spirit
Mod
Selusin Laporan Tim Prabowo ke Bawaslu
Sejumlah catatan menarik tertoreh selama gelaran Pilpres 2014. Salah satu yang mencolok adalah seringnya Tim Prabowo-Hatta melaporkan Jokowi-JK ke Bawaslu.
Berdasarkan catatan detikcom, sedikitnya ada 12 laporan Tim Prabowo-Hatta yang digawangi Habiburokhman ke Bawaslu.
Laporan pertama dilakukan tak lama setelah pengambilan nomor urut, yaitu dugaan curi start kampanye. Pidato Jokowi setelah mengambil nomor urut dinilai melanggar aturan kampanye karena melontarkan ajakan memilih di luar jadwal. Bawaslu akhirnya memutuskan tak ada unsur pelanggaran dalam pidato itu.
Laporan kedua adalah soal dugaan tiga fitnah ke Prabowo, yaitu soal Prabowo terlibat kasus penculikan, Prabowo pernah meminta kewarganegaraan Yordania, dan Prabowo memukul orang saat mendaftar ke KPU. Habiburokhman mengaku hanya melaporkan peristiwa, tak ada pihak yang ditudingnya.
Laporan ketiga terkait gambar 'Gallery of Rogues' yang diunggah Wimar Witoelar ke media sosial. Kasus ini berujung permintaan maaf Wimar kepada semua pihak yang terkait dalam gambar yang diunggahnya.
Laporan keempat yaitu soal kegiatan Direktur lembaga survei Saiful Mujani Research & Consultant (SMRC), Saiful Mujani. Saiful dilaporkan atas dugaan fitnah dan kampanye hitam dalam sebuah acara di Desa Bulakan, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, pada 7 dan 8 Juni 2014.
Laporan kelima terkait dua spanduk yang mendiskreditkan Prabowo. Spanduk pertama bergambar atribut kampanye Prabowo-Hatta, yakni lambang garuda merah dengan nomor urut 1 disertai tulisan 'Darah Penculikan Aktivis, Lapindo, tabrak lari dan terorisme'. Spanduk kedua bergambar para aktivis 98 korban penculikan yang disandingkan dengan gambar capres nomor 1 Prabowo Subianto dengan tulisan 'sang Capres Penculik' dan 'Kembalikan Kawan Kami'.
Laporan keenam Tim Prabowo-Hatta melaporkan capres nomor urut dua Joko Widodo atas dugaan pelanggaran kampanye Pilpres 2014. Jokowi dianggap melanggar kampanye karena menggunakan fasilitas negara, yaitu Monas dan Bundaran HI.
Laporan ketujuh adalah pelaporan buku '10 Alasan Memilih Joko Widodo'. Menurut Habiburokhman, buku saku dengan cover foto Jokowi-Jusuf Kalla itu ditemukan relawan Prabowo-Hatta di terminal bus kawasan Pulogebang, Jakarta Timur dan di Kota Bekasi. Buku itu disebut mengidentikkan Gerindra dengan kelompok Wahabi Salafi yang dianggap terlibat terorisme.
Laporan kedelapan terkait pernyataan Wiranto atas beredarnya surat Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Tim Prabowo-Hatta menilai pernyataan Wiranto bermotif ingin menjatuhkan elektabilitas Prabowo Subianto. Bawaslu sudah mengklarifikasi terkait laporan ini ke Wiranto.
Laporan kesembilan sekaligus langsung melaporkan tiga kasus. Kasus pertama adalah dugaan praktik politik uang berupa penjualan sembako dengan harga jauh di bawah harga normal di Jakarta Pusat. Kasus kedua yaitu dugaan intimidasi kepada pendukung Prabowo-Hatta yang melaporkan pencopotan spanduk Prabowo-Hatta ke Panwaslu kecamatan di Depok. Terakhir, laporan dugaan kampanye hitam dan bernuansa SARA kepada Prabowo-Hatta dalam buletin Tibyan Al Kazieb dan buku 'Islam Sebagai Tunggangan Politik Keluarga' yang dibagikan di Cikini, Ragunan dan Solo.
Laporan kesepuluh terkait kampanye hitam berupa fitnah terhadap Prabowo melalui komik dalam akun Twitter Hasan Batupahat JT JR. Komik tersebut isinya lebih banyak kepada fitnah yang sangat keji penuh kebencian bernuansa SARA.
Laporan kesebelas terkait dengan peredaran tabloid Pink. Tabloid ini dilaporkan karena isinya mendiskreditkan Prabowo-Hatta.
Laporan keduabelas adalah soal dugaan mobilisasi pemilih di DKI. Tim Prabowo-Hatta meminta Bawaslu DKI untuk merekomendasikan pemungutan suara ulang ke 5.802 TPS di DKI Jakarta. Bawaslu DKI sudah menindaklanjuti dengan merekomendasikan kroscek dokumen ke 5.802 TPS tersebut.
Sebenarnya masih ada sejumlah laporan lagi yang tak tercatat media. Dari laporan-laporan itu, Bawaslu sudah melakukan tindak lanjut.
"Ada yang diproses, tapi sebagian lagi dihentikan karena kurang bukti," kata Komisioner Bawaslu Nelson Simanjuntak saat dihubungi, Selasa (23/7/2014).
