Re: Tentang Cinta (membahas definisi cinta)
Sungguh aneh, jika satu kata "cinta" memiliki definisi yang sekian banyak seperti yang dituliskan disini. Mungkinkah satu kata yang sedemikian singkat memiliki definisi yang begitu banyak, padahal yang dimaksud dengan definisi tentunya adalah sesuatu yang benar-benar menjadi pengertian harfiah dari sebuah kata. Bila "cinta" didefinisikan oleh setiap orang dengan definisi yang berbeda-beda, bagaimana bisa dapat saling mencintai ? Jika mau mendefinisikan kata "cinta", coba simak di sekitar kita. Bagaimana Sang Pencipta mencintai makhluknya? Bagaimana seorang ayah mencintai isteri dan anak-anaknya? Bagaimana seorang ibu mencintai suami dan anak-anaknya? Bagaimana seorang kakak mencintai adiknya? Bagaimana seorang adik mencintai kakaknya? Dari seluruh pengamatan yang dilakukan, coba simpulkan, apa definisi "cinta" itu sebenarnya?
Tidak ubahnya dengan kata-kata yang lain, "cinta" pasti hanya memiliki satu definisi seperti halnya dengan kata "minum" atau kata "makan". Apa definisi dari kata "minum"? Definisi "minum" adalah memasukkan suatu zat cair ke dalam mulut dan kemudian zat cair tersebut di telan hingga masuk ke dalam tubuh (perut). Dalam hal ini jika kita "minum kopi" atau "minum teh" atau "minum air putih" yang berbeda hanyalah zat cair yang kita minum, tetapi definisinya tetap satu dimana "susu", "kopi" atau "air putih" tersebut tetap adalah merupakan bagian dari zat cair.
Demikian pula dengan kata "cinta", "cinta Sang Pencipta kepada makhluk ciptaannya", "cinta suami kepada isterinya", "cinta kakak kepada adiknya", "cinta ibu kepada anaknya", akan tetap memiliki definisi yang satu dan bukan memiliki definisi yang berbeda satu dengan lainnya.
Oleh karena itu, apakah definisi dari "CINTA" ?
CINTA adalah MEMBAHAGIAKAN tanpa PAMRIH untuk DIBAHAGIAKAN.
Ini adalah definisi cinta. Sekarang coba buktikan apakah definisi ini benar?
Sang Pencipta memberikan kehidupan kepada makhluk ciptaannya, memberi makhluk kehidupan, harta benda, dan lain sebagainya, tanpa Sang Pencipta memiliki PAMRIH untuk dibahagiakan oleh makhluknya.
Seorang suami akan berupaya senantiasa membahagiakan isterinya dengan segala cara tanpa ada PAMRIH isterinya akan membalas segala sesuatu yang telah dilakukannya untuk membahagiakan sang isteri suatu saat nanti akan dibalas secara setimpal oleh isteri.
Seorang ibu, berusaha dengan sekuat tenaga untuk membahagiakan anak-anaknya, tidak perduli waktu siang ataupun malam. Semua itu dilakukan dengna ikhlas tanpa ada PAMRIH suatu saat nanti sang anak akan membalas semua pengorbanan yang telah dilakukannya.
Seorang kakak, karena mencintai dan ingin membahagiakan adiknya, membelikan tas baru dengan harga yang cukup tinggi adik. Apakah sang kakak berharap suatu saat sang adik akan membelikannya suatu barang lain dengan harga yang seimbang bagi dirinya?
Mungkin timbul pertanyaan, bagaimana mungkin dapat timbul saling mencintai bila kita tidak memiliki PAMRIH apapun juga dalam mencintai. Rasa saling mencintai dan saling membahagiakan satu dengan lainnya akan timbul dengan sendirinya bilamana setiap orang memiliki definisi dan pandangan yang sama tentang "CINTA"
Apa maksudnya ?
Jika sang suami mencintai isterinya, sang suami akan berupaya sekuat tenaga untuk membahagiakan isterinya secara tulus tanpa berharap apa-apa dari sang isteri. Karena sang isteri mendefinisikan "cinta" sama seperi halnya dengan sang suami, maka tanpa sang isteripun akan berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakan sang suami tanpa berharap sang suami akan membalas segala sesuatu yang telah dilakukannya. Dengan memiliki definisi yang sama tentang "cinta" dengan sendirinya antara suami dan isteri akan saling membahagiakan satu dengan lainnya.
Demikian pula dengan kakak yang seorang ibu yang karena cintanya kepada anak-anaknya, maka sang ibu akan melakukan segala upaya untuk membuat anak-anaknya bahagia tanpa mengharapkan balasan sesuatu dari sang anak. Bila sang anak mengerti akan definisi cinta, maka tanpa diminta, sang anakpun akan berupaya sekuat tenaga untuk membahagiakan ibunya.
Para sahabat semua,
Sesungguhnya jika semua orang mengerti dan memahami definisi "cinta" yang sesungguhnya, maka semua orang akan saling membahagiakan satu dengan lainnya tanpa diminta dan tanpa PAMRIH sesuatu. Seorang Pria yang mencintai Wanita, akan berupaya membuat sang wanita bahagia dan tak akan pernah menyakiti hati wanita, demikian pula sebaliknya.
Selanjutnya, yang perlu diketahui adalah bagaimana cara untuk membahagiakan orang-orang yang kita cintai.
Jika kita mencintai ayah dan ibu kita, sebagai anak yang mencintai orang tua dan berstatus sebagai pelajarm, tentunya kita akan berusaha membuat orang tua kita bahagia dengan menunjukkan rasa hormat dan bakti kita kepada mereka, menunjukkan prestasi belajar kita yang baik kepada mereka. Karena dengan itu kita sudah dapat membuat dan menjadikan mereka bahagia.
Jika seorang pria mencintai wanita, tentunya sang pria tidak akan pernah menyakiti hati sang wanita, tidak akan membuat wanita menjadi ternoda dan tidak akan pernah mengajak sang wanita untuk melakukan perbuatan yang merupakan sebuah dosa. Karena bagi wanita, noda adalah suatu siksaan yang akan terbayang seumur hidup dan dengan melakukan perbuatan dosa berarti menjerumuskan ke dalam hukuman dari Allah, Tuhan Semesta Alam. Apakah jika kita mencintai seseorang kita ingin menjerumuskan orang yang kita cintai ?
Pembahasan tentang definisi "cinta" yang dituliskan ini, semoga bermanfaat bagi para sahabat semua. Mohon maaf jika ada kekeliruan dan ketidak samaan presepsi dan pandangan.