All Basketball NBA News

Kalina

Moderator
13774large.jpg


[ Rabu, 23 Juli 2008 ]
Duit Eropa Kalahkan Gengsi NBA
National Basketball Association (NBA) mungkin adalah liga paling bergengsi di dunia. Tapi, liga itu bukan lagi yang paling royal soal gaji. Karena melemahnya dolar Amerika Serikat, banyak orang sekarang lebih senang main di Eropa dan menggali euro.

BERMAIN di NBA, rupanya, bukan lagi impian semua orang. Khususnya para pemain asal Eropa. Berkat melemahnya dolar Amerika Serikat (AS), mereka sekarang bisa mendapatkan lebih banyak penghasilan bergabung di tim-tim Eropa. Hebohnya, para pemain asal AS pun sekarang melirik pindah benua.

NBA boleh lebih bergengsi. Soal kantong, Eropa lebih mengisi. Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah pemain NBA asal Eropa memilih pulang kampung. Juan Carlos Navarro, point guard utama Memphis Grizzlies asal Spanyol, memilih kembali ke klub lamanya, Barcelona. Dia mendapat tawaran USD 20 juta (Rp 180-an miliar) untuk lima tahun ke depan. Angka itu lebih tinggi daripada yang bisa diberikan tim-tim NBA.

Jorge Garbajosa (Toronto Raptors), Tiago Splitter (San Antonio Spurs), dan Bostjan Nachbar (New Jersey Nets) juga memutuskan pulang ke Eropa. Nenad Krstic, juga andalan Nets, sekarang pun menimang-nimang kemungkinan pulang ke Eropa.

Para pemain dari negara lain sekarang juga memilih Eropa daripada Amerika. Yang paling signifikan adalah forward Toronto Raptors asal Argentina, Carlos Delfino. Dia memilih bergabung ke Khimiki Moscow daripada menerima tawaran Detroit Pistons. Nilainya lumayan, USD 13,5 juta untuk tiga musim.

Semula, pergerakan pemain asing tersebut tidak terlalu mengkhawatirkan NBA. Namun, begitu pemain-pemain AS mulai memilih euro daripada gengsi NBA, mereka pun mulai memperhatikan masalah itu secara serius.

Pertama, kasus Brandon Jennings, seorang pemain SMA spektakuler (disebut mendekati LeBron James). Aturan NBA menyebutkan, seorang pemain lulusan SMA harus menunggu setahun sebelum boleh ikut NBA Draft. Biasanya, mereka ikut liga lain yang lebih kecil atau (kebanyakan) bergabung di NCAA (liga universitas).

Jennings membuat keputusan besar. Baru saja lulus SMA beberapa pekan lalu, dia memilih terbang ke Eropa. Alasannya, tentu duit. Kalau di NCAA, dia adalah pemain amatir, hanya mendapatkan uang saku (dan harus kuliah!). Kalau di Eropa, dia bisa langsung dapat duit besar.

Jennings meneken kontrak tiga tahun bersama Roma, Italia. Nilainya tidak disebutkan berapa. Yang pasti, manajemen Jennings membuka peluang untuk kembali ke AS. Setiap tahun dia punya opsi untuk keluar dari kontrak, ikut NBA Draft.

Kasus kedua lebih mengkhawatirkan NBA. Josh Childress, salah seorang pemain pilar Atlanta Hawks, mungkin akan pindah ke Eropa daripada bertahan di NBA. Kontraknya memang baru habis. Dan, tim-tim tentu berminat merekrut dia dengan bayaran di kisaran USD 5 juta per musim. Tapi, di Eropa, dia bisa mendapatkan bayaran lebih dari itu.

Minggu lalu (20/7), Childress dan manajernya terbang ke Yunani, bertemu dengan Olympiakos. Dia mendapat tawaran USD 20 juta untuk tiga tahun. Peluang pindah itu sekarang sudah fifty-fifty. ''Kecuali ketika di sana dia merasa tidak betah, tidak ada alasan baginya untuk menolak kontrak itu,'' kata seorang petinggi tim NBA, seperti dilansir Associated Press.

Seandainya Childress benar-benar memilih pindah, pintu-pintu lain akan ikut terbuka. Jangan kaget kalau pemain-pemain ''berbintang tanggung'' lain ikut terbang ke Eropa.

Apalagi, daya tariknya bukan hanya gaji lebih besar. Di Eropa, tim-tim mau membayar pajak penghasilan sehingga semua nilai kontrak adalah bersih. Sementara di Amerika, gaji belum termasuk dipotong pajak.

