anak_dumai
New member
Candi Borobudur
Candi yang merupakan salah satu tujuh keajaiban dunia ini dibangun oleh Raja Syailendra pada abad VIII masehi. Lokasi Candi Borobudur ada di Desa Borobudur, sekitar pegunungan Menoreh Kec. Borobudur Kab. Magelang. Kata Borobudur berasal dari Bara dan Budur. Bara/Vihara artinya komplek candi dan budur atau beduhur artinya diatas atau bukit. Jadi Borobudur bisa diartikan sebagai Komplek Candi yang berada di bukit. Tinggi bangunan candi adalah 15 m diatas bangunan sekitarnya. Candi ini merupakan Candi Budha. Tinggi bangunan candi mencapai 34,5 m. Bangunan candi merupakan tingkatan. Semakin keatas semakin kecil, mirip bangunan limas. Tingkat 1 sampai 6 berbentuk bujur sangkar dan tingkat 7 sampai 19 berbentuk lingkaran. Pada Candi Borobudur terdapat Arca Budha sebanyak 504 buah dan stupa 72 buah. Pada dinding candi terdapat relief yang berupa cerita dan hiasan. Jika dilihat dari atas, maka Candi Borobudur mengadopsi bentuk bunga lotus. Candi Borobudur merupakan obyek wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Event tahunan terbesar adalah pada Hari Raya Tri Suci Waisak, dimana umat Budha berkumpul untuk memperingati hari kelahiran Sidharta Gautama dan penerimaan Wahyu. Peringatan ini diselenggarakan pada Bulan Mei.
Di sekitar taman candi banyak terdapat kios dan penjual berbagai macam souvenir. Mulai dari Kaus, patung, perak dan kerajinan kayu. HTM: Mancanegara: Dewasa: Rp99.000 Anak-anak: Rp54.000 Domestikewasa: Rp9.000 Anak-anak: Rp5.000
Candi Mendut
Candi Mendut merupakan Candi Budha, berjarak 3 Km dari Candi Borobudur menuju ke arah Yogyakarta. Candi ini berbentuk limas pada bagian atapnya dan mempunyai beberapa stupa kecil dibagian atasnya. Di dalam Candi terdapat 2 buah Arca Budha. Di sekitar Candi Mendut terdapat Komplek Asrama para Bhiksu. Fasilitas yang ada antara lain tempat parkir dan toilet. Serta beberapa kios penjual. HTM: Mancanegara: Rp3.000 Domestik: Rp1.500
Candi Pawon
Candi Pawon terletak 1,5 km ke arah barat dari Candi Mendut dan ke arah timur dari Candi Borobudur, juga merupakan sebuah candi Budha. Saat diteliti secara lengkap pada reliefnya, ternyata merupakan permulaan relief Candi Borobudur. Banyak orang mengira Candi Pawon merupakan sebuah makam, namun setelah diteliti ternyata merupakan tempat untuk menyimpan senjata Raja Indera yang bernama Vajranala. Candi ini terbuat dari batu gunung berapi. Ditinjau dari seni bangunannya merupakan gabungan seni bangunan Hindu Jawa kuno dan India. Candi Pawon terletak tepat di sumbu garis yang menghubungkan Candi Borobudur dan Candi Mendut. Kemungkinan candi ini dibangun untuk kubera. Candi ini berada di atas teras dan tangga yang agak lebar. Semua bagian-bagiannya dihiasi dengan stupa (dagoba) dan dinding-dinding luarnya dengan gambar-gambar simbolis.
