bisnismudah
New member
Wanita Lebih Berani
Oleh: Prof.DR.Dr. Wimpie Pangkahila, Sp. And, Dokter Ahli Andrologi dan Seksologi
Kasus:
"Saya pria berumur 40 tahun, sudah berkeluarga. Istri berusia 37 tahun, anak kami dua orang, masing-masing 7 dan 4 tahun. Saya sering mendapat godaan, baik dari gadis maupun wanita yang berstatus istri. Mula-mula memang hanya berupa ajakan minta ditemani makan, tetapi akhirnya menjurus ke hubungan seksual. Sebagai laki-laki, saya mengerti bahwa ajakan minta ditemani atau diantar hanyalah suatu alasan. Beberapa kali saya sempat juga melakukan hubungan seksual dengan beberapa teman setelah makan siang. Namun, sesudahnya saya sering merenungkan apa yang telah terjadi. Saya heran, mengapa mereka begitu berani, seolah-olah h?bungan seks adalah sesuatu yang biasa. Sebagian dari mereka berpendapat bahwa hubungan seksual adalah kebutuhan. Pertanyaan saya, apakah bagi wanita hubungan seksual juga suatu kebutuhan seperti yang dirasakan oleh laki-laki? Kalau ya, apakah itu berarti telah terjadi pergeseran dalam memandang hubungan seksual di kalangan wanita kita?"
(B.D., Surabaya)
Jawaban:
Dorongannya Sama
Apa yang Anda alami sebenarnya bukan sesuatu yang aneh. Seperti halnya pria yang berusaha mendekati wanita yang disenangi, demikian juga wanita. Ini sungguh sangat manusiawi. Ketertarikan terhadap lawan jenis bagi manusia pada umumnya merupakan sesuatu yang normal dan sehat.
Dalam hal dorongan seksual, sebenarnya tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. Pria dan wanita mempunyai dorongan seksual, yang dipengaruhi oleh faktor yang sama pula. Namun, kemudian terdapat perbedaan dalam mengekspresikan dorongan seksual karena adanya kultur yang bias gender.
Banyak nilai sosial budaya yang menghambat wanita untuk mengekspresikan dorongan seksualnya. Bahkan, ada nilai sosial budaya yang menyiksa wanita, sehingga menekan dorongan seksualnya. Sebagai contoh, pelaksanaan pemotongan klitoris atau bagian kelamin yang lain pada wanita, yang di beberapa negara Afrika masih dilaksanakan. Di Indonesia pun kesalahan ini pernah dilakukan. Mudah-mudahan saat ini benar-benar sudah tidak ada lagi di sini.
Selain itu, ada akibat kehamilan yang harus dialami oleh wanita, yang bagaimanapun akan menjadi suatu beban atau hambatan. Namun, ketika nilai sosial budaya sudah berubah dan kehamilan dapat dicegah, persepsi tentang seks juga berubah. Kini wanita dapat lebih mengekspresikan dorongan seksual kepada suaminya.
Wanita juga berani untuk mengambil inisiatif dalam hal melakukan aktivitas seksual, termasuk hubungan seksual. Keadaan ini juga dapat terjadi tidak hanya dengan suami, melainkan juga dengan orang lain. Sama seperti banyak suami melakukannya dengan wanita lain.
Dengan penjelasan ini, jelas bahwa telah terjadi perubahan dalam persepsi dan perilaku seksual masyarakat. termasuk wanita.
Kenikmatan Bukan Kepuasan
Jadi, karena ada dorongan seksual, baik pria maupun wanita, merasa ingin melakukan hubungan seksual, Namun, dorongan seksual yang muncul tidak harus selalu dipenuhi dengan hubungan seksual.
Ada kalanya manusia harus mampu menekan dorongan seksualnya, dan ini tidak selalu menimbulkan akibat buruk. Kalau pemenuhan dorongan seksual disebut suatu kebutuhan, sifatnya berbeda dengan kebutuhan makan dan minum.
Sebagian orang bisa saja merasa sangat terganggu bila kebutuhan seksualnya tidak segera dipenuhi Meski demikian, pemenuhan dorongan seksual tidak harus dilakukan begitu saja, dan dengan siapa saja.
Kepuasan seksual sebenarnya bukan semata-mata merasakan orgasme, melainkan karena keterlibatan emosi. Kalau hanya orgasme yang terjadi, yang dirasakan hanyalah kenikmatan sesaat, bukan kepuasan seksual.
Padahal, yang berpengaruh besar dalam kehidupan adalah kepuasan. ****
Oleh: Prof.DR.Dr. Wimpie Pangkahila, Sp. And, Dokter Ahli Andrologi dan Seksologi
Kasus:
"Saya pria berumur 40 tahun, sudah berkeluarga. Istri berusia 37 tahun, anak kami dua orang, masing-masing 7 dan 4 tahun. Saya sering mendapat godaan, baik dari gadis maupun wanita yang berstatus istri. Mula-mula memang hanya berupa ajakan minta ditemani makan, tetapi akhirnya menjurus ke hubungan seksual. Sebagai laki-laki, saya mengerti bahwa ajakan minta ditemani atau diantar hanyalah suatu alasan. Beberapa kali saya sempat juga melakukan hubungan seksual dengan beberapa teman setelah makan siang. Namun, sesudahnya saya sering merenungkan apa yang telah terjadi. Saya heran, mengapa mereka begitu berani, seolah-olah h?bungan seks adalah sesuatu yang biasa. Sebagian dari mereka berpendapat bahwa hubungan seksual adalah kebutuhan. Pertanyaan saya, apakah bagi wanita hubungan seksual juga suatu kebutuhan seperti yang dirasakan oleh laki-laki? Kalau ya, apakah itu berarti telah terjadi pergeseran dalam memandang hubungan seksual di kalangan wanita kita?"
(B.D., Surabaya)
Jawaban:
Dorongannya Sama
Apa yang Anda alami sebenarnya bukan sesuatu yang aneh. Seperti halnya pria yang berusaha mendekati wanita yang disenangi, demikian juga wanita. Ini sungguh sangat manusiawi. Ketertarikan terhadap lawan jenis bagi manusia pada umumnya merupakan sesuatu yang normal dan sehat.
Dalam hal dorongan seksual, sebenarnya tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. Pria dan wanita mempunyai dorongan seksual, yang dipengaruhi oleh faktor yang sama pula. Namun, kemudian terdapat perbedaan dalam mengekspresikan dorongan seksual karena adanya kultur yang bias gender.
Banyak nilai sosial budaya yang menghambat wanita untuk mengekspresikan dorongan seksualnya. Bahkan, ada nilai sosial budaya yang menyiksa wanita, sehingga menekan dorongan seksualnya. Sebagai contoh, pelaksanaan pemotongan klitoris atau bagian kelamin yang lain pada wanita, yang di beberapa negara Afrika masih dilaksanakan. Di Indonesia pun kesalahan ini pernah dilakukan. Mudah-mudahan saat ini benar-benar sudah tidak ada lagi di sini.
Selain itu, ada akibat kehamilan yang harus dialami oleh wanita, yang bagaimanapun akan menjadi suatu beban atau hambatan. Namun, ketika nilai sosial budaya sudah berubah dan kehamilan dapat dicegah, persepsi tentang seks juga berubah. Kini wanita dapat lebih mengekspresikan dorongan seksual kepada suaminya.
Wanita juga berani untuk mengambil inisiatif dalam hal melakukan aktivitas seksual, termasuk hubungan seksual. Keadaan ini juga dapat terjadi tidak hanya dengan suami, melainkan juga dengan orang lain. Sama seperti banyak suami melakukannya dengan wanita lain.
Dengan penjelasan ini, jelas bahwa telah terjadi perubahan dalam persepsi dan perilaku seksual masyarakat. termasuk wanita.
Kenikmatan Bukan Kepuasan
Jadi, karena ada dorongan seksual, baik pria maupun wanita, merasa ingin melakukan hubungan seksual, Namun, dorongan seksual yang muncul tidak harus selalu dipenuhi dengan hubungan seksual.
Ada kalanya manusia harus mampu menekan dorongan seksualnya, dan ini tidak selalu menimbulkan akibat buruk. Kalau pemenuhan dorongan seksual disebut suatu kebutuhan, sifatnya berbeda dengan kebutuhan makan dan minum.
Sebagian orang bisa saja merasa sangat terganggu bila kebutuhan seksualnya tidak segera dipenuhi Meski demikian, pemenuhan dorongan seksual tidak harus dilakukan begitu saja, dan dengan siapa saja.
Kepuasan seksual sebenarnya bukan semata-mata merasakan orgasme, melainkan karena keterlibatan emosi. Kalau hanya orgasme yang terjadi, yang dirasakan hanyalah kenikmatan sesaat, bukan kepuasan seksual.
Padahal, yang berpengaruh besar dalam kehidupan adalah kepuasan. ****