Bostjan Nachbar, yang baru saja meneken kontrak tiga tahun bersama Dynamo Moscow (bernilai USD 14,3 juta), melontarkan peringatan itu secara lantang. ''NBA harus lebih hati-hati. Tim-tim Eropa menawarkan lebih banyak uang. Plus tidak ada pajak,'' tandasnya. (aza)
 
14120large.jpg


[ Jum'at, 25 Juli 2008 ]
Kidd Tergoda Magnet Eropa
LAS VEGAS - Virus menyeberang ke liga basket Eropa rupanya menjalar cepat di NBA. Tak hanya para pemain asal Eropa yang berkemas pulang kampung. Para bintang medioker juga tertarik bergabung dengan tim-tim di Benua Biru tersebut. Salah satunya, Josh Childress. Forward yang musim lalu membela Atlanta Hawks itu menolak perpanjangan kontrak. Dia lalu hengkang ke klub Yunani, Olympiakos. Di sana, dia dikontrak USD 20 juta (sekitar Rp 180 miliar) untuk bermain selama tiga tahun.

Nah, pada perkembangan selanjutnya, ternyata bukan pemain asli Eropa saja atau pemain kelas menengah NBA yang berminat eksodus ke Eropa. Sejumlah bintang papan atas NBA pun terang-terangan menyatakan ketertarikannya mencicipi liga basket di Eropa. Point guard Dallas Mavericks Jason Kidd, misalnya.

Pemain yang tengah serius berlatih bersama Timnas Basket Amerika Serikat menghadapi Olimpiade Beijing 2008 itu dengan terang-terangan menyatakan minatnya eksodus ke Eropa. "Pada empat atau lima tahun mendatang, mungkin saya mengakhiri karir di sana (Eropa)," tutur mantan pemain New Jersey Nets tersebut seperti dilansir Associated Press. "Bermain di Italia atau mana saja mungkin bisa menjadi pengalaman hebat bagiku," lanjut Kidd.

Menurut dia, keputusan Childress tersebut memang layak dipertimbangkan. Jason Kidd mengatakan, tak mungkin terus mengorbit di NBA. Apalagi, dengan menginjak usia yang sudah 35 tahun, pada musim-musim mendatang, dia menyadari bakal susah bertarung di NBA yang lebih mengandalkan kecepatan dan eksplosivitas.

Tapi, Kidd jelas tidak akan terbang ke Eropa musim depan. Sebab, dia sudah terikat kontrak dua musim ke depan bersama Dallas Mavericks. Kidd menuturkan, dia melihat banyak pemain Eropa yang berkiprah di NBA. Jadi, sekarang waktunya terjadi pertukaran antarbenua.

Sejumlah penggemar basket di Amerika Serikat memprediksi bahwa bintang-bintang muda NBA akan hijrah ke Eropa. Kemungkinan itu bisa terjadi pada pertengahan 2010, ketika kontrak para superstar NBA seperti Dwyane Wade (Miami Heat), Le Bron James (Cleveland Cavaliers), dan Chris Bosh (Toronto Raptors) habis.

Namun, Wade malah menganggap hal itu mustahil. "Kalau ada klub Eropa yang berani membayar saya USD 40 juta (Rp 365 miliar) semusim, saya pasti berangkat tanpa berpikir panjang," ucap Wade setengah berolok-olok. "Tapi, kalau hanya USD 30 juta (sekitar Rp 274 miliar) untuk semusim, sepertinya saya harus pikir-pikir lagi," tambah dia. Padahal, kontrak Wade saat ini hanya USD 14,4 juta (sekitar Rp 131,6 miliar) per tahun. Dengan gemerincing uang di Eropa yang kian kencang plus potongan pajak nihil, di masa depan keinginan Wade itu mungkin bisa jadi kenyataan. (nar/roq)
 
dua berita di atas.. bikin gw sebel setengah mampus, tau!! money it's not everything, but happiness is.. rite??
 
[ Minggu, 27 Juli 2008 ]
Enam Pilihan Nama Pengganti Sonics
OKLAHOMA CITY - Pada musim NBA 2008-2009 nanti, Seattle SuperSonics hanya tinggal nama. Tim yang utuh akan pindah ke Oklahoma City. Tidak hanya kota baru, tim itu juga akan menggunakan nama franchise baru. Setelah melewati proses penjaringan nama yang cukup sengit, akhirnya terpilih enam kandidat nama baru. Apa saja?

Mengutip dari United States Trademark and Patent Office, harian The Oklahoman mengungkapkan bahwa NBA sudah mengajukan berbagai nama untuk menjadi trademark tim baru itu musim depan. Ada enam nama yang menjadi kandidat untuk mengiringi nama Oklahoma City, yaitu Barons, Bison, Energy, Marshalls, Thunder, dan Wind.

