Suamiku berselingkuh dengan perempuan 20 tahunan, dan dia tertular penyakit GO yang otomatis juga menulari aku dan bayi dalam kandungan ku (aku sedang hamil 2 bulan). Akhirnya janin ku terinfeksi, dan ditambah dengan stress, aku keguguran.
Itu adalah bayi yang telah kita tunggu2 selama 7 tahun, karena sejak anak perempuan kami lahir, kami belum berhasil memberi adik pada sang kakak.
Hanya 3 hari setelah keguguran, suamiku, yang sudah bersumpah dengan nama TUhan, ternyata ketauan masih berhubungan dengan perempuan selingkuhannya,yang bahkan sengaja membuat cupangan2 di lehernya, bahkan dia ternyata membeli hp lain yang nomornya aku tidak tau. Dalam kondisi habis keguguran, aku yang benar2 marah dan kecewa, kehilangan kontrol dan kesabaran. Suami yang bagai maling tertangkap basah meledak emosinya. Aku dipukul, dihina, dibentak dan dicaci maki. Sepanjang pertengkaran kami, yang benar2 heboh, sang selingkuhan, menelpon ke hp suami tak henti2nya, dan terus memanas2i suami supaya cepat2 meninggalkan rumah karena dia sudah menunggu di hotel. Bahkan dengan beraninya perempuan itu minta bicara dengan aku dan bilang, "Eh dengar ya, perempuan murahan, suami kamu sudah muak dengan kamu, kamu harus menuruti maunya dia".
Karena sudah lelah dan benar2 gak berdaya, aku bebaskan suamiku untuk pergi dari rumah malam itu. Sebelumnya aku masih mencoba menahan. AKu buka semua pintu rumah. Aku persilakan dia pergi. Tapi suamiku ga beranjak, malah tiba2 dia menangis di kaki aku dan minta maaf.
Sampai hari ini suamiku masih ada di rumah. Kadang2 saya masih menemukan kalau perempuan itu sms atau telpon, dan saya juga masih ga percaya kalau suami saya bilang ga pernah menghubungi perempuan itu lagi.
Sebenarnya suatu hal yang berat sekali buat aku untuk bisa memaafkan suami. Kalau mau jujur, sampai hari ini aku belum bisa memaafkan dia.
Kalau menuruti emosi, rasanya ingin sekali bercerai...
Bijaksanakah kalau aku memilih untuk bercerai...?
Saat ini hubungan dengan suami baik2 kelihatannya, tapi dalam hati kalau melihat dia, aku sebenarnya terluka dan benci.
Suami kelihatan gampang sekali, minta aku melupakan dan mulai sesuatu yang baru, bahkan dengan bersemangat dia minta kita mulai coba lagi untuk berupaya punya anak, tapi saya rasanya sudah kapok. Keguguran kemarin itu, saya menelpon dia, tapi jawabannya "Ya, kamu pergi aja ke rumah sakit, saya lagi kerja" dan dia pulang jam 3 pagi pada hari itu. Untuk hamil lagi sekarang, NO WAY !!!!:terimakasih:
Memang, kasus ini adalah yang pertama terjadi, sebelumnya suami belum pernah berselingkuh, tapi kekecewaan yang timbul benar2 sulit banget dihilangkan...
Tolong, kasih masukan buat saya...
Kalau anda jadi saya, apa yang akan anda lakukan?

Itu adalah bayi yang telah kita tunggu2 selama 7 tahun, karena sejak anak perempuan kami lahir, kami belum berhasil memberi adik pada sang kakak.
Hanya 3 hari setelah keguguran, suamiku, yang sudah bersumpah dengan nama TUhan, ternyata ketauan masih berhubungan dengan perempuan selingkuhannya,yang bahkan sengaja membuat cupangan2 di lehernya, bahkan dia ternyata membeli hp lain yang nomornya aku tidak tau. Dalam kondisi habis keguguran, aku yang benar2 marah dan kecewa, kehilangan kontrol dan kesabaran. Suami yang bagai maling tertangkap basah meledak emosinya. Aku dipukul, dihina, dibentak dan dicaci maki. Sepanjang pertengkaran kami, yang benar2 heboh, sang selingkuhan, menelpon ke hp suami tak henti2nya, dan terus memanas2i suami supaya cepat2 meninggalkan rumah karena dia sudah menunggu di hotel. Bahkan dengan beraninya perempuan itu minta bicara dengan aku dan bilang, "Eh dengar ya, perempuan murahan, suami kamu sudah muak dengan kamu, kamu harus menuruti maunya dia".
Karena sudah lelah dan benar2 gak berdaya, aku bebaskan suamiku untuk pergi dari rumah malam itu. Sebelumnya aku masih mencoba menahan. AKu buka semua pintu rumah. Aku persilakan dia pergi. Tapi suamiku ga beranjak, malah tiba2 dia menangis di kaki aku dan minta maaf.
Sampai hari ini suamiku masih ada di rumah. Kadang2 saya masih menemukan kalau perempuan itu sms atau telpon, dan saya juga masih ga percaya kalau suami saya bilang ga pernah menghubungi perempuan itu lagi.
Sebenarnya suatu hal yang berat sekali buat aku untuk bisa memaafkan suami. Kalau mau jujur, sampai hari ini aku belum bisa memaafkan dia.
Kalau menuruti emosi, rasanya ingin sekali bercerai...
Bijaksanakah kalau aku memilih untuk bercerai...?
Saat ini hubungan dengan suami baik2 kelihatannya, tapi dalam hati kalau melihat dia, aku sebenarnya terluka dan benci.
Suami kelihatan gampang sekali, minta aku melupakan dan mulai sesuatu yang baru, bahkan dengan bersemangat dia minta kita mulai coba lagi untuk berupaya punya anak, tapi saya rasanya sudah kapok. Keguguran kemarin itu, saya menelpon dia, tapi jawabannya "Ya, kamu pergi aja ke rumah sakit, saya lagi kerja" dan dia pulang jam 3 pagi pada hari itu. Untuk hamil lagi sekarang, NO WAY !!!!:terimakasih:
Memang, kasus ini adalah yang pertama terjadi, sebelumnya suami belum pernah berselingkuh, tapi kekecewaan yang timbul benar2 sulit banget dihilangkan...
Tolong, kasih masukan buat saya...
Kalau anda jadi saya, apa yang akan anda lakukan?
