jainudin
New member
Dermawan. Itulah satu kata yang dilontatkan Abu syuja al-Rudzrawari
ketika menggambarkan figur Ibnu Sa’dan. Sifat itu memang telah lama
melekat pada diri wazir tersebut. Perhatiannya terhadap ilmu juga
ditunjukkan kepada para ilmuwannya. lbn Sa’an sangat menghargai
intelektualitas ataupun keativitas seseorang. Karena itu, iakérap
membagi-bagikan hadiah, upah, atau dana pensiun kepada para sarjana.
Selain tv, sambung Joel Kraemer, lbnu
S’an memprakarsai pengumpulan pajak clengan memotong pembayaran gaji
para
pegawi, Setelah itu, mengalokasikan pendistribuSiannya pada mereka.
Di mata al-Tauhidi dan Abu Hayyan, sang wazir merupakan orang
terpelajar sekaligus ulama besar. Menurut Hayyan, ia adalah seorang
saleh. Puasa setiap Senin dan Kamis tak pernah ditinggalkan, begitu
pula selama bulan Rajab.
Walau begitu, era kekuasaannya tidak dilalui dengan lancar. Beberapa
masalah
berat mendera. Ketika itu, terjadi inflasi yang melambung tinggi dan
membuatnya kurang populer di mata rakyat.berlangsung pula serangkaian
pemberontakan.
"masa pemerintahan ibnu Sa'dam dikecaukan oleh serangan dari luar,
pemberontakan dari dalam, serta tipu daya" urai joel kreamerlagi.
ia harus menghadapi suku-suku yang bergejolak. Beruntung, ibnu Sa’dan
memiliki seorang komandan militer lUar biasa, yakni Ziyar ibnu
Syahrakawaih. Tahap demi tahap, masalah tersebut mampu ditanggulangi.
Masa pemerintahan Ibnu Sa’dati dikacaukan oleh serangan dari luar,
pemberontakan dan dalam, serta tipu daya,” urai Joel
‘la memiliki kecenderungan filosofis dan bergaul dengan para filsuf,”
kata al - Tauhidi. Sayangnya, kegemaran membangun diskusi dengan para
cerdik cendekia tak banyak membantunya dalam meredem krisis politik,
ekonomi, dan pemberontakan.
Sumber : republika
ketika menggambarkan figur Ibnu Sa’dan. Sifat itu memang telah lama
melekat pada diri wazir tersebut. Perhatiannya terhadap ilmu juga
ditunjukkan kepada para ilmuwannya. lbn Sa’an sangat menghargai
intelektualitas ataupun keativitas seseorang. Karena itu, iakérap
membagi-bagikan hadiah, upah, atau dana pensiun kepada para sarjana.
Selain tv, sambung Joel Kraemer, lbnu
S’an memprakarsai pengumpulan pajak clengan memotong pembayaran gaji
para
pegawi, Setelah itu, mengalokasikan pendistribuSiannya pada mereka.
Di mata al-Tauhidi dan Abu Hayyan, sang wazir merupakan orang
terpelajar sekaligus ulama besar. Menurut Hayyan, ia adalah seorang
saleh. Puasa setiap Senin dan Kamis tak pernah ditinggalkan, begitu
pula selama bulan Rajab.
Walau begitu, era kekuasaannya tidak dilalui dengan lancar. Beberapa
masalah
berat mendera. Ketika itu, terjadi inflasi yang melambung tinggi dan
membuatnya kurang populer di mata rakyat.berlangsung pula serangkaian
pemberontakan.
"masa pemerintahan ibnu Sa'dam dikecaukan oleh serangan dari luar,
pemberontakan dari dalam, serta tipu daya" urai joel kreamerlagi.
ia harus menghadapi suku-suku yang bergejolak. Beruntung, ibnu Sa’dan
memiliki seorang komandan militer lUar biasa, yakni Ziyar ibnu
Syahrakawaih. Tahap demi tahap, masalah tersebut mampu ditanggulangi.
Masa pemerintahan Ibnu Sa’dati dikacaukan oleh serangan dari luar,
pemberontakan dan dalam, serta tipu daya,” urai Joel
‘la memiliki kecenderungan filosofis dan bergaul dengan para filsuf,”
kata al - Tauhidi. Sayangnya, kegemaran membangun diskusi dengan para
cerdik cendekia tak banyak membantunya dalam meredem krisis politik,
ekonomi, dan pemberontakan.
Sumber : republika