Nama lama tak mungkin lagi dipakai sesuai dengan keputusan Pengadilan Federal Amerika Serikat (AS). Itu adalah salah satu hasil kesepakatan antara pemilik tim dan pemerintah Kota Seattle dalam sidang awal Juli lalu.

Sebelumnya, beredar rumor bahwa tim tersebut akan memakai nama Thunder. Ada beberapa hal yang mengarah kuat pada nama itu dalam beberapa minggu terakhir. Namun, pihak NBA masih belum mau mengonfirmasi kabar tersebut.

"NBA tak memiliki komentar apa pun sehubungan dengan hal itu hingga satu nama dipilih," terang Senior Director of Basketball Communications NBA Tim Frank kepada The Oklahoman.

Beberapa bukti yang mengarah pada penggunaan nama Thunder disampaikan oleh jaringan televisi ABC. ABC menyuguhkan berita yang menunjukkan bahwa NBA lebih condong pada nama Thunder. Menurut ABC, itu dapat dilihat pada seluruh domain internet atas nama NBA. Di situ tercantum okcthunderbasketball.com dan okcthunderbasketball.net pada 10 Juli lalu. (ady/roq)
 
Barons, Bison, Energy, Marshalls, Thunder, dan Wind.

yang mana yang bagus buat nama baru Sonics??? Gw sih suka Thunder ato Wind. Kalo Barons.. ntar namanya sama kayak Baron Davis, lage.. hahaha!! Bison.. ngeri, ah! Energy kurang keren.. Marshalls.. emang mo nge-rap kayak Eminem?? huahahaha!!
 
[ Senin, 28 Juli 2008 ]
Tak Semua Silau Eropa
SAN ANTONIO - Tawaran menggiurkan berupa gelimangan euro membuat beberapa bintang NBA tertarik mengadu nasib di Eropa. Tak hanya para pemain asli Eropa yang bersiap pulang kampung. Beberapa pemain asli Amerika Serikat (AS) juga menyatakan ketertarikan. Meski, yang berasal dari AS adalah pemain medioker atau telah berumur.

Namun, uang bukanlah segalanya bagi seorang pemain. Setidaknya, hal tersebut ditunjukkan oleh guard veteran San Antonio Spurs Michael Finley. Agen dari pemain berusia 35 tahun itu, Henry Thomas, mengungkapkan bahwa kliennya telah menampik tawaran dari sebuah klub yang tampil di Liga Eropa.

Thomas tak menyebutkan nama tim yang telah menghubungi dirinya dan Finley. Dia hanya memberikan petunjuk bahwa tim tersebut adalah tim yang menjadi berita utama dalam beberapa pekan terakhir.

"Itu bukanlah sesuatu yang diinginkan oleh Michael dalam titik karirnya saat ini. Mereka tertarik karena terkesan pada kemampuan shooting dan pengalamannya. Tapi, dia sama sekali tak ingin pergi ke luar negeri," ungkap Thomas.

Berdasar petunjuk yang diberikan oleh Thomas itu, bisa jadi tim yang menyatakan ketertarikan adalah Olympiakos, anggota kompetisi Liga Yunani. Pemberitaan mengenai tim tersebut sangat gencar menyusul bergabungnya mantan pemain Atlanta Hawks Josh Childress yang menandatangani kontrak pekan lalu.

Dengan menampik tawaran dari Eropa, Finley yang memiliki opsi untuk menjadi free agent itu diperkirakan segera menentukan masa depannya di Spurs. Sangat mungkin dia tetap bersama Spurs. Di pihak lain, Spurs telah menyatakan niat mempertahankan Finley.

Rumor yang berkembang seputar masa depan Finley juga cukup menarik. Dia dihubungkan dengan beberapa tim kaliber juara, seperti Los Angeles Lakers, Dallas Mavericks, dan Boston Celtics.

Sementara itu, Olympiakos juga disebut-sebut tengah menyatroni dua pemain Chicago Bulls, yakni Luol Deng dan Ben Gordon. Pembicaraan berlarut-larut antara Bulls dengan kedua pihak yang mewakili para pemain tersebut bisa saja malah membuat keduanya hengkang. Apalagi, disebutkan bahwa Olympiakos berani memberikan penawaran lebih besar daripada Bulls sejauh ini.

Sebelumnya, Deng menolak tawaran Bulls senilai USD 57,5 juta untuk durasi kontrak lima tahun. Agen Deng, Jason Levien, mengungkapkan bahwa kliennya itu sebelumnya juga telah menolak tawaran dari salah satu klub yang berkompetisi di Britania Raya.

