[ Minggu, 17 Agustus 2008 ]
Bulls Terancam Kehilangan Gordon
CHICAGO - Kekuatan tim NBA Chicago Bulls terancam makin lemah musim depan. Top scorer mereka dalam tiga musim terakhir, Ben Gordon, mengancam segera hengkang. Berlarut-larutnya negosiasi perpanjangan kontrak antara Bulls dengan pihaknya menjadi penyebab utama.
"Saya kira aman untuk mengatakan bahwa saya telah bermain dalam pertandingan terakhir dengan mengenakan seragam Bulls," ungkap Gordon seperti dikutip ESPN.
Dia mengakui, agennya, Raymond Brothers, telah mendekati beberapa tim lain. Perbincangan tersebut seputar kemungkinan penandatanganan dan pertukaran yang melibatkan Gordon.
"Saya sangat optimistis itu akan terjadi. Itu sudah sangat mendekati," terang guard yang musim lalu meraih rata-rata 18,6 poin tersebut.
Brothers tak menampik kabar tersebut. Meski demikian, dia tak mau mengungkapkan dengan klub mana saja dirinya mengadakan perbincangan dan negosiasi.
Namun, hal itu sekaligus membuka kemungkinan Gordon bersedia bermain di Liga Eropa. Sebenarnya, berbagai pembicaraan mengenai kontrak juga telah dilakukannya bersama Bulls.
Sejauh ini, hanya ada satu kepastian dari pembicaraan tersebut. Gordon tak akan menandatangani penawaran Bulls yang berupa kontrak selama setahun dengan nilai USD 6,4 juta (sekitar Rp 58,24 miliar).
Sejauh ini pula, belum ada komentar apa pun dari kubu Bulls. Namun, Gordon menegaskan sempat frustrasi dan merasa terlupakan karena lambatnya negosiasi dengan Bulls.
Dengan demikian, dia merasa jalan terbaik baginya adalah bermain di tempat lain dan meninggalkan kenangan bersama Bulls.
Tekad Gordon makin bulat mengingat para pemain dalam daftar roster Bulls musim depan. Bagi dia, tim sudah dipenuhi oleh pemain berposisi guard.
"Di trade deadline musim lalu, mereka menambah guard. Selain itu, saya melihat menit bermain saya makin sedikit. Tahun ini, problemnya sama. Tak akan lebih baik. Situasi akan lebih baik bagi saya untuk mencari klub lain," beber Gordon.
Musim lalu, Bulls mengajukan tawaran USD 50 juta untuk perpanjangan kontrak selama lima musim. Namun, Gordon mengacuhkan dan lebih memilih menentukan nasib sendiri saat kontraknya berakhir.
Dia menolak tawaran itu dengan alasan nilai tersebut masih di bawah keinginannya. Gordon pernah mengatakan, seharusnya dirinya menjadi pemain Bulls dengan bayaran tertinggi.
Salah satu penyebabnya adalah sumbangan poin konsistennya. Sebagai perbandingan, saat ini bayaran tertinggi di Bulls dipegang oleh Luol Deng yang baru saja menandatangani kontrak enam tahun senilai USD 71 juta. (ady/diq)