalam ibadah itu niat dan keikhlasan!!! gak cuman khasiatnya buat apa, supaya apa dan sebagainya... kalo ibadah kita masih karena suatu alasan yang bukan karena ridha 4jJ SWT, maka akan tertolak amalnya
betul itu, tapi ada satu lagi, syarat diterima ibadah setelah ikhlas adalah mengikuti tuntunan rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

misalnya: saya berniat melaksanakan sholat dhuhur dengan baik dan khusuk, saya pun ikhlas hanya mengharap ridho Allah, tetapi saya sholat dimalam hari atau pagi hari, karena tidak sesuai syariat, maka amalan sholat dhuhur saya tidak diterima.
 
Bls: Sebarkan Ke Yang Lain

oh itu, aku pernah baca tentang pembuktian kemukjizatan alquran melalui "perhitungan nilai aksara arab",
yang aku masih bingung, apa hubungannya perhitungan nilai aksara/huruf arab dengan khasiat menentukan jumlah bacaan asmaul husna? (karena setahu saya abajadun cuma menghitung nilai huruf secara matematik)


bagaimana jika saya cuma membaca 120 atau 122 (atau 135), apakah asmaul husnanya tidak berkhasiat lagi?


.

Karena saya juga bukan 'dukun' yang ahli soal begonoan, mungkin aja, as salamu, disesuaikan dengan rumus abajadun, jadi alif=1, lam=30, sin=60, lam=30, alif=1, mim=40 diolah sedemikian rupa, jadi ketemu jumlah tadi. Sekali lagi saya gak begitu paham yang beginian.
terus kalo dibaca kurang, saya yakin khasiatnya masih ada, cuma, menurut itung2an, kurang sempurna. Mungkin analogi yang pas, dokter dalam membuat obat juga menentukan suatu kadar tertentu masing2 bahan, dan kalo kurang, obatnya juga kurang berkhasiat khan?
 
Bls: Sebarkan Ke Yang Lain

hmmm, seperti itu, terimakasih infonya bang madas,
sebagaimana dijelaskan dihalaman pertama, saya bingung dan masih banyak pertanyaan yg akan di ajukan :D terutama kepada bang rozi_ar yg membuka thread ini.

saya juga dapat info dari sumber lain tentang asal usul doa asmaul husna dengan khasiat ini
Imam Ahmad bin Ali Al-Buni, seorang mistik besar yang karyanya sampai sekarang menjadi acuan primer dalam ilmu hikmah telah memberikan sebuah teknik rahasia dalam mengamalkan asmaul husna dengan menggunakan ilmu hisab jumal (menghitung nilai tiap huruf dari asma tertentu), dan berikut ini adalah petikannya:
"Dan berkata sebagian Ulama Besar:
"Ketahuilah, bahwa rahasia yang terjaga dan ilmu yang tersembunyi yang terkandung dalam asma tersebut (agar mujarrob) adalah dengan menghitung jumlah huruf asma tersebut lalu dijumlahkan dengan hisabnya, setelah itu bacalah asma itu sebanyak jumlah yang dihasilkan dari penjumlahan tadi, maka apa yang dicari akan berhasil (mustajab).

Contohnya: Isim "ALLAH" Ta'ala terdiri dari 4 huruf (alif-lam-lam-ha) dan jumlah hisabnya 66. Maka jumlah dari 66 dan 4 adalah 70. Maka memohonlah dengan mengulang kalimat Allah tadi sebanyak 70 kali, kemudian sebutkan hajatmu, lakukan di tempat yang sunyi jauh dari manusia dengan kehendak yang kuat dan hadir hati (khusyuk). maka niscaya akan mustajablah doanya.."

dengan khasiat2 asmaulhusna yg "hebat" dan mujarab tersebut apakah rasulullah tidak mengetahuinya? bukankah rasulullah lebih mengerti urusan yang ghaib jika dibandingkan orang2 yg menemukan khasiat ini? karena tidak mungkin rasulullah merahasiakan sesuatu hal yang penting dari umatnya
Ketahuilah, bahwa rahasia yang terjaga dan ilmu yang tersembunyi yang terkandung dalam asma tersebut (agar mujarrob)

karena, seperti dijelaskan diawal, "ilmu hikmah" sudah ada sebelum datangnya islam, tetapi mengapa rasulullah tidak mempelajarinya? atau setidaknya abu bakar ra atau umar ra? apakah mereka juga tidak tahu rahasia rumus doa yg mustajab ini?