Menurut Levien, sebenarnya Deng masih ingin bermain bersama Bulls. Hal sama diungkapkan oleh Gordon melalui agennya, Raymond Brothers. Titik terang juga telah didapatkan keduanya menyusul pernyataan yang pernah diungkapkan oleh General Manager Bulls John Paxson. Kedua pemain itu menjadi prioritas utama Bulls untuk mendapatkan perpanjangan kontrak. (ady/roq)
 
wah wah ternyata kalinya buat mandi suka basket tho!!!

ya iya, lah.. tapi Basketnya dilihat juga.. kalo kelasnya DBL sama IBL ato dalam negeri.. maap aje.. gak tertarik..
kalo basketnya NBA.. owh.. NCAA juga boleh.. huahahahaa!! Kobe I love you!!
 
eh kalinya buat mandi suka main juga ga?klo luar kan ga disiarin trus klo di acara olah raga ditv cuma sekilas trus klo kalinya buat mandi nontonya gimana?
 
nba draft 2008/2009 udah belum sih??? jadi gimana hasilnya?

kapan ya ada orang indonesia yang masuk draf nba.... wonder when
 
nba draft 2008/2009 udah belum sih??? jadi gimana hasilnya?

kapan ya ada orang indonesia yang masuk draf nba.... wonder when

sudah. hasilnya, yang gw inget.. Rose di urutan pertama, dicomot sama.. kalo gak salah sih Chicago Bulls. Tapi masih mo ditransfer lagi ke mana gitu.. (uda ditransfer kek na.. tapi gw sumpah, lupa!). Urutan kedua ada Michael Beasley. Dia di Miami Heat. Laennya.. OJ Mayo.. diurutan kelima apa empat gitu. ahh gw lupa sama NBA Draft 2008. Ntar gw cariinlah..
 
[ Kamis, 31 Juli 2008 ]
Ron Artest Perkuat Houston Rockets
SACRAMENTO - Houston Rockets bakal lebih menyeramkan pada musim NBA 2008-2009 nanti. Kemarin WIB, Yao Ming dan Tracy McGrady mendapatkan rekan bintang baru. Dia adalah Ron Artest, yang dalam dua tahun terakhir berlaga untuk Sacramento Kings.

Untuk mendapatkan Artest, Rockets bersedia mengirimkan guard Bobby Jackson (dulu mantan Kings), forward pendatang baru Donte Greene, plus hak pilih ronde pertama NBA Draft 2009.

Bagi kedua tim, pertukaran itu adalah win-win solution. Rockets memang butuh bintang ketiga kalau ingin menembus ronde pertama playoff, lalu bersaing berebut gelar di wilayah barat yang berat. Artest akan memberi mereka opsi pencetak poin ketiga di belakang Yao dan McGrady, serta menambah kukuh pertahanan tim yang sudah garang.

Bagi Kings, pertukaran itu mengukuhkan niat mereka membangun ulang tim dari pemain muda. Dengan mengirim Artest ke Rockets, shooting guard Kevin Martin resmi menjadi bintang utama Kings.

Sebenarnya, Kings berniat mempertahankan Artest semusim lagi (kontraknya memang berakhir pada 2009). Tapi, ulah dan omongan Artest yang pedas telah membuat manajemen Kings lelah.

Artest sendiri mengaku senang bisa bergabung di tim kuat. "Saya seperti anak-anak di toko permen. Dan, di toko itu sedang ada banyak sekali permen. Saya akan menari-nari bersama para bintang," ucapnya seperti dilansir ESPN. (aza)
 
Ron Artest!! Baguslah.. masuk Rockets.. gak akan rugi-rugi amat..
Btw, uda tau blom.. Rony Turiaf-Lakers.. dituker ke team lain.. hikzzz
 
[ Sabtu, 02 Agustus 2008 ]
Sam Perkins; Legenda NBA yang Kini Kerja untuk Indiana Pacers
Surabaya Bisa Bantu Granger Jadi All-Star

Beberapa mantan bintang NBA ikut jadi sorotan di Makau. Seperti Sam Perkins, legenda Seattle SuperSonics yang kini bekerja sebagai vice president player relations di Indiana Pacers. Dia sempat menemui Jawa Pos, bicara soal kunjungan Danny Granger ke Surabaya, 23-24 Agustus nanti.

Team USA tidak memonopoli perhatian di Makau. Para penggemar basket juga semangat melihat sejumlah "orang tua" tinggi besar yang sering berseliweran di kompleks Venetian, Makau. Maklum, mereka adalah para legenda NBA, mantan bintang yang ikut berperan mengubah sejarah.

