YUNUS BIN UBAID r.a DALAM BERDAGANG

Redbastard

New member
YUNUS BIN UBAID r.a DALAM BERDAGANG

Tabi'in Yunus bin Ubaid adalah seorang pedagang, yang selalu wara' dalam perbuatannya dan selalu menjaga hak saudaranya, ia mencintai mereka sebagaimana ia mencintai dirinya. Mari kita ikuti salah satu di antara sikap beliau yang menakjubkan dalam mengikuti undang-undang yang bermanfaat.

Ada seorang pelayan beliau yang menjual pakaian kepada orang Badwi di Bashrah dengan harga 10 dirham. Tatkala Yunus kembali ke tokonya dan mengetahui hal itu, beliau menyuruh pelayannya untuk mencari orang Badwi tersebut di pasar-pasar. Maka tatkala ketemu dan datang kepada Yunus, beliau berkata kepadanya:

"Sesungguhnya pelayanku ini menjual pakaian kepadamu dengan harga sepuluh dirham, padahal harganya hanya tujuh dirham"
. Orang Badwi itu berkata: "Tetapi saya sudah rela pakaian ini dihargai sepuluh dirham." Yunus berkata: "Akan tetapi kami tidak ridha pakaian itu untuk anda kecuali jika kami meridhai harganya, maka terimalah kembaliannya yang tiga dirham ini atau anda kembalikan saja baju tersebut."

Begitulah cara Yunus bin 'Ubaid mengajarkan kitabullah dan sunnah Rasul-Nya Shalallahu ‘alaihi wasallam:

Dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 10, yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara."

Di dalam HR. Muslim yang artinya: "Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri."

Beliau bukanlah termasuk orang yang memiliki slogan "jual beli adalah permainan harga (kelicikan)", namun beliau mengambil untung tanpa ada unsur kedzaliman atau curang.

Adapun sikap beliau tatkala membeli lebih menakjubkan lagi.

Tatkala datang seorang wanita di pasar Khuzz, sedang Yunus dalam keadaan berdagang, wanita tersebut membawa jubah-jubah Khuzz untuk dijual. Dia menawarkan kepada Yunus, lalu beliau bertanya: "Dengan harga berapa anda hendak menjualnya?" wanita itu berkata: "500 dirham" Yunus berkata: "Jubah ini terlalu bagus untuk harga sekian." Wanita itu berkata, "Bagaimana jika 600 dirham?" Yunus menjawab: "Masih terlalu bagus untuk harga sekian." Yunus terus menambah harga hingga beliau membelinya dengan harga 1000 dirham!

Beliau tidak memanfaatkan kelengahan wanita yang menjual jubah tersebut. Beliau menghargai barang tersebut dengan harga yang pantas dengan kwalitasnya karena beliau suka memperlakukan saudaranya dengan sesuatu yang beliau suka diperlakukan seperti itu.

Sebagian orang mungkin meragukan kevalidan cerita ini dan memandang bahwa itu melebih-lebihkan dalam menggambarkan sifat wara' atau pun keseriusan beliau dalam introspeksi. Padahal keadaaan Yunus yang tidak mereka ketahui bahkan lebih dari itu, lebih menakjubkan, lebih wara' dan seluruh pribadinya menakjubkan dan mengagumkan.

Inilah figur teladan bagi pedagang muslim yang yakin bahwa dalam perdagangan ada peluang yang luas untuk merealisasikan takwa dan saling memberi manfaat sesuai dengan syari'at Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Yunus bin 'Ubaid Rahimahullah memiliki kesadaran yang sempurna akan kedudukan perekonomian dalam syari'at Islam. Beliau memiliki prinsip yang jelas dalam urusan mencari pendapatan dan membelanjakannya, sehingga beliau berkata:

"Hanya ada dua dirham, dirham yang baik (halal) yang engkau tahan hingga engkau membutuhkan dan mengambilnya, dan dirham yang Allah wajibkan kepadamu lalu engkau menunaikannya."


Alangkah indahnya kalimat tersebut, mengandung konsep yang benar untuk mewujudkan perkembangan ekonomi, keadilan dan barakah dalam masyarakat muslim. Akan tetapi di balik itu ada amal nyata, kesungguhan dan usaha yang serius.

Seakan Yunus melihat praktek perdagangan hari ini yang penuh dengan kecurangan, kelicikan dan meremehkan hak-hak orang lain, tatkala beliau berkata: "Tidak ada pencuri yang lebih jahat menurutku daripada seseorang yang mendatangi seorang muslim lalu dia membeli dagangannya dan ditangguhkan pembayarannya hingga waktu tertentu, namun tatkala telah datang waktu yang dijanjikan, dia masih ke sana kemari mengembangkan barang tadi untuk meraup untung. Demi Allah tiada dirham yang didapatkan darinya melainkan sesuatu yang haram."

Begitulah tingkat kesadaran tabi'in yang agung ini terhadap kaidah mencari untung yang diatur dalam Islam, begitu pula tentang adab mu'amalah di pasar-pasar. Kalau saja kaum muslimin hari ini mengambil teladan dari tokoh yang agung ini, tentulah lebih mudah bagi mereka untuk meraih kelapangan dan keamanan!

Semoga kita bisa memetik pelajaran dari sahabat nabi SAW yang satu ini. [<:)

sumber : http://cephasan.multiply.com
 
Last edited:
Back
Top