nurcahyo
New member
Tofu dan Oatmeal Turunkan Kolesterol
Lihat Gambar
KapanLagi.com - Jika Anda termasuk seseorang yang memiliki kadar kolesterol tinggi, kini sudah waktunya meminta penasehat medis Anda mulai menulis daftar belanjaan untuk membantu menurunkan kolesterol, seperti yang disarankan sebuah penelitian yang diterbitkan Senin (20/03).
Dalam penelitian tersebut menunjukkan diet ketat bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah seefektif pil penurun kolestreol. Meskipun tentu saja melakukan diet ketat bukan hal yang mudah bagi beberapa orang.
"Mereka yang ingin menurunkan kadar kolestreol mereka harus mencoba mulai memasukkan tofu dan oatmeal dalam menu sehari-hari," ujar David Jenkins, salah satu tim peneliti dari Universitas Toronto.
Penelitian yang diterbitkan bulan ini dalam American Journal of Clinical Nutrition, disponsori oleh salah satu perusahaan produk kacang Almond.
Peneliti yang dilakukan Jenkins dan Dr. Cyril Kendall dari Universitas Toronto ini menganalisa sekitar 55 individu baik pria maupun wanita yang memiliki kadar kolestreol tinggi dan beresiko menderita serangan jantung.
Sebelumnya para partisipan telah mejalani diet jantung, dan mereka diminta menambah beberapa makanan khusus seperti kacang almond mentah, tofu, produk kedelai, serat kental dan lengket seperti oatmel, okra, barley, terong dan makanan kaya lemak tumbuhan.
Setelah setahun, kelompok yang menjalani diet sesuai prosedur mengalami penurunan kolesterol yang cukup berarti, sekitar 29 persen. Rata-rata prosentase tersebut dibandingkan dengan hasil dari partisipan lainnya yang mengkonsumsi jenis obat penurun kolesterol selama sebulan sebelum memulai diet, dan juga pada penelitian umum untuk pasien yang rutin mengkonsumsi obat tertentu.
"Semakin disiplin Anda menjalani diet, semakin baik hasil yang Anda dapatkan," ujar Kendall, yang menambahkan bahwa kelompok yang tidak menjalani diet dengan disiplin masih mengalami penurunan kolesterol sekitar 10 sampai 20 persen.
Produk kedelai, kacang dan diet kaya serat yang dipromosikan Almond Board of California, ini juga membantu penelitian yang tengah dilakukan pihak Unilever. Dalam hal ini Unilever mengambil penelitian tentang 'Take Control Margarine', yaitu margarin untuk menurunkan kolesterol, yang saat ini masih tersedia di USA, Eropa dan Australia.
Diet yang terdiri dari produk susu rendah lemak, daging tanpa lemak dalam porsi kecil, daging ayam tanpa kulit serta selalu mengganti produk hewani dengan produk dari kedelai bisa menurunkan kadar kolesterol.
Level penurunan semakin dratis jika para pelaku diet menambahkan makanan yang kaya serat seperti gandum, bekatul, barley, okra, terong, kacang almond mentah, dan kacang-kacangan.
Dr. Alice H. Lichtenstein, profesor kesehatan dan gizi masyarakat dari Tufts University, Boston, mengatakan secara teori keilmuan mungkin studi tersebut sangat tepat, namun sangat sulit ditetapkan dalam masyarakat.
"Penelitian tersebut sudah tepat dan akurat, karena mereka memulainya dengan kelompok individu yang sebelumnya telah terbiasa melakukan diet vegetarian dan rendah lemak. Namun saya rasa untuk populasi yang lebih umum, kita harus lebih realistis, karena tak semua orang bisa menjalani diet ketat ini," tambah Lichtenstein.
Menanggapi komentar Lichtenstein, Jenkins berujar bahwa dunia nyata adalah sebuah 'ruang yang relatif bertolak belakang', terutama saat diminta mulai membiasakan memkonsumsi makanan sehat.