Di antara yang datang ada Willis Reed, bintang utama New York Knicks era 1970-an. Lalu ada Dominique Wilkins, jagoan slam dunk Atlanta Hawks 1980-an yang berjulukan "The Human Highlight Film." Tidak ketinggalan sosok populer Seattle SuperSonics, Sam "The Big Smooth" Perkins.

Mereka sengaja didatangkan NBA untuk kebutuhan public relations. Bila para bintang Team USA tak bisa hadir menemui para VIP, para legenda inilah yang menggantikan. Bahkan, saking pentingnya para legenda ini, NBA punya tur khusus untuk mereka keliling dunia.

Kebetulan, Sam Perkins (kini 47 tahun) sekarang bekerja untuk Indiana Pacers, sebagai vice president player relations. Selain membantu perkembangan skill pemain, dia juga mengurusi ke-PR-an para pemain tersebut.

Kebetulan, salah satu bintang utama Pacers, Danny Granger, bakal terbang ke Surabaya pada 23-24 Agustus nanti. Top scorer Pacers itu akan menghadiri final Honda DetEksi Basketball League (DBL) 2008 Jawa Timur di DBL Arena, lantas memberi materi latihan kepada juara-juara kompetisi basket pelajar Jawa Pos Group itu, yang datang dari 11 kota, sepuluh provinsi di Indonesia.

Karena itulah, begitu mengetahui ada wakil Jawa Pos dan DBL yang diundang NBA (Azrul Ananda adalah commissioner DBL), Perkins ingin bertemu. Dalam acara reception VIP menjelang pertandingan Team USA melawan Turki, Perkins sempat ngobrol sejenak. Berikut beberapa petikan pembicaraan tersebut:

Tentang potensi All-Star Danny Granger:

Saya kenal Danny sejak dia kali pertama masuk NBA. Larry Bird (bos Pacers, Red) dulu sering meminta saya membantu soal player development. Sekarang, sudah dua bulan ini saya bekerja penuh untuk Pacers.

Danny sekarang berada di garis pembatas. Tinggal melangkah untuk menjadi seorang All-Star. Dia mungkin bisa melakukannya musim depan. Tapi Pacers harus mampu mengalahkan banyak tim untuk memberinya kesempatan. Tapi, cepat atau lambat, dia pasti akan menjadi All-Star.

Tentang peluang Granger jadi top scorer lagi:

Mungkin saja. Tergantung sang pelatih (Jim O'Brien, Red). Hanya pelatih yang belum saya kenal saat ini, belum sempat bertemu. Saya tahu semua pemain, dan mereka akan bersaing (secara positif). Ada Danny, Mike Dunleavy, T.J. Ford, Brandon Rush, Roy Hibbert, dan lain-lain. Kami punya banyak pemain bagus.

Tentang Granger datang ke Surabaya:

Danny adalah anak yang baik. Ini bakal menjadi perjalanan keluar pertamanya. Selama ini, saya sering melihat pemain yang berkunjung ke negara lain mendapatkan dampak positif. Danny butuh hal-hal seperti ini. Mungkin, setelah datang ke Surabaya, dia menjadi makin bersemangat dan itu mendorongnya menjadi seorang All-Star.

Tentang peluang Indiana Pacers musim depan:

Pacers bakal lebih baik. Saya tak tahu berapa kemenangan yang bakal kami dapatkan. Tapi kami akan meraih posisi satu sampai delapan (di wilayah timur dan masuk playoff). Kami tak ingin nomor sembilan (seperti musim lalu). Kami ingin minimal nomor delapan. (*)
 
[ Kamis, 07 Agustus 2008 ]
Boykins Gabung Tim Italia
NBA boleh bersikap adem ayem menanggapi isu eksodus para pemain ke Eropa. Namun, arus perpindahan pemain dari NBA menuju Eropa terus terjadi. Yang terbaru adalah kepindahan bintang Charlotte Bobcats Earl Boykins ke tim Italia Virtus Bologna. Kesepakatan antara dua pihak terjadi pada Selasa malam (5/8) waktu setempat.

Menurut agen Boykins, Mark Termini, kontrak antara Boykins dan Virtus Bologna berdurasi satu musim. Kesepakatan itu, menurut dia, bernilai lebih dari USD 3,5 juta. Nilai tersebut menjadi bayaran tertinggi yang didapat pebasket profesional di Italia.

Tambahan pendapatan juga akan diperoleh Boykins selama memperkuat tim tersebut. Dia bakal menjadi ikon baru bagi berbagai produk yang menjadi sponsor tim. Selain itu, dia memperoleh komisi dari pemasaran tim.