Candi Asu
Candi Asu adalah nama sebuah candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi Pos, kelurahan Sengi, kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah (kira-kira 10 km di sebelah timur laut dari candi Ngawen). Di dekatnya juga terdapat 2 buah candi Hindu lainnya, yaitu candi Pendem dan candi Lumbung (Magelang). Nama candi tersebut merupakan nama baru yang diberikan oleh masyarakat sekitarnya. Disebut Candi Asu karena didekat candi itu terdapat arca Lembu Nandi, wahana dewa Siwa yang diperkirakan penduduk sebagai arca asu ‘anjing'. Disebut Candi Lumbung karena diduga oleh penduduk setempat dahulu tempat menyimpan padi (candi Lumbung yang lain ada di kompleks Taman Wisata candi Prambanan). Ketiga candi tersebut terletak di pinggir Sungai Pabelan, dilereng barat Gunung Merapi, di daerah bertemunya (tempuran) Sungai Pabelan dan Sungai Tlingsing. Ketiganya menghadap ke barat. Candi Asu berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 7,94 meter. Tinggi kaki candi 2,5 meter, tinggi tubuh candi 3,35 meter. Tinggi bagian atap candi tidak diketahui karena telah runtuh dan sebagian besar batu hilang. Melihat ketiga candi tersebut dapat diperkirakan bahwa candi-candi itu termasuk bangunan kecil. Di dekat Candi Asu telah diketemukan dua buah prasati batu berbentuk tugu (lingga), yaitu prasasti Sri Manggala I ( 874 M ) dan Sri Manggala II ( 874 M ).
Candi Ngawen
Candi Ngawen terletak di desa Ngawen Kecamatan Muntilan. Persisnya berada 2 km sebelah selatan Kompleks Makam Kyai Raden Santri, Gunung Pring, dan sekitar 5 km sebelah timur Candi Mendut. Menurut perkiraan, candi ini dibangun semasa dengan Candi Borobudur yakni pada masa Wangsa Syailendra. Berbeda dengan candi-candi Budha lainnya, Candi Ngawen terdiri dari 5 (lima) buah candi kecil-kecil. Namun dari kelimanya baru satu candi yang utuh kembali, itupun tanpa atap.
Candi yang menghadap ke timur ini berada ditepian Kali Blongkeng Muntilan, sebuah sungai yang dipercaya banyak mengandung belerang. Seperti pada candi Mendut, masing-masing candi disini dihiasi ornamen singa pada keempat sudutnya sebagai aliran pembuangan air. Relief yang masih tampak jelas adalah kinnara yakni makhluk surgawi yang berbentuk setengah manusia setengah burung.





Candi yang merupakan salah satu tujuh keajaiban dunia ini dibangun oleh Raja Syailendra pada abad VIII masehi. Lokasi Candi Borobudur ada di Desa Borobudur, sekitar pegunungan Menoreh Kec. Borobudur Kab. Magelang. Kata Borobudur berasal dari Bara dan Budur. Bara/Vihara artinya komplek candi dan budur atau beduhur artinya diatas atau bukit. Jadi Borobudur bisa diartikan sebagai Komplek Candi yang berada di bukit. Tinggi bangunan candi adalah 15 m diatas bangunan sekitarnya. Candi ini merupakan Candi Budha. Tinggi bangunan candi mencapai 34,5 m. Bangunan candi merupakan tingkatan. Semakin keatas semakin kecil, mirip bangunan limas. Tingkat 1 sampai 6 berbentuk bujur sangkar dan tingkat 7 sampai 19 berbentuk lingkaran. Pada Candi Borobudur terdapat Arca Budha sebanyak 504 buah dan stupa 72 buah. Pada dinding candi terdapat relief yang berupa cerita dan hiasan. Jika dilihat dari atas, maka Candi Borobudur mengadopsi bentuk bunga lotus. Candi Borobudur merupakan obyek wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Event tahunan terbesar adalah pada Hari Raya Tri Suci Waisak, dimana umat Budha berkumpul untuk memperingati hari kelahiran Sidharta Gautama dan penerimaan Wahyu. Peringatan ini diselenggarakan pada Bulan Mei.