~detik.com
.
Sejumlah catatan menarik tertoreh selama gelaran Pilpres 2014. Salah satu yang mencolok adalah seringnya Tim Prabowo-Hatta melaporkan Jokowi-JK ke Bawaslu.
Berdasarkan catatan detikcom, sedikitnya ada 12 laporan Tim Prabowo-Hatta yang digawangi Habiburokhman ke Bawaslu.
Laporan pertama dilakukan tak lama setelah pengambilan nomor urut, yaitu dugaan curi start kampanye. Pidato Jokowi setelah mengambil nomor urut dinilai melanggar aturan kampanye karena melontarkan ajakan memilih di luar jadwal. Bawaslu akhirnya memutuskan tak ada unsur pelanggaran dalam pidato itu.
Laporan kedua adalah soal dugaan tiga fitnah ke Prabowo, yaitu soal Prabowo terlibat kasus penculikan, Prabowo pernah meminta kewarganegaraan Yordania, dan Prabowo memukul orang saat mendaftar ke KPU. Habiburokhman mengaku hanya melaporkan peristiwa, tak ada pihak yang ditudingnya.
Laporan ketiga terkait gambar 'Gallery of Rogues' yang diunggah Wimar Witoelar ke media sosial. Kasus ini berujung permintaan maaf Wimar kepada semua pihak yang terkait dalam gambar yang diunggahnya.
Laporan keempat yaitu soal kegiatan Direktur lembaga survei Saiful Mujani Research & Consultant (SMRC), Saiful Mujani. Saiful dilaporkan atas dugaan fitnah dan kampanye hitam dalam sebuah acara di Desa Bulakan, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, pada 7 dan 8 Juni 2014.
Laporan kelima terkait dua spanduk yang mendiskreditkan Prabowo. Spanduk pertama bergambar atribut kampanye Prabowo-Hatta, yakni lambang garuda merah dengan nomor urut 1 disertai tulisan 'Darah Penculikan Aktivis, Lapindo, tabrak lari dan terorisme'. Spanduk kedua bergambar para aktivis 98 korban penculikan yang disandingkan dengan gambar capres nomor 1 Prabowo Subianto dengan tulisan 'sang Capres Penculik' dan 'Kembalikan Kawan Kami'.
Laporan keenam Tim Prabowo-Hatta melaporkan capres nomor urut dua Joko Widodo atas dugaan pelanggaran kampanye Pilpres 2014. Jokowi dianggap melanggar kampanye karena menggunakan fasilitas negara, yaitu Monas dan Bundaran HI.
Laporan ketujuh adalah pelaporan buku '10 Alasan Memilih Joko Widodo'. Menurut Habiburokhman, buku saku dengan cover foto Jokowi-Jusuf Kalla itu ditemukan relawan Prabowo-Hatta di terminal bus kawasan Pulogebang, Jakarta Timur dan di Kota Bekasi. Buku itu disebut mengidentikkan Gerindra dengan kelompok Wahabi Salafi yang dianggap terlibat terorisme.
Laporan kedelapan terkait pernyataan Wiranto atas beredarnya surat Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Tim Prabowo-Hatta menilai pernyataan Wiranto bermotif ingin menjatuhkan elektabilitas Prabowo Subianto. Bawaslu sudah mengklarifikasi terkait laporan ini ke Wiranto.
Laporan kesembilan sekaligus langsung melaporkan tiga kasus. Kasus pertama adalah dugaan praktik politik uang berupa penjualan sembako dengan harga jauh di bawah harga normal di Jakarta Pusat. Kasus kedua yaitu dugaan intimidasi kepada pendukung Prabowo-Hatta yang melaporkan pencopotan spanduk Prabowo-Hatta ke Panwaslu kecamatan di Depok. Terakhir, laporan dugaan kampanye hitam dan bernuansa SARA kepada Prabowo-Hatta dalam buletin Tibyan Al Kazieb dan buku 'Islam Sebagai Tunggangan Politik Keluarga' yang dibagikan di Cikini, Ragunan dan Solo.
Laporan kesepuluh terkait kampanye hitam berupa fitnah terhadap Prabowo melalui komik dalam akun Twitter Hasan Batupahat JT JR. Komik tersebut isinya lebih banyak kepada fitnah yang sangat keji penuh kebencian bernuansa SARA.
Laporan kesebelas terkait dengan peredaran tabloid Pink. Tabloid ini dilaporkan karena isinya mendiskreditkan Prabowo-Hatta.
Laporan keduabelas adalah soal dugaan mobilisasi pemilih di DKI. Tim Prabowo-Hatta meminta Bawaslu DKI untuk merekomendasikan pemungutan suara ulang ke 5.802 TPS di DKI Jakarta. Bawaslu DKI sudah menindaklanjuti dengan merekomendasikan kroscek dokumen ke 5.802 TPS tersebut.
Sebenarnya masih ada sejumlah laporan lagi yang tak tercatat media. Dari laporan-laporan itu, Bawaslu sudah melakukan tindak lanjut.
"Ada yang diproses, tapi sebagian lagi dihentikan karena kurang bukti," kata Komisioner Bawaslu Nelson Simanjuntak saat dihubungi, Selasa (23/7/2014).
~detik.com
.