Sejak batas penentuan free agent pada 1 Juli lalu, Boykins menjadi pemain kesembilan yang keluar dari NBA. Dia mengikuti jejak Josh Childress (Atlanta Hawks) yang bergabung bersama Olympiakos (Yunani) dan pemain asal Puerto Riko Carlos Arroyo yang berlabuh di Maccabi Tel Aviv (Israel).

Di NBA, Boykins sudah sepuluh tahun berkarir. Point guard bertinggi badan 165 cm itu masuk NBA kali pertama bersama New Jersey Nets pada 1999. Selain Nets dan Bobcats, Boykins pernah bergabung bersama Cleveland Cavaliers, Orlando Magic, Los Angeles Clippers, Golden State Warriors, Denver Nuggets, dan Milwaukee Bucks. (ady/roq)
 
16775large.jpg


[ Kamis, 07 Agustus 2008 ]
LeBron Bisa ke Eropa
Kalau Ada yang Berani Bayar Rp 450 M Semusim

CLEVELAND - Magnet kompetisi di Benua Eropa masih terus mengusik para bintang NBA. Iming-iming gemerincing uang yang melimpah membuat beberapa pemain yang berstatus bintang medioker serta pemain yang memang berasal dari Eropa memilih berkiprah di liga basket Eropa.

Pada perkembangan selanjutnya, kabar tersebut turut berimbas kepada para bintang papan atas NBA. Setelah point guard Dallas Mavericks Jason Kidd menyatakan ketertarikannya, kini giliran bintang utama Cleveland Cavaliers LeBron James yang membuka pintu kesempatan. Namun, siapa pun yang berminat harus siap-siap menguras tabungan. Sebab, kabarnya, pemain yang dijuluki King James tersebut memasang banderol harga selangit.

Seorang kerabat dekat LeBron mengatakan kepada ESPN bahwa pemain yang memperkuat Timnas Amerika Serikat (AS) di ajang Olimpiade 2008 itu bersedia bermain di Eropa asalkan dengan tawaran bayaran sekitar USD 50 juta atau sekitar Rp 460 miliar (estimasi 1 USD = Rp 9.200). Bayaran sebanyak itu bukan untuk durasi kontrak tiga atau empat tahun, melainkan setahun!

Nilai bayaran sebesar tersebut memang tergolong fantastis. Namun, dalam bisnis olahraga, itu bukan sesuatu yang mustahil. Kepindahan David Beckham dari Real Madrid ke Los Angeles Galaxy dua tahun lalu, misalnya. Mantan kapten Timnas Inggris tersebut kabarnya menerima bayaran sekitar USD 250 juta untuk durasi kontrak lima musim.

Di pentas NBA, bayaran selangit juga pernah dikantongi sang legenda Chicago Bulls Michael Jordan pada musim 1997-1998. Saat itu, Jordan mengantongi bayaran sebesar USD 33 juta.

LeBron saat ini masih terikat kontrak bersama Cavaliers hingga 2009-2010. Ketika datang masanya King James berstatus free agent, Cavaliers maupun klub-klub NBA yang meminatinya wajib mengosongkan ruang salary cap untuk memberi tempat kedatangan LeBron dalam timnya.

Meski demikian, menurut perkiraan ESPN, tak satu pun yang akan memberikan tawaran mencapai USD 20 juta per tahun. Tawaran lebih dari nilai tersebut bisa saja dengan mudah diberikan oleh klub Eropa untuk mendapatkan superstar sekelas LeBron. Sebagai perbandingan, tim asal Yunani Olympiakos berani memberikan bayaran sebesar USD 30 juta untuk tiga musim pada bintang medioker sekelas Josh Childress.

Rumor tersebut memang belum memanas. Namun, sejauh ini dilaporkan bahwa sudah ada dua klub Eropa yang telah menghubungi LeBron. Mereka adalah Olympiakos dan tim asal Rusia CSKA Moscow. Namun, menurut sumber dekat LeBron, belum ada pembicaraan mengenai kontrak di antara mereka.

Beberapa kelebihan Eropa memang sulit bagi NBA beserta klubnya untuk menahan para bintangnya. Mata uang euro lebih kuat dibandingkan dengan dolar Amerika. Selain itu, klub Eropa tak mengenal salary cap dan bisa berlomba-lomba mendapatkan pemain termahal.

"Akan sangat mengecewakan kehilangan salah seorang di antara pemain hebat di NBA. Saya akan sangat terkejut jika bintang top memilih bermain di Eropa. Tapi, jika itu terjadi, masih akan ada pemain yang mengisi kekosongan tersebut," tutur Joel Litvin, president of League and Basketball Operation NBA.

Kekhawatiran juga mendatangi kubu NBPA (Asosiasi pemain NBA). Sebab, LeBron adalah salah seorang pemain yang menjadi ikon NBA saat ini. Kehilangan LeBron akan menjadi mimpi buruk bagi NBA.