setelah saya baca info disana-sini,
ternyata ilmu hisab jumal adalah salah satu ilmu yang dipakai dalam mempelajari ilmu wafaq, ilmu wafaq adalah :
suatu tulisan yang terdiri dari angka-angka dan atau huruf-huruf yang disusun secara sistematis mengikuti kaidah yang telah ditentukan untuk membentuk pola energy yang diinginkan yang dapat digunakan sebagai sarana penyembuhan, perlindungan, keselamatan, kemudahan rizki dll
ini dia tabel nilai2 huruf arabnya
prikitiw4.jpg

jika ilmu tersebut dipelajari lebih lanjut, ini hasil penerapannya:
prikitiw8.jpg

itukan sama aja tamimah/jimat, berikut aku copas aja artikel tentang ilmu hikmah (diringkas, kalo dipaste semua nanti dibilang ceramah :D )
Banyak orang yang selama ini menggeluti ilmu hikmah dalam artian ilmu kesaktian, mempunyai keyakinan yang harus segera diluruskan. Karena mereka lebih yakih pada ilmu yang digelutinya daripada apa yang diajarkan oleh Rasulullah. Mereka lebih suka mengamalkan 'ilmu hikmah' yang banyak tersebar di buku-buku Mujarrobat daripada do'a-do'a Rasulullah yang tertulis dalam kitab-kitab hadits. Bukankah itu merupakan penyimpangan syari'at yang serius?

Dalam buku yang diklaim sebagai buku ilmu Hikmah, penulis mengatakan, "Ini adalah bagian dari permasalahan yang amat penting, mulia dan agung. Jika Anda belum memiliki ilmu ini, segeralah Anda pelajari sekarang juga. Dan Asma ini mengandung keberkatan dan kenyataan, terkaya daripada yang lain, lebih bermafaat daripada azimat lain. Terbagi dalam beberapa amalan untuk menghadirkan malaikat, atau mendatangkan khadam."(Innaa lillaahi wa innaa ilahi raji'un).


Lalu penulis buku tersebut mulai mengajarkan Asma' (isim-isim) yang dianggap sakti dan mujarab. Misalnya, Gholmasyin. Barang siapa menulis asma ini dalam bentuk Arab di kain putih, dengan huruf terputus-putus sebanyak 11 kali, lalu diwirid sebanyak 1370 kali pada tempat-tempat angker, maka jin-jin akan pergi dari tempat tersebut.


Padahal Rasulullah telah mengajarkan pada kita untuk mengatasi gangguan jin di suatu tempat. Khaulah binti al-Hakim as-Sulamiyyah bercerita, Rasulullah bersabda, "Barangsiapa singgah di suatu rumah (tempat), lalu membaca, Aku berlindung dengan kalimat-kalimatAllah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya', niscaya tidak akan ada yang mencelakainya sampai ia meninggalkan rumah (tempat) tersebut." (HR. Imam Muslim, no. 4882).

Satu lagi sebagai bukti bahwa ilmu hikmah yang mereka maksud bukanlah ilmu hikmah yang dimaksud dalam al-Qur'an maupun al-Hadits. Inilah yang mereka katakan sebagai Rajah anak bila rewel di malam hari.
jimat+5.jpg

Katanya, "Tulislah rajah tersebut pada malam Jum'at Kliwon. Kemudian kalungkan pada leher anak tersebut, ihsya Allah ia akan sembuh.[6]. Tidak jelas, apa maksud dari potongan huruf-huruf tersebut. Tapi yang jelas arti kalimat selanjutnya adalah, “Jika tiada Tuhan selain Allah, Muhammad wahai utusan Allah shallallahu `alaihi wa salam”. Mengapa mereka meragukan ke-Esaan Allah? "Jika Tiada Tuhan selain Allah". Bukankah ini bentuk penyimpangan?
...

Masihkah penyimpangan ini kita amalkan? Bahkan kita yakini lebih mujarab daripada do'a-do'a Rasulullah...?
sumber
========================================================
Doa ini yang diajarkan Nabi Saw. kepada para sahabat agar terjaga dari berbuat syirik yang sangat tidak kelihatan.

