ia bertemu kembali dengan pencopet yang pernah ia tolong tempo hari, tapi richie merasa ada kejanggalan dari sorot matanya, seakan-akan ingin melumat nya hidup2. dengan langkah penuh waspada richie mulai mendekat kepada pencopet itu.
belum sejengkal dari langkahnya, sesosok bayangan dari samping mobil yang teronggok di sisi jalan muncul, mantel hitam tersusun rapi hingga menyentuh tanah ditambah kacamata rayben mengkilat, menderap maju ke arah richie.
"mau apa dia..." gumam richie dalam hati, sembari membalikkan pandangan ke arah pencopet yang mematikan rokoknya seketika dan ; mulai menghampiri richi.
"apakah kau berminat??"
tanya si pencopet dengan sedikit tergesa-gesa berharap richie segera memberikan jawaban.
"berminat apa??"
"aku tidak mengeti apa yang kau bicarakan?"
sekelebat richie merasakan sesak nafas, rupanya si mantel hitam tadi melingkarkan tangan besarnya ke leher richie, membekapnya hingga keringat dingin mengucur dari sela bajunya.
"cepat kau jawab pertanyaan ku??, apakah kau mau bergabung kali ini??"
bentak pencopet tadi, dengan nada mulai memanas.
di jejali pertanyaan bertubi2, richi masih terdiam, karena ia benar-benar tidak faham apa yang sedang dikatakan pencopet di depannya.
"...aaarrhh..baiklah aku hanya mengatakannya sekali, malam kami akan merampok balai kota, dan aku ingin kau ikut membantuku....", "karena aku rasa hanya kau lah yang dapat membantuku...".
"apa yang harus ku lakukan.." jawab richie pasrah
"kau akan menyusup k ruang pelelangan yang terkawal ketat, sebagaimana penjara bawah tanah d abad 15.."
"kalian sudah gila ya??", "bagaimana mungkin tiba2 aku terseret urusan kalian.....???" teriak richie.
"kalian gila....", "apa yang sebenarnya kalian inginkan??"
tiba2 si mantel hitam membalik tubuh richie yang terhuyung2 akibat sengatan tangan raksasa tadi.
sejurus kemudian, si mantel hitam merunduk untuk melepaskan kacamatanya...
kemudian ia menatap lekat richie yang yang sekejap mematung mendapati pemandangan di depannya.
".....apa ini??, siapa dia..??" lirih richie kpada pencopet d sampingnya yg membuang muka ke arah lain sembari memicingkan topi pet nya karena tidak ingin bertabrakan mata dengan sosok yg satu itu.
mata yang semuanya terbungkus warna putih, dengan satu garis d tengah yang berwarna kuning, seperti mata kucing di siang hari. mungkin lebih tepatnya seperti bulan sabit d awal2 bulan. jelas sekali tatapannya seperti mengorek isi perut richie. richie serasa mual d buatnya. namun ia tetap berusaha menjejak tanah, tidak mau kalah.
"aku ingin bola globe kecil yang bisa berpendar d kegelapan itu...." suara parau menggelegar d sudut telinga richie.
"aku harus mendapatkannya, atau aku akan membunuhmu....."
"membunuhku....??" makin heran richie d buatnya, mereka-reka apa yang sedang terjadi, menerka adakah kesalahan d buatnya hingga ia terperosok ke dalam situasi ygan aneh dan membingungkan.....belum lagi ia terngiang ancaman si mantel hitam bahwa ia akan d bunuh bila tidak menuruti kemauan mereka. tentunya ini bukan sebuah opsi, bukanlah persimpangan jalan yang ia dapat memilih, tapi lebih tepatnya ia berdiri tepat di sisi jurang menganga dan siap di lemparkan kapan saja, dan mengenaskan nya lagi adalah ia tidak dapat berbuat apa2....
malam menyusul tak berapa lama kemudian.
siasat telah d rancang sedemikian rupa, si mantel hitam mengawasi dari tembok pembatas antara taman dan balai kota. si pencopet rupanya mendapat tugas lain, memberikan signal bagi richie untuk bergerak.
"...ehm...hhhmmhh...." richie mendesah pelan, kemudian perlahan richie membungkuk, turun ke bawah sambil membuang mata menerawang k sisi bagian dalam gedung. sembari merapikan tali sepatunya, ia bergumam lirih "semoga d tempat penyimpanan itu ada benda yang aku cari...." "trobelsome, sungguh..."
tak berselang lama ketika jam d ujung jalan berdentang, d susul pergantian waktu jaga yang telah d hafal oleh mereka, pencopet memberikan aba2 bahwa sekarang lah saatnya untuk eksekusi.
"inilah saat nya...." kata charlie pada diri sendiri, seraya menguatkan sendi2 nya yg mulai tergoncang, diselingi detak jantung yg kian merapat....
lantas charlie pun berlari sekuat tenaga, memacu seperti orang gila d buru hantu. tepat d bawah terpal biru kusam d samping jendela charlie berhenti, tapi sayang kakinya menyentuh susunan kaleng bekas yang berserakan d sana, yang menimbulkan keriuhan hingga ujung lorong, dan......
*lanjut ya boz...