"NBA memang terus memproduksi pemain. Tapi, LeBron adalah salah seorang di antara tiga atau empat pemain yang penting. Seperti bila kami kehilangan Kobe (Bryant), itu akan sangat menghancurkan," ujar salah seorang pejabat NBPA yang tak disebutkan namanya.

Sebelum LeBron memasang banderol tinggi untuk kemungkinan berkarir di Eropa, bintang Miami Heat Dwyane Wade juga pernah memasang tarif untuk kemungkinan itu. Harga yang dipasangnya masih lebih rendah dibandingkan LeBron, yaitu USD 40 juta per musim. (ady/roq)
 
duh.. aku takut..
kok Eropa gitu, sihhh...... kalo mo bikin liga basket kayak NBA, gak mesti ngerekrut pemain NBA..!! persaingan jadi gak sehat!! emang, di Eropa gak ada yang bisa main basket, apa??!!
 
17111large.jpg


[ Sabtu, 09 Agustus 2008 ]
???Magic Johnson??? ke Lakers


LOS ANGELES - Bintang basket asal Tiongkok yang beredar di NBA bertambah satu lagi. Nama baru itu adalah Sun Yue yang resmi bergabung dengan finalis NBA musim kemarin, Los Angeles Lakers.

Pebasket yang berjuluk Magic Johnson Tiongkok itu sudah menyepakati klausul kontrak selama dua musim bersama Lakers. Klub yang ber-home base di Staples Center itu berharap agar kontrak formal sudah bisa diteken dalam beberapa hari ke depan.

"Kami tentu sangat berharap semuanya bisa segera terselesaikan dalam waktu dekat ini," ungkap John Black, juru bicara LA Lakers, seperti dilansir Associated Press.

Ketertarikan Lakers kepada pria bertinggi badan 206 cm tersebut tidak lepas dari penampilannya yang menawan ketika membela klub lamanya, Beijing Aoshen Olympians. Dia juga pilar tim basket Tiongkok yang terjun di Olimpiade 2008 Beijing.

Ketertarikan Lakers bermula dari penampilan Sun Yue ketika membela Timnas Tiongkok saat tampil di Las Vegas Summer League 2007. Kala itu, Mitch Kupchak, general manager Lakers, ikut menyaksikan laga tersebut.

Setelah melihat performa Sun Yue, Lakers langsung menjadikan pebasket kelahiran Cangzhou, 6 November 1985, itu berada dalam daftar teratas untuk bergabung. Akhirnya, keinginan mereka terwujud dengan kesepakatan kontrak selama dua tahun.

Tapi, Sun Yue harus bersaing ketat dengan Derek Fisher untuk mengisi posisi sebagai point guard. Sebab, selama ini Fisher-lah yang kerap jadi pilihan utama di posisi itu. Belum lagi ada Jordan Farmar yang jadi cadangan dari Fisher.

Selain sebagai point guard, Sun Yue mampu dimainkan pada posisi lain, yakni shooting guard. Selain Sun Yue, untuk memperkokoh Lakers, Kupchak menyatakan sedang mempertimbangkan memperpanjang kontrak center Andrew Bynum.

Bynum ditawari salary sebesar USD 80 juta dengan durasi kontrak selama lima musim. Sekarang Lakers sedang menunggu respons dari Bynum, yang menjadi andalan pelatih Phil Jackson, sebagai center utama Lakers.

Sementara itu, Sun Yue akan segera bermain satu lapangan dengan Kobe Bryant sebelum NBA dimulai. Tapi, kali ini mereka tidak bermain sebagai rekan, melainkan lawan. Sebab, Bryant membela Tim Basket AS, sedangkan Sun Yue membela Tiongkok. Kedua tim saling berhadapan dalam pertandingan pembuka Olimpiade Beijing Minggu besok (10/8). (ham/roq)
 
17706large.jpg


[ Selasa, 12 Agustus 2008 ]
Ricky Rubio; Anak Ajaib Spanyol yang Ditunggu NBA
Sudah Pro sejak Umur 14

Team USA boleh jadi favorit penonton di Beijing. Tapi, ada pemain berumur 17 tahun yang mungkin mendapat sorotan lebih. Dia adalah Ricky Rubio, anak ajaib Spanyol yang sudah lama diincar NBA.

---

Tampangnya masih culun. Badannya masih kurus. Tapi, jangan pernah remehkan Ricky Rubio. Pemain Spanyol ini sudah masuk liga utama negaranya, ACB, di klub DKV Joventut Badalona, sejak umur 14 tahun. Sekarang, di usia 17 tahun, dia sudah mendapatkan kepercayaan membela timnasnya di Olimpiade Beijing.