“Allahumma inna na’uudzubika min annusyrika bika syai-an na’lamuh wa nastaghfiruka limaa laa na’lamuh”
Artinya: "Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan sesuatu terhadap-Mu yang aku mengetahuinya, dan aku memohon ampunan kepada-Mu dari perbuatan syirik yang aku tidak mengetahuinya. "
 
Bls: Sebarkan Ke Yang Lain

dengan khasiat2 asmaulhusna yg "hebat" dan mujarab tersebut apakah rasulullah tidak mengetahuinya? bukankah rasulullah lebih mengerti urusan yang ghaib jika dibandingkan orang2 yg menemukan khasiat ini? karena tidak mungkin rasulullah merahasiakan sesuatu hal yang penting dari umatnya

Woow...kalau disebutkan segala yang gaib, ntar malah orang yang setelahnya pada gak kebagian. Einstein, Thomas Edison, Al Muhasiby, Ibnu Sina gak pernah terukir dalam sumbangan penemuan2nya.

Masihkah penyimpangan ini kita amalkan? Bahkan kita yakini lebih mujarab daripada do'a-do'a Rasulullah...?

Nyimpang kalau diyakini, yang membuat berkhasiat bacaan dengan jumlah bilangannya bukan ALLAH, bahkan seandainya itu diajari langsung Rasulullah. Yah seperti halnya kita meyakini kekuatan obat thok, tanpa campur tangan yang Maha Kuasa.

Kenapa yah, kita lebih gampang percaya terhadap hukum fisika, tapi sulit menerima apa yang termasuk pada metafisika. Padahal keduanya ada, dan tidak bisa dipungkiri oleh orang yang menggunakan akalnya. Karena semua itu salah satu hal yang telah menjadi sunnatullah.
Yah, karena kita lebih dekat dengan fisika, buta terhadap metafisika
 
Bls: Sebarkan Ke Yang Lain

membaca tukar pikiran para mursyid diatas, membuat saya jadi pusing. mungkin belum nyampai pemahaman saya yah. . . . .

ahh. . .saya mau belajar syariat islam dulu biar lebih baik dari yang sekarang. ntar baru mulai belajar yang lain2 kayak wacana diatas.
 
Bls: Sebarkan Ke Yang Lain

Woow...kalau disebutkan segala yang gaib, ntar malah orang yang setelahnya pada gak kebagian. Einstein, Thomas Edison, Al Muhasiby, Ibnu Sina gak pernah terukir dalam sumbangan penemuan2nya.
maksud saya, hal yang ghoib di bidang agama gitu,
Ketahuilah, bahwa rahasia yang terjaga dan ilmu yang tersembunyi yang terkandung dalam asma tersebut (agar mujarrob)

Tidak mungkin Allah hanya memberikan rahasia asmaul husna kepada Imam Ahmad bin Ali Al-Buni tetapi tidak kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, padahal bukankah beliau sendiri yang mengajarkan asmaul husna kepada kita semua? dan kita juga tahu tidak ada yang lebih paham dan lebih mengerti tentang ibadah dan ajaran islam dibandingkan Rasulullah

Kenapa yah, kita lebih gampang percaya terhadap hukum fisika, tapi sulit menerima apa yang termasuk pada metafisika. Padahal keduanya ada, dan tidak bisa dipungkiri oleh orang yang menggunakan akalnya. Karena semua itu salah satu hal yang telah menjadi sunnatullah.
Yah, karena kita lebih dekat dengan fisika, buta terhadap metafisika
aku juga suka dengan hal metafisika, hanya saja aku lebih membatasi diri untuk tidak terlampau jauh.

membaca tukar pikiran para mursyid diatas, membuat saya jadi pusing. mungkin belum nyampai pemahaman saya yah. . . . .

ahh. . .saya mau belajar syariat islam dulu biar lebih baik dari yang sekarang. ntar baru mulai belajar yang lain2 kayak wacana diatas.
maaf jika diskusi ini membuat anda pusing :D

mengutip perkataan nabi syuaib
“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (QS. Hud [11] : 88)
 
Last edited:
Bls: Sebarkan Ke Yang Lain

maksud saya, hal yang ghoib di bidang agama gitu,


[/B]

Kalau boleh tau, batasan antara hal dalam bidang agama dengan non-agama apa sih?

Tidak mungkin Allah hanya memberikan rahasia asmaul husna kepada Imam Ahmad bin Ali Al-Buni tetapi tidak kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, padahal bukankah beliau sendiri yang mengajarkan asmaul husna kepada kita semua? dan kita juga tahu tidak ada yang lebih paham dan lebih mengerti tentang ibadah dan ajaran islam dibandingkan Rasulullah

Rasulullah bagaimanapun tetap manusia biasa, tidak semua diberikan oleh Allah kepada beliau. Meskipun beliau taupun, selama tidak diperintah untuk disampaikan, itu menjadi hak beliau, apakah akan disampaikan atau tidak. Contoh, masalah ruh. Baca Ihya, seingat saya ada di sono, pas Al Ghazali 'terdesak' untuk menjelaskan pembagian ilmu ada 2, atau masalah soal sir-sirr pokoknya.

membaca tukar pikiran para mursyid diatas, membuat saya jadi pusing. mungkin belum nyampai pemahaman saya yah. . . . .

ahh. . .saya mau belajar syariat islam dulu biar lebih baik dari yang sekarang. ntar baru mulai belajar yang lain2 kayak wacana diatas.

