nurcahyo
New member
Tes Osteoporosis Kurangi Resiko Patah Tulang
Lihat Gambar
KapanLagi.com - Kaum wanita yang paling banyak memanfaatkan tes screening untuk osteoporosis adalah mereka yang kemungkinan berisiko yang paling kecil untuk menderita penyakit tersebut.
Sebanyak 40 persen wanita kulit putih usia 50 atau lebih akan mengalami retak tulang panggul, pergelangan tangan atau tulang bagian lainnya karena penipisan tulang yang akan terjadi sampai di titik tertentu dalam hidup mereka.
Penelitian ini disampaikan Dr. Joan M. Neuner dan rekan dari Medical College of Wisconsin yang tertuang dalam Journal of the American Geriatric Society.
Mereka menemukan keretakan tulang panggul pada lebih dari separuh penderitanya tak akan pulih secara total, sementara dua pulluh lima persen diantaranya terpaksa menghabiskan hari tuanya di rumah panti jompo karena ketakberdayan mereka.
Risiko osteoporosis dan keretakan tulang semakin meningkat bersamaan dengan bertambahnya usia, sementara kurang dari seperlima dari wanita usia antara 65 hingga 74 menderita osteoporosis, dan lebih dari separuh wanita usia diatas 85 akan mengidap penyakit perapuhan tulang.
Tes osteoporosis sangat penting dilakukan kaum hawa karena mengkonsumsi sejumlah obat-obatan atau menjalani terapi hormon bisa membantu memulihkan kembali kekuatan tulang dan mengurangi risiko keretakan tulang.
Preventive Services Task Force (Satuan Layanan Pencegahan Penyakit) di Amerika Serikat, mengajurkan agar kaum wanita berusia 65 tahun atau lebih diminta melakukan tes densitas tulang (kepadatan tulang) dan memberikan tunjangan bagi tes densitas dua tahun sekali bagi wanita usia pasca menopause.
Untuk mengetahui seberapa sering wanita lanjut usia melakukan tes densitas tulang (kepadatan tulang) para peneliti mempelajari sebanyak 44 ribu wanita usia 66 tahun atau lebih yang mendapatkan tunjangan khusus dari perusahaan asuransi untuk melakukan tes kerapatan tulang tersebut selama tiga tahun pertama.
Antara tahun 1999 dan 2001, sebanyak 23 persen melakukan tes tersebut sedikitnya sekali namun ironisnya semakin tinggi usia wanita-wanita itu semakin sedikit jumlah yang menjalaninya, diantara wanita usia 66 hingga 70 sebanyak 27 persen melakukannya, dibandingkan dengan kurang dari 10 persen pada golongan wanita usia 80 hingga 90 tahun..
Persoalan yang dijumpai pada tes osteoporosis adalah perbedaan penentuan usia untuk menjalani tes kepadatan tulang.
Dalam hal ini mungkin para dokter kurang tahu tentang panduan mengenai tes kepadatan tulang karena sebagian dari para dokter tak menyadari bahwa pasien lansia masih memiliki waktu tahunan untuk bertahan hidup dan hal ini memberikan kesempatan lagi untuk melakukan tes osteoporosis.
Para peneliti juga menemukan kenyataan yang menyebutkan bahwa sekitar 80 persen kelompok wanita usia 75 tahun atau lebih bahwa memilih mati daripada menghabiskan sisa hidup di panti jompo setelah mengalami retak tulang panggul. Karena itu tindakan pencegahan bagi pasien lansia harus dilakukan dengan kesadaran akan perkiraan usia mereka berikut nilai-nilainya. (rtr/rit)
Lihat Gambar
KapanLagi.com - Kaum wanita yang paling banyak memanfaatkan tes screening untuk osteoporosis adalah mereka yang kemungkinan berisiko yang paling kecil untuk menderita penyakit tersebut.
Sebanyak 40 persen wanita kulit putih usia 50 atau lebih akan mengalami retak tulang panggul, pergelangan tangan atau tulang bagian lainnya karena penipisan tulang yang akan terjadi sampai di titik tertentu dalam hidup mereka.
Penelitian ini disampaikan Dr. Joan M. Neuner dan rekan dari Medical College of Wisconsin yang tertuang dalam Journal of the American Geriatric Society.
Mereka menemukan keretakan tulang panggul pada lebih dari separuh penderitanya tak akan pulih secara total, sementara dua pulluh lima persen diantaranya terpaksa menghabiskan hari tuanya di rumah panti jompo karena ketakberdayan mereka.
Risiko osteoporosis dan keretakan tulang semakin meningkat bersamaan dengan bertambahnya usia, sementara kurang dari seperlima dari wanita usia antara 65 hingga 74 menderita osteoporosis, dan lebih dari separuh wanita usia diatas 85 akan mengidap penyakit perapuhan tulang.
Tes osteoporosis sangat penting dilakukan kaum hawa karena mengkonsumsi sejumlah obat-obatan atau menjalani terapi hormon bisa membantu memulihkan kembali kekuatan tulang dan mengurangi risiko keretakan tulang.
Preventive Services Task Force (Satuan Layanan Pencegahan Penyakit) di Amerika Serikat, mengajurkan agar kaum wanita berusia 65 tahun atau lebih diminta melakukan tes densitas tulang (kepadatan tulang) dan memberikan tunjangan bagi tes densitas dua tahun sekali bagi wanita usia pasca menopause.
Untuk mengetahui seberapa sering wanita lanjut usia melakukan tes densitas tulang (kepadatan tulang) para peneliti mempelajari sebanyak 44 ribu wanita usia 66 tahun atau lebih yang mendapatkan tunjangan khusus dari perusahaan asuransi untuk melakukan tes kerapatan tulang tersebut selama tiga tahun pertama.
Antara tahun 1999 dan 2001, sebanyak 23 persen melakukan tes tersebut sedikitnya sekali namun ironisnya semakin tinggi usia wanita-wanita itu semakin sedikit jumlah yang menjalaninya, diantara wanita usia 66 hingga 70 sebanyak 27 persen melakukannya, dibandingkan dengan kurang dari 10 persen pada golongan wanita usia 80 hingga 90 tahun..
Persoalan yang dijumpai pada tes osteoporosis adalah perbedaan penentuan usia untuk menjalani tes kepadatan tulang.
Dalam hal ini mungkin para dokter kurang tahu tentang panduan mengenai tes kepadatan tulang karena sebagian dari para dokter tak menyadari bahwa pasien lansia masih memiliki waktu tahunan untuk bertahan hidup dan hal ini memberikan kesempatan lagi untuk melakukan tes osteoporosis.
Para peneliti juga menemukan kenyataan yang menyebutkan bahwa sekitar 80 persen kelompok wanita usia 75 tahun atau lebih bahwa memilih mati daripada menghabiskan sisa hidup di panti jompo setelah mengalami retak tulang panggul. Karena itu tindakan pencegahan bagi pasien lansia harus dilakukan dengan kesadaran akan perkiraan usia mereka berikut nilai-nilainya. (rtr/rit)