Di sekitar taman candi banyak terdapat kios dan penjual berbagai macam souvenir. Mulai dari Kaus, patung, perak dan kerajinan kayu. HTM: Mancanegara: Dewasa: Rp99.000 Anak-anak: Rp54.000 Domestikewasa: Rp9.000 Anak-anak: Rp5.000
Candi Mendut

Candi Mendut merupakan Candi Budha, berjarak 3 Km dari Candi Borobudur menuju ke arah Yogyakarta. Candi ini berbentuk limas pada bagian atapnya dan mempunyai beberapa stupa kecil dibagian atasnya. Di dalam Candi terdapat 2 buah Arca Budha. Di sekitar Candi Mendut terdapat Komplek Asrama para Bhiksu. Fasilitas yang ada antara lain tempat parkir dan toilet. Serta beberapa kios penjual. HTM: Mancanegara: Rp3.000 Domestik: Rp1.500
Candi Pawon

Candi Pawon terletak 1,5 km ke arah barat dari Candi Mendut dan ke arah timur dari Candi Borobudur, juga merupakan sebuah candi Budha. Saat diteliti secara lengkap pada reliefnya, ternyata merupakan permulaan relief Candi Borobudur. Banyak orang mengira Candi Pawon merupakan sebuah makam, namun setelah diteliti ternyata merupakan tempat untuk menyimpan senjata Raja Indera yang bernama Vajranala. Candi ini terbuat dari batu gunung berapi. Ditinjau dari seni bangunannya merupakan gabungan seni bangunan Hindu Jawa kuno dan India. Candi Pawon terletak tepat di sumbu garis yang menghubungkan Candi Borobudur dan Candi Mendut. Kemungkinan candi ini dibangun untuk kubera. Candi ini berada di atas teras dan tangga yang agak lebar. Semua bagian-bagiannya dihiasi dengan stupa (dagoba) dan dinding-dinding luarnya dengan gambar-gambar simbolis.
Candi Asu

Candi Asu adalah nama sebuah candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi Pos, kelurahan Sengi, kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah (kira-kira 10 km di sebelah timur laut dari candi Ngawen). Di dekatnya juga terdapat 2 buah candi Hindu lainnya, yaitu candi Pendem dan candi Lumbung (Magelang). Nama candi tersebut merupakan nama baru yang diberikan oleh masyarakat sekitarnya. Disebut Candi Asu karena didekat candi itu terdapat arca Lembu Nandi, wahana dewa Siwa yang diperkirakan penduduk sebagai arca asu ‘anjing'. Disebut Candi Lumbung karena diduga oleh penduduk setempat dahulu tempat menyimpan padi (candi Lumbung yang lain ada di kompleks Taman Wisata candi Prambanan). Ketiga candi tersebut terletak di pinggir Sungai Pabelan, dilereng barat Gunung Merapi, di daerah bertemunya (tempuran) Sungai Pabelan dan Sungai Tlingsing. Ketiganya menghadap ke barat. Candi Asu berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 7,94 meter. Tinggi kaki candi 2,5 meter, tinggi tubuh candi 3,35 meter. Tinggi bagian atap candi tidak diketahui karena telah runtuh dan sebagian besar batu hilang. Melihat ketiga candi tersebut dapat diperkirakan bahwa candi-candi itu termasuk bangunan kecil. Di dekat Candi Asu telah diketemukan dua buah prasati batu berbentuk tugu (lingga), yaitu prasasti Sri Manggala I ( 874 M ) dan Sri Manggala II ( 874 M ).
Candi Ngawen
Candi Ngawen terletak di desa Ngawen Kecamatan Muntilan. Persisnya berada 2 km sebelah selatan Kompleks Makam Kyai Raden Santri, Gunung Pring, dan sekitar 5 km sebelah timur Candi Mendut. Menurut perkiraan, candi ini dibangun semasa dengan Candi Borobudur yakni pada masa Wangsa Syailendra. Berbeda dengan candi-candi Budha lainnya, Candi Ngawen terdiri dari 5 (lima) buah candi kecil-kecil. Namun dari kelimanya baru satu candi yang utuh kembali, itupun tanpa atap.
Candi yang menghadap ke timur ini berada ditepian Kali Blongkeng Muntilan, sebuah sungai yang dipercaya banyak mengandung belerang. Seperti pada candi Mendut, masing-masing candi disini dihiasi ornamen singa pada keempat sudutnya sebagai aliran pembuangan air. Relief yang masih tampak jelas adalah kinnara yakni makhluk surgawi yang berbentuk setengah manusia setengah burung.