Gak usah pusing bang, dibikin nyante ajah. Pada dasarnya, saya ama den Masykur, cuma berbeda dalam hal kecil. Dia lebih hati2, saya lebih mencoba tidak terlalu membatasi.
 
Bls: Sebarkan Ke Yang Lain

Pada dasarnya, saya ama den Masykur, cuma berbeda dalam hal kecil. Dia lebih hati2, saya lebih mencoba tidak terlalu membatasi.
ya, saya memang sangat2 berhati2 jika menyangkut masalah aqidah, takut terjerumus kedalam perbuatan syirik.
seperti yg diucapkan ibnu abbas ketika mengomentari surat albaqoroh :22 "Syirik adalah suatu perbuatan dosa yang lebih sulit (sangat samar) untuk dikenali daripada jejak semut yang merayap di atas batu hitam di tengah kegelapan malam.”

berikut aku kutipkan komentar tentang jimat menggunakan ayat/sifat Allah
Jimat dan Ayat Al-Qur''an

Di tengah masyarakat beredar banyak jimat berupa ayat-ayat al-Qur’an, atau tulisan nama-nama dan sifat-sifat Allah. Pertanyaannya, apakah yang seperti itu termasuk dalam kategori yang terlarang, atau termasuk yang dikecualikan dan boleh dikalungkan?

Para ulama salaf berbeda pendapat dalam hal ini, sebagian dan mereka memperbolehkan, dan sebagian yang lain melarang. Pendapat yang kami pilih adalah melarang segala bentuk tamimah, meskipun terdiri dan ayat-ayat al-Qur’an, karena adanya beberapa dalil:

Dalil yang melarang bersifat umum, dan hadits- hadits yang membicarakannya tidak memberikan pengecualian.

1. Saddudz-Dzari‘ah, sebab dibolehkannya tamimah dan ayat al-Qur’an akan membuka jalan bagi pengalungan tamimah dan selainnya, dan pintu keburukan jika dibuka, sulit untuk ditutup lagi. Saddudz-dzari’ah (langkah prefentif) adalah salah satu dalil dalam syariat Islam, dan salah satu siasah syar’iyyah dalam rangka ‘menutup pintu-pintu yang menuju kepada sesuatu yang diharamkan.
2. Dibolehkannya tamimah dan ayat al-Qur’an akan berdampak kepada pelecehan atau penghinaan al-Qur’an, sebab pemakainya bisa membawanya ke tempat-tempat najis atau semacamnya, seperti waktu buang hajat, haidh, junub dan sebagainya.
3. Dibolehkannya tamimah dan ayat-ayat al-Qur’an akan berdampak kepada pengecilan dan penurunan nilai al-Qur’an dan tujuan diturunkannya, sebab Allah menurunkannya agar menjadi petunjuk manusia kepada sesuatu yang lebih lurus dan untuk mengeluarkan mereka dan berbagai macam kegelapan kepada cahaya (Islam), bukan untuk dijadikan sebagai tamimah dan kalung wanita dan anak-anak.

sumber
 
Bls: Sebarkan Ke Yang Lain

ya, saya memang sangat2 berhati2 jika menyangkut masalah aqidah, takut terjerumus kedalam perbuatan syirik.
seperti yg diucapkan ibnu abbas ketika mengomentari surat albaqoroh :22 "Syirik adalah suatu perbuatan dosa yang lebih sulit (sangat samar) untuk dikenali daripada jejak semut yang merayap di atas batu hitam di tengah kegelapan malam.”

Yah emang gitu bang, perbedaannya seringkali cuma dari tendensi pelaku. Nah, saddu Adz Dzara'i dalam metodolgi istinbath Syafi'iyyah agak berbeda dengan saddu Adz Dzara'i Imam lain. Syafi'iyyah cenderung longgar, tidak seperti Malikiyyah, karena ada satu pertimbangan lain, 'Ad Diinu yusrun....', atau takut mempersempit (kharaj) syariat Islam.
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top