Dan di Beijing, sejumlah pengamat dari berbagai penjuru dunia akan mengawasi penampilannya. Khususnya dari NBA, yang mengincarnya untuk NBA Draft tahun depan.

Guard ini dikenal punya permainan supercepat, dengan gaya-gaya ajaib bak pesulap. Tak heran, orang pun membanding-bandingkannya dengan ''Pistol" Pete Maravich, bintang lawas NBA yang dikenal suka melakukan gerakan-gerakan tak terduga.

Minggu lalu (10/8), Rubio menjalani debutnya di Timnas Spanyol melawan Yunani. Hasilnya lumayan. Dia belum dipaksakan bermain lama (hanya 13 menit) dan belum diberi kebebasan melakukan gerakan-gerakan antik. Meski demikian, dia masih mampu mencetak tujuh poin dan satu assist, membantu Spanyol menang, 81-66.

Aito Garcia Reneses, pelatih Spanyol, bilang bahwa Rubio belum memperlihatkan kemampuan penuhnya. ''Dia punya otak bagus untuk usianya. Dia telah bermain baik dalam persiapan (menuju Olimpiade). Hari ini (Minggu lalu, Red) dia masih biasa-biasa saja. Tapi, seorang pemain tidak akan bermain sempurna di semua kesempatan. Pada setiap pertandingan, dia akan dituntut untuk berkembang," paparnya.

Sorotan terbesar untuk Rubio akan dia dapatkan Sabtu akhir pekan ini (16/8). Hari itu, Spanyol akan berhadapan dengan unggulan utama medali emas, Team USA. Kalau dipasang, Rubio akan berkesempatan mengadu bakatnya melawan Jason Kidd, Chris Paul, Deron Williams, atau bahkan Kobe Bryant.

Seharusnya, duel ini adalah preview final Olimpiade Beijing nanti. Dan secara keseluruhan, Spanyol disebut sebagai satu-satunya tim yang bisa mengalahkan Team USA. Maklum, tim itu juga punya banyak bintang NBA. Ada Pau Gasol, adiknya Marc Gasol, Juan Carlos Navarro, Jose Calderon, dan Jose Garbajosa.

Menghadapi duel dahsyat itu, Rubio mengaku tak gentar. "Saya selalu menganggap umur tidaklah penting. Wasit tak peduli kita umur 16 atau 28," ucapnya seperti dilansir Associated Press. "Saya sama sekali tidak merasakan beban. Saya hanya memikirkan pertandingan saya yang selanjutnya," tandasnya.

Andai Rubio mampu memukau dalam pertandingan itu, masa depannya sebagai pemain elite dunia mungkin langsung aman. Masalahnya sekarang, mampukah NBA mendapatkan Rubio? Ingat, dengan nilai tukar euro yang jauh di atas dolar AS, justru lebih banyak pemain NBA yang lari ke Eropa.

Kontrak Rubio dengan Joventut disebut baru akan berakhir saat dia berusia 20 tahun nanti (2011). Kontrak terakhir itu diteken orang tuanya saat dia masih berumur 15 tahun. Kalau mau cabut, sebenarnya bisa. Namun, Joventut disebut menuntut ongkos pembatalan kontrak senilai 6 juta euro, atau sekitar USD 9 juta, atau lebih dari Rp 80 miliar!

Padahal, di NBA ada batasan gaji seorang rookie. Kalau dia masuk pilihan 14 besar, gaji maksimalnya di kisaran USD 4 juta (sekitar Rp 37 miliar). Belum lagi batasan-batasan lain. Jadi, belum tentu ada tim yang mau mencomotnya dan membayar pembatalan kontrak tersebut. Bukan hanya itu, belum tentu Rubio mau pindah ke AS untuk meraih bayaran lebih rendah dari di Eropa.

Penggemar basket tentu penasaran, seperti apa masa depan Rubio nanti. Karena itu, mulai Olimpiade Beijing ini, perhatikan terus pertandingan Spanyol. Perhatikan pula performa Rubio. Kelak, dia bisa jadi pemain terbaik di dunia, walau mungkin tak pernah tampil di NBA. (azrul ananda)

---

Ricard Rubio Vives
Panggilan: Ricky
Kebangsaan: Spanyol
TTL: Barcelona, 21 Oktober 1990
Tinggi/berat: 192 cm/82 kg
Liga: ACB Spanyol dan Euroleague
Klub: DKV Joventut Badalona
Prestasi pribadi tertinggi: Most Valuable Player - FIBA Eropa U-16 2006
 
Back
Top