Siap-siap, Jakarta Bakal Terancam Banjir (Lagi)

GuruRumah

New member
RumahCom - Di beberapa daerah di Indonesia, awal 2012 diwarnai dengan curah hujan yang tinggi. Bahkan, beberapa kawasan telah terendam banjir.

Tak jauh berbeda dengan daerah lain, Jakarta juga merupakan kawasan rawan banjir. Tahun 2012 ini, Jakarta dihantui oleh siklus banjir lima tahunan yang biasanya akan melumpuhkan aktivitas di Ibu Kota. BMKG memprakirakan, curah hujan di Jakarta pada Januari 2012 mencapai puncaknya, yakni antara 301-400 mm.

Daerah yang diprediksi terkena dampak banjir adalah: Cengkareng, Grogol Petamburan, Kali Deres, Kebon Jeruk, Taman Sari (Jakarta Barat); Cempaka Putih, Gambir, Kemayoran, menteng, Sawah Besar, Senen, Tanah Abang (Jakarta Pusat); Cilandak, Kebayoran Baru, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan, Tebet (Jakarta Selatan); Cakung, Cipayung, Ciracas, Jatinegara, Kramat Jati, Makasar, Pulo Gadung (Jakarta Timur); dan Cilincing, Kelapa Gading, Koja, Pademangan, Penjaringan, Tanjung Priok (Jakarta Utara).

Peta Kawasan Banjir Jakarta, Januari 2012

Penanggulangan atau Pemindahan Banjir?
Untuk mengantisipasi banjir yang akan datang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai terlihat berbenah dengan menggali gorong-gorong di beberapa lokasi rawan banjir. Akan tetapi menurut Yayat Supriatna, Pemprov DKI Jakarta lebih mengkhawatirkan genangan air di jalan-jalan utama yang banyak terjadi setelah banjir—yang kerap membuat jalan macet total.

Pakar tata kota ini mengatakan, upaya yang dilakukan Pemprov adalah menghilangkan genangan-genangan tersebut dengan penataan sistem drainase mikro, salah satunya dengan pembuatan gorong-gorong tersebut. “Memang benar, Pemprov DKI ngebut membuat gorong-gorong baru untuk menghilangkan genangan di sepanjang jalan utama, tetapi pemikiran tersebut adalah pemikiran instan,” kata Yayat.

Hal yang jadi pertanyaan, imbuh Yayat, jika sungai-sungai tidak dikeruk dan dinormalisasi, yang jadi korban banjir adalah orang-orang miskin yang tinggal di bantaran sungai. “Artinya, hal ini cuma memindahkan masalah ke daerah lain. Ujung-ujungnya, akan semakin banyak wilayah baru yang terkena banjir,” papar Dosen Planologi Universitas Trisakti ini panjang lebar. Saat ini, imbuh Yayat, Banjirnya ‘dipindahkan’ ke sungai-sungai meso (sekunder), seperti Kali Krukut dan Kali Pejompongan, sehingga daerah sekitar sungai-sungai ini yang akan bermasalah.

Sumber : http://www.rumah.com/berita-properti
 
Banjir di Jakarta itu sudah jadi masalah yang nggak terselesaikan sejak jaman pemerintahan Kolonial Belanda... Dan yang perlu diketahui, Belanda itu adalah pakarnya pengendali banjir... Negara ini bisa bikin Amsterdam yang letaknya ada di bawah permukaan laut jadi bebas banjir... Konsep yang dibangun untuk Jakarta/Batavia pun adalah tata kota yang bebas banjir, dengan membangun saluran2 air dan ratusan situ yang ada di sekitar Jakarta.. tujuannya adalah menampung kiriman air dari daerah Bogor yang hujan berlangsung sepanjang tahun tanpa mengenal rasa lelah.. :))
Tapi konsep yang bagus itu bubar dan nggak berguna karena pola hidup masyarakat kita.. Bikin tempat tinggal di bantaran sungai, buang sampah di sungai, lokasi penyerapan air jadi pemukiman dsb...
Sebenarnya daripada bikin saluran kanal baru yang makan banyak biaya, lebih baik menormalisasi ratusan situ yang ada di sekitar wilayah Jakarta peninggalan Belanda itu...

Kenapa ya kita itu punya budaya selalu 'merusak' peninggalan masa lalu?? :))
Semarang itu adalah kota dengan sistem kanal yang luar biasa hebat... pada masa kolonial bisa mengatasi banjir dan rob, tapi sekarang kanal2 itu jadi nggak berfungsi dan tanpa hujanpun yang namanya Semarang itu bisa banjir akibat rob... :))




-dipi-
 
pemukiman g jelasnya yang harus ditata.. plus mental pemerintah yang membiarkannya yang harus ditata..

ahaha..
masalah di jakarta itu bukan cuma banjir..
tumpukan sampah yang menghambat saluran juga adalah ekses dari pemukiman ga jelas yang secara ajaib bermunculan di bantaran bantaran sungai.

kalo masyarakat.. diminta sadar ya susah.. pemerintahnya aja tegas melarang dan menindak.. beres..

seperti di lokasi tempat darkgrey tinggal di wilayah Pejuang, Medan Satria..Bekasi..
baru baru ini dilaksanakan normalisasi sungai yang sebelumnya bantarannya dijadikan lahan usaha (bangunan bangunan semi permanen),

sewaktu akan di lakukan normalisasi sungainya, lahan lahan usaha tsb di babat habis.. dan normalisasi dilaksanakan.. kemudian.. setelah normalisasi selesai.. di bantaran sungai tsb di pasangi beberapa plang dilarang mendirikan bangunan di bantaran sungai, plang bertanda dinas pengairan..

apa yang terjadi..?? ahahaha.. bendera - bendera salah satu ormas betawi di pasang mentereng, plang habis terbongkar, dan lahan lahan usaha yang semula ada, kembali bermunculan.. dan kali ini.. kios permanen..
hebat kan..??

mau mengharap kesadaran masyarakat..?? sulit.. pasti ada saja oknum yang memanfaatkan keinginan utk mengambil keuntungan ekonomis dari lahan lahan yang idle.. demi keuntungan pribadi...

hanya ketegasan dari pemerintah yang bisa diharapkan.. tapi.. ehehe.. yaaa.. gitu deh.. ketegasan pemerintah..ga keliatan kan..??
 
Back
Top