Lihat Gambar
KapanLagi.com - Jika Anda termasuk seseorang yang memiliki kadar kolesterol tinggi, kini sudah waktunya meminta penasehat medis Anda mulai menulis daftar belanjaan untuk membantu menurunkan kolesterol, seperti yang disarankan sebuah penelitian yang diterbitkan Senin (20/03).
Dalam penelitian tersebut menunjukkan diet ketat bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah seefektif pil penurun kolestreol. Meskipun tentu saja melakukan diet ketat bukan hal yang mudah bagi beberapa orang.
"Mereka yang ingin menurunkan kadar kolestreol mereka harus mencoba mulai memasukkan tofu dan oatmeal dalam menu sehari-hari," ujar David Jenkins, salah satu tim peneliti dari Universitas Toronto.
Penelitian yang diterbitkan bulan ini dalam American Journal of Clinical Nutrition, disponsori oleh salah satu perusahaan produk kacang Almond.
Peneliti yang dilakukan Jenkins dan Dr. Cyril Kendall dari Universitas Toronto ini menganalisa sekitar 55 individu baik pria maupun wanita yang memiliki kadar kolestreol tinggi dan beresiko menderita serangan jantung.
Sebelumnya para partisipan telah mejalani diet jantung, dan mereka diminta menambah beberapa makanan khusus seperti kacang almond mentah, tofu, produk kedelai, serat kental dan lengket seperti oatmel, okra, barley, terong dan makanan kaya lemak tumbuhan.
Setelah setahun, kelompok yang menjalani diet sesuai prosedur mengalami penurunan kolesterol yang cukup berarti, sekitar 29 persen. Rata-rata prosentase tersebut dibandingkan dengan hasil dari partisipan lainnya yang mengkonsumsi jenis obat penurun kolesterol selama sebulan sebelum memulai diet, dan juga pada penelitian umum untuk pasien yang rutin mengkonsumsi obat tertentu.
"Semakin disiplin Anda menjalani diet, semakin baik hasil yang Anda dapatkan," ujar Kendall, yang menambahkan bahwa kelompok yang tidak menjalani diet dengan disiplin masih mengalami penurunan kolesterol sekitar 10 sampai 20 persen.
Produk kedelai, kacang dan diet kaya serat yang dipromosikan Almond Board of California, ini juga membantu penelitian yang tengah dilakukan pihak Unilever. Dalam hal ini Unilever mengambil penelitian tentang 'Take Control Margarine', yaitu margarin untuk menurunkan kolesterol, yang saat ini masih tersedia di USA, Eropa dan Australia.
Diet yang terdiri dari produk susu rendah lemak, daging tanpa lemak dalam porsi kecil, daging ayam tanpa kulit serta selalu mengganti produk hewani dengan produk dari kedelai bisa menurunkan kadar kolesterol.
Level penurunan semakin dratis jika para pelaku diet menambahkan makanan yang kaya serat seperti gandum, bekatul, barley, okra, terong, kacang almond mentah, dan kacang-kacangan.
Dr. Alice H. Lichtenstein, profesor kesehatan dan gizi masyarakat dari Tufts University, Boston, mengatakan secara teori keilmuan mungkin studi tersebut sangat tepat, namun sangat sulit ditetapkan dalam masyarakat.
"Penelitian tersebut sudah tepat dan akurat, karena mereka memulainya dengan kelompok individu yang sebelumnya telah terbiasa melakukan diet vegetarian dan rendah lemak. Namun saya rasa untuk populasi yang lebih umum, kita harus lebih realistis, karena tak semua orang bisa menjalani diet ketat ini," tambah Lichtenstein.
Menanggapi komentar Lichtenstein, Jenkins berujar bahwa dunia nyata adalah sebuah 'ruang yang relatif bertolak belakang', terutama saat diminta mulai membiasakan memkonsumsi makanan sehat.