Strategi Anti-Martingale
Seperti namanya, strategi ini adalah kebalikan dari strategi martingale. Pada strategi anti-martingale ini, kita tidak menggandakan risiko setiap kali setelah mengalami loss, melainkan hanya menggandakan risiko setiap kali profit. Pencipta ide strategi ini tentunya pernah merasakan pahitnya trading dengan strategi martingale, hingga fokus pemikirannya berubah ke "biarkan profit Anda terus bertambah dan realisasikan kerugian Anda sedini mungkin". Prinsip tersebut merupakan petikan dari istilah berbahasa Inggris yang berbunyi: let your profits run and cut your losses short.
Namun demikian, ada catatan penting dalam menerapkan strategi ini, yaitu:
Dengan menggandakan risiko setiap kali setelah mengalami profit, maka probabilitas untuk menderita kerugian yang lebih besar juga akan semakin tinggi. Oleh sebab itu, kita harus menggunakan Risk/Reward Ratio yang lebih besar dari 1:1. Dari hasil trial and error, dianjurkan untuk menerapkan rasio 1:2. Hal ini untuk mencegah akibat kerugian beruntun yang terjadi setelah kita profit atau beberapa kali profit, yang menyebabkan nilai risiko semakin membengkak.
Contoh sistem penggandaan risiko setiap kali setelah profit dengan Risk/Reward Ratio 1:2, balance awal $ 100.
Untuk meminimalisir risiko setelah mengalami loss, maka position size diperkecil setengahnya, atau risiko dikurangi hingga 50% setiap kali setelah mengalami loss. Hal ini juga untuk menghindari drawdown yang besarsetelah terjadi kerugian beruntun. Berikut contoh penerapan strategi anti-martingale pada trade yang mengalami profit beruntun sebanyak 4 kali dan kerugian beruntun 3 kali. Risk/Reward Ratio 1:2, dengan balance awal $ 100.
Seperti tampak pada tabel di atas, kita menggandakan risiko setiap kali mengalami profit. Hasilnya, balance terakhir berjumlah $400. Kemudian saat terjadi kerugian beruntun sebanyak 3 kali, maka akumulasinya adalah seperti berikut:
Dengan memperkecil risiko 50% setiap kali loss, maka account kita masih bisa bertahan, bahkan masih bisa profit meski mengalami kerugian beruntun. Bandingkan jika kita tidak memperkecil position size, account kita akan terkena Margin Call.
Sementara itu, berikut ini adalah contoh strategi anti-martingale untuk trade yang mengalami profit dan loss bergantian. Risk/Reward Ratio 1:2, balance awal $ 100.
Dalam perkembangan selanjutnya, Risk/Reward Ratio 1:2 tidak harus 1:2, melainkan fleksibel sesuai dengan kondisi pasar, asalkan masih lebih tinggi dari 1:1. Misalnya saja, Anda memilih Risk/Reward Ratio 1:1.5 karena pasar sedang sideways atau harga bergerak dalam rangesempit. Dalam situasi seperti ini, wajar untuk memperkecil target profit, karena pergerakan harga kemungkinan tidak akan melonjak secara signifikan untuk menyentuh target profit yang besar.
Demikian pula halnya dengan penurunan position size (ukuran lot, volume atau quantity) setelah mengalami loss, tidak harus dikurangi hingga separuhnya (50%). Aturan ini cenderung fleksibel sesuai dengan kondisi balance dalam account Anda. Jika Anda termasuk trader yang konservatif, maka bisa menurunkan prosition size hingga lebih dari separuh. Sebaliknya bagi Anda yang agresif, maka dapat mengurangi ukuran trading kurang dari setengahnya. Apapun jumlah penurunan yang Anda pilih nanti, upayakan agar persentase penurunannya konsisten.
Anti-Martingale Vs Martingale
Seperti tampak pada contoh di atas, strategi anti-martingale jauh lebih aman dan lebih profitable dibandingkan strategi martingale. Hal ini disebabkan oleh Risk/Reward Ratio yang lebih besar dari 1:1 dan penurunan isiko (pengurangan position size) setiap kali setelah mengalami loss. Dengan demikian, maka besarnya risiko tidak naik secara eksponensial seperti pada strategi martingale, yang bisa mengakibatkan drawdown sangat besar.
Sumber